"Kamu masih ingat kan pertanyaan ku satu minggu yang lalu?. Apakah kau sudah mempunyai jawabannya?."
"Ya. Gue udah punya jawabannya."
Jeje menunggu Laysha melanjutkan ucapannya. Jujur saja, ia merasa deg-degan dengan jawaban yang akan dilontarkan Laysha. Sebelum mengatakan semuanya, Laysha menarik napasnya dalam².
"Aku bakal kasih kamu kesempatan satu kali lagi."
Jeje tersenyum bahagia. Kesempatan yang diberikan Laysha tak akan disia-siakannya lagi. Jeje menggenggam tangan Laysha. Ia menyalurkan rasa cintanya. Laysha hanya tersenyum bahagia melihat Jeje bahagia.
❇❇❇⭐❇❇❇
"Lo yakin mereka balikan?."
"Gue yakin sa. Gue lihat sendiri."
"Lo tau darimana?."
Salsa bingung. Apakah ia harus percaya dengan omongan El Juan?. Lama terdiam, El Juan angkat bicara.
"Gue sayang sama lo sa." ujar El Juan tanpa menjawab pertanyaan Salsa.
Sejenak Salsa memandang El Juan. Hingga akhirnya ia berbicara.
"Tapi gue nggak." ujar Salsa lalu beranjak pergi.
El Juan hanya diam. Jujur saja, sudah lama, El Juan memendam perasaannya untuk Salsa. Namun ia juga tak bisa memungkiri bahwa ia tau jika Salsa masih mencintai Jeje. Ini sulit bukan?!.
***~***
"Makasih ya je udah nganterin aku pulang."
"Iya sha. Makasih juga kamu udah nemenin aku seharian ini. Ngomong², aku boleh kan main ke rumah kamu setiap hari?." tanya Jeje.
"Boleh kok je. Aku masuk duluan ya?!."
Jeje hanya tersenyum menanggapi ucapan Laysha.
Sepulangnya mengantar Laysha, Jeje berencana untuk segera istirahat. Namun niat itu urung dilakukannya, karena ada seseorang yang menelponnya.
"Halo."
"Halo je. Gue ada di depan rumah lo nih. Lo keluar dong."
Dilihatnya lagi ponselnya. Tak ada nama yang tertera disana. Dengan langkah berat, Jeje pun turun dan membukakan pintu untuk tamu yang mencarinya.
Saat pintu dibuka, disana tampak seorang wanita dengan perawakan semampai, body mulus, putih, dan tentunya cantik. Tapi Jeje amat membenci wanita ini.
"Salsa. Lo ngapain disini malem²?."
Tanpa babibu, tiba² Salsa memeluk Jeje dengan eratnya. Yang dipeluk sontak saja kaget bukan main.
"Lo apa²an sih sa?. Lepasin." ujar Jeje sembari berusaha melepaskan pelukan Salsa.
"Biar gini dulu je, bentar aja." ujar Salsa memohon.
Dari kejauhan, tampak ada seseorang yang memotret kemesraan mereka.
Karena sudah muak, Jeje pun melepas pelukan Salsa dengan paksa.
"Gue tanya sekali lagi, lo ngapain kesini?."
"Gue mau ketemu sama lo je. Gue kangen sama lo."
Jeje memutar bola matanya jengah. Kenapa wanita yang satu ini terlalu terobsesi padanya.
"Udah curhatnya?. Mending sekarang lo pulang."
"Anterin gue ya?!. Emang lo tega, gue pulang sendirian."
Jeje menghembuskan nafasnya kasar. Lagi², dengan berat hati Jeje menuruti kemauan mantannya yang satu itu.
Di perjalanan pun, Salsa terus menerus memandangi Jeje. Karena merasa dipandang terus menerus, Jeje pun angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomanceAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...