4 tahun kemudian.
Laysha dan Sehan sedang berjalan-jalan di mall.
"Sha, jangan jalan mundur gitu. Nanti lo nabrak orang." Ujar Sehan was².
Laysha memeletkan lidahnya. Ia tak peduli dengan perkataan Sehan. Benar saja. Ia menubruk seseorang. Laysha terjatuh. Ia segera berdiri dan meminta maaf.
"Maaf ya aku nggak sengaja."
Laysha terpaku. Sehan tercengang. Seakan tak percaya, Laysha menutup mulutnya sendiri. Rasa haru menjalari hatinya.
"Jeje." panggil Laysha pelan.
"Apa kabar Laysha?." tanya Jeje dengan gagahnya.
"Aku baik. Kamu sendirian?."
"Oh, nggak. Aku lagi sama....."
"Sayang aku udah selesai nih belanjanya."
Deg! Kata² 'sayang' yang keluar dari mulut wanita itu membuat hati Laysha sakit. Siapa wanita itu?.
"Je, mereka siapa?." suara wanita itu membuyarkan lamunan Laysha.
"Mereka temanku. Ini Laysha. Dan ini Sehan."
"Hay. Perkenalkan. Aku Charoline. Tunangannya Jeje."
Apa?. Lagi² Laysha ingin menangis. Jadi ini yang dibawa Jeje dari Amerika. Lalu, perkataan Jeje yang akan kembali untuk menikahi Laysha itu apa?. Sebuah kebohongan?. Laysha tersenyum miris.
"Aku pergi dulu ya sha." ujar Jeje berpamitan.
Jeje & Charoline pun berlalu meninggalkan Sehan dan Laysha disana.
"Han, kita pulang aja yuk?!."
"Yaudah. Yuk."
Didalam mobil, Laysha diam. Tak menangis, tak bercerita apapun. Mungkin sesampainya dirumah nanti akan dikeluarkan semuanya. Jalanan tak seramai biasanya. Mobil Sehan dapat melaju dengan cepat.
Tiba dirumahnya Laysha, Sehan segera turun dan membukakan pintu untuk Laysha. Setelah masuk rumah, Laysha tiba² menangis. Benar saja dugaan Sehan.
"Han, itu tadi bener Jeje?."
"Iya sha. Lo yang sabar ya?!."
"Dia bilang sama gue empat tahun lalu, kalau dia bakal balik kesini dan nikahin gue. Tapi apa, dia malah bawa tunangannya. Gila nggak sih han?."
"Gue tau sha. Gue juga nggak tau lo harus ngapain. Saran gue, lo harus bersabar."
"Sabar gue udah terbalaskan dengan pengkhianatannya dia han. Gue udah cukup bersabar. Tapi ini ternyata balasannya."
"Nggak sha. Kalau lo sabar, balasannya bakal lebih baik kok. Mungkin aja Jeje cuman nguji kesabaran lo aja."
Laysha diam. Sehan juga tak tau harus bagaimana. Yang pasti, saat ini Laysha sedang terpuruk dan butuh tempat bersandar. Dan dengan lapang, sudah pasti Sehan bersedia menjadi tempat Laysha untuk bersandar.
Lelah karena menangis, Laysha akhirnya tertidur disofa ruang tamu. Sehan menghela nafas panjangnya. Ini berarti ia harus menggendong Laysha ke kamarnya. Orang tua Laysha sedang berada di luar kota. Sehan lah yang setiap hari menemani Laysha.
Sehan tersenyum melihat wajah damai Laysha saat tidur. Bekas air mata yang mengering sangat tampak diwajah cantik Laysha. Dielusnya pelan pipi Laysha.
"Kau tetap saja cantik Laysha." gumam Sehan.
Sadar dari lamunannya, Sehan segera menggendong Laysha menuju ke kamarnya.
Sesampainya dikamar Laysha, Sehan buru² menidurkan Laysha diranjangnya. Lagi² Sehan menatap wajah Laysha lekat. Rasanya ia tetap ingin seperti ini. Selalu dekat dengan Laysha. Entah apapun alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomanceAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...