"Lo....siapa?." tanya Laysha lemah.
DEG. Laysha....Apakah Laysha hilang ingatan?. Jeje berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Laysha tidak amnesia.
"Nama gue siapa?." tanya Laysha.
Jeje terkejut. Bahkan Laysha lupa akan namanya sendiri. Orang tua Laysha datang. Jeje tak tau harus mengatakan apa.
"Laysha, kamu baik² aja kan nak?."
Raut wajah Laysha nampak kebingungan.
"Laysha itu siapa?." tanya Laysha lagi.
Mama Laysha nampak terkejut bukan main. Anaknya, amnesia. Mama Laysha menangis sejadi-jadinya. Buru² Jeje memanggil dokter untuk memeriksa Laysha, lagi.
"Nona Laysha mengalami amnesia. Dan untungnya amnesia ini, tidak bersifat permanen. Tolong nona Laysha dibantu mengingat semuanya perlahan-lahan." ujar dokter sesaat sebelum meninggalkan ruang rawat inap.
Kini Laysha sudah dipindahkan diruang rawat inap mengingat ia sudah sadarkan diri. Laysha hanya diam. Bagaimana tidak diam, dirinya saja lupa akan namanya.
Jeje dengan telaten menyuapi Laysha. Tiba² terdengar suara pintu terbuka. Disana nampak Sehan dengan napas terengah-engah menghampiri Laysha. Jeje mempersilahkan Sehan duduk.
"Laysha, lo nggak apa² kan?. Sorry ya, gue baru jenguk lo. Gue baru pulang dari Pakistan soalnya." ujar Sehan mencoba menjelaskan.
Laysha hanya diam memandangi Sehan. Sedangkan Sehan ganti memandangi Jeje
"Laysha kenapa diam aja?." tanya Sehan pada Jeje.
"Laysha amnesia." jawab Jeje.
Sehan menggeleng. Mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini tidak nyata.
"Lo jangan bercanda je."
"Gue nggak bercanda han." bentak Jeje.
Perlahan Sehan mendekat pada Laysha.
"Lo siapa?." tanya Laysha.
"Gue Sehan. Lo beneran lupa sama gue?."
Laysha mengangguk.
"Nama lo Sehan. Kalau nama gue...."
"Nama lo Laysha Leanonarda kan?!." potong Sehan dengan cepat.
Laysha mengangguk dan tersenyum lagi. Tiba² Laysha terasa sangat pusing. Kejadian dimasa lalu sedikit demi sedikit memasuki pikirannya. Laysha mengerang kesakitan.
"Laysha kamu nggak apa²?." tanya Jeje khawatir.
"Aku nggak apa² kok."
"Yaudah. Mending sekarang kamu istirahat ya?!."
Laysha hanya mengangguk. Jeje mencium kening Laysha singkat. Ia mengajak Sehan keluar ruangan supaya bisa berbicara berdua saja.
"Lo kemana aja selama ini?." tanya Jeje pada Sehan.
"Selama 3 bulan gue di Pakistan. Hari ini baru nyampek langsung dapet kabar kalau Laysha kecelakaan. Gue langsung kesini. Gue khawatir banget sama keadaan Laysha."
"Lo tenang aja. Sebagai calon suami yang baik buat dia, gue pasti akan selalu disampingnya." ujar Jeje percaya diri.
"Tunggu. Calon suami?."
Sehan nampak kebingungan. Ia mencoba mencerna setiap perkataan Jeje barusan.
"Lo nggak tau kalau gue sama Laysha udah tunangan?."
"Gue nggak tau."
"Bentar lagi gue nikah sama Laysha. Tenang aja, gue pasti kirim undangannya ke lo kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomanceAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...