CHAPTER 17

208 7 2
                                    

Jangan-jangan.......perubahan sikap Sehan ada sangkut pautnya dengan Jeje. Ah tidak mungkin. Sudahlah, nanti ku tanyakan saja pada Jeje. Lebih baik sekarang aku fokus pada kegiatanku. Makan bekal.

Selang waktu 15 menit, bel masuk kembali terdengar. Ku masukkan bekalku kedalam laci. Dan duduk manis menunggu guru datang. Tiba² ketua kelasku masuk dan mengumumkan bahwa guru mapel saat ini tidak masuk. Ah, betapa leganya. Lumayan, 2 jam pelajaran kosong. Akupun memilih berkutat dengan ponselku. Mencoba untuk chatting dengan Jeje. Namun sepertinya dia sedang ada KBM. Buktinya dia tidak membalas pesanku.

Yasudah, akupun memutuskan untuk mendengarkan musik sembari tiduran. Ku ambil headphone didalam tas, lalu ku pasangkan dan mulai kudengarkan musiknya. Ah, hal seperti inilah yang membuatku hidupku sedikit lebih rileks. Ku letakkan kepalaku diatas meja dan mencoba untuk tidur.

Author POV

Bel pulang menggema di seluruh penjuru sekolah. Semua murid berlomba-lomba untuk segera keluar dari kelas dan segera menuju parkiran. Hal ini juga berlaku pada Jeje. Ia melangkahkan kakinya menuju kelas Laysha. Saat hendak masuk, Laysha terlebih dahulu keluar dan bertemu dengan Jeje di ambang pintu. Keduanya berada pada tatapan yang hangat.

"Mau sampai kapan disini?." Tanya Laysha memecah keheningan.

"Sampai aku puas liat wajah cantik kamu." Jawab Jeje asal-asalan.

"Apaan sih. Udah yuk buruan pulang." Ucap Laysha yang berusaha menutupi pipinya yang merona.

Dengan senang hati, Jeje hanya berusaha menyamakan langkahnya dengan Laysha. Sesekali Jeje mencoba untuk menggoda Laysha. Tapi tak ada respon. Hingga Jeje menyerah dan memutuskan untuk mengantarkan Laysha pulang.

Didalam mobil, keheningan menyeruak diantara mereka. Tidak ada yang berusaha untuk memecah. Hingga tak terasa sudah sampailah mereka di rumah Laysha.

"Thank you ya je." Ujar Laysha saat hendak keluar dari mobil.

"Sama². Entar malem kita bimbingan ya?." Tanya Jeje.

Laysha hanya mengangguk sembari tersenyum pertanda mengiyakan. Setelah memastikan bahwa Jeje telah berlalu, Laysha memutuskan untuk masuk ke dalam rumah & beristirahat.

*****KPTL*****

Saat hendak menuju taman belakang sembari menunggu Jeje, tiba² ponsel Laysha berdering. Tanda satu panggilan masuk. Dilihatnya dari Jeje. Tanpa berpikir panjang, Laysha pun segera mengangkat panggilan itu.

"Hallo je."

"Hallo sha. Sorry ya, aku gak boleh keluar nih. Kamu mau nggak dateng ke rumah aku buat belajar bareng?." Tanya Jeje sedikit ragu.

"Oke. Bentar lagi aku otw kesana ya?."

"Iya. Makasih ya sha. Maaf kalau malem² ngerepotin."

"Gapapa kali je."

"Ya udah, kalau gitu kamu hati² dijalan ya sayang."

"Iya."

Telepon pun terputus. Dengan segera Laysha bersiap-siap menuju rumah Jeje.

Dua puluh menit berlalu. Kini Laysha telah sampai didepan rumah Jeje bersiap untuk mengetuk pintu. Namun sebelum itu ia merapikan ssdikit pakaiannya. Ia tarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, lalu mengetuk pintu utama rumah Jeje.

Pada ketukan ketiga barulah terdengar suara langkah kaki mendekati pintu utama. Betapa terkejutnya Laysha saat tau siapa yang membukakan pintu untuknya.

"Tampan sekali lelaki ini." Gumam Laysha.

"Cari siapa ya?." Ujar lelaki itu memecah keheningan.

"Jeje nya ada?." Tanya Laysha kikuk.

"Oh temennya Jeje. Dia nya ada di gazebo di taman belakang. Langsung kesana aja." Ucap lelaki itu sembari memberikan senyum manisnya yang mampu membuat wanita yang melihatnya akan terkesima.

Laysha hanya diam saja. Mungkin dia terpesona dengan lelaki itu. Dengan langkah anggunnya Laysha berjalan menuju taman belakang tempat dimana kini Jeje berada. Setelah memastikan Jeje berada di gazebo yang ia lihat, Laysha segera menghampirinya.

"Maaf ya nunggu lama."

"Gapapa kok sha."

"Tadi yang bukain pintu itu siapa?." Tanya Laysha hati².

"Oh, dia kakak ku. Namanya Bahru Razaq Hastara. Baru pulang dari Amerika." Jawab Jeje.

Laysha hanya mengangguk. Lalu mulailah mereka belajar bersama.

*****KPTL*****

"Thank you ya udah mau kesini."

"Iya sama²."

"Kamu kesini tadi naik mobil atau gimana?."

"Tadi dianterin sama mama. Pulangnya mau naik taksi aja lah."

"Jangan. Udah malem tau. Biar aku aja yang anterin kamu pulang."

Belum sempat Laysha mencegah, buru² Jeje sudah meminta izin pada mamanya. Dan bertemulah Laysha dengan Bahru, kakak Jeje.

"Hay, udah mau pulang?. Aku anterin ya?." Tawar Bahru pada Laysha.

Belum sempat Laysha hendak menjawab tawaran Bahru, Jeje sudah lebih dahulu angkat bicara.

"Enggak. Laysha cewek gue. Lo nggak usah main anter² dia." Ucap Jeje sedikit geram.

"Jadi, dia ceweknya elo. Cantik juga." Ujar Bahru sambil sesekali memandang Laysha.

Yang dipandang hanya tertunduk malu. Tak berani menatap. Jeje yang geram melihat kondisi ini buru² menarik tangan Laysha supaya cepat pulang.

"Jangan didengerin ya kata² nya kakak ku. Dia emang suka nge gombalin semua cewek." Ucap Jeje.

Laysha hanya mengangguk. Melajulah mobil Jeje dijalan raya untuk mengantarkan Laysha pulang.

"Hm, sha. Besok aku ada tanding basket. Kamu nonton ya?!."

"Tapi....."

"Nggak ada tapi²an sha. Pokoknya besok harus nonton biar aku tambah semangat tandingnya. Besok aku jemput jam 7 pagi ya." Paksa Jeje.

"Iya Jeje." Ucap Laysha pasrah.

Jeje tersenyum penuh kemenangan. Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai dirumah Laysha. Namun Laysha tak buru² turun. Ia malah masih duduk didalam mobil sembari menundukkan kepalanya. Jeje yang merasa ada yang aneh, buru² tanya pada Laysha.

"Sha, kamu nggak turun?." Tanya Jeje hati².

"Ada yang mau aku tanyain je sama kamu. Boleh?." Tanya Laysha balik.

Jeje nampak berpikir sejenak. Lalu ia mengiyakan pertanyaan Laysha.

"Apakah perubahan sikap Sehan akhir² ini ada sangkut pautnya dengan kamu?."

"Maksudnya sha?."

"Kamu nggak ngancem Sehan kan buat ngejauhin dia dari aku?." Tanya Laysha to the point.

"Ya nggak lah sha. Mana mungkin aku ngancem dia. Terakhir aku ngomong sama dia aja waktu dirumah kamu. Waktu belajar bareng."

"Emang kamu ngomongin apa sama dia?."

"Aku cuman nanya gini 'lo gak ada niat buat balikan kan sama Laysha'. Terus dia jawab 'nggak, aku tau dia sayangnya cuman sama kamu.' Terus aku bilang lagi nih sama dia 'bagus deh kalau lo nyadar'. Udah gitu doang sha. Emang didalam perkataanku waktu itu ada kata yang ngancem dia?. Enggak kan. Tapi terserah kamu sih mau percaya aku atau percaya dia." Ujar Jeje yang sudah tersulut emosi.

"Aku percaya kamu kok je. Maaf ya udah bikin kamu badmood." Ucap Laysha oenuh kelembutan.

"Iya gapapa." Ujar Jeje jutek.

"Ya udah aku turun dulu. Makasih udah nganterin aku."

Tanpa ada niat untuk membalas ucapan Laysha, buru² Jeje melajukan mobilnya meninggalkan rumah Laysha.

*****KPTL*****

Maaf kalau chapter ini feel nya gak dapet, typo bertebaran, dan gaje. Tetep tinggalin vote + comment ya?! Thank you 😘

Kau Pergi Tinggalkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang