Sesaat tibanya Jeje dirumah.
"Lu kenapa mukanya ditekuk gitu?." Tanya Bahru.
Tak menghiraukan pertanyaan sang kakak, buru² Jeje berlalu menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Bahru yang melihat adanya keanehan dengan sikap Jeje berusaha menyusul Jeje ke kamarnya.
Tok...tok....tok. Tak ada sahutan dari dalam. Bahru mencoba untuk membuka pintunya. Benar saja, tidak dikunci. Dengan langkah sigapnya, Bahru mendekati Jeje yang terduduk lesu diatas ranjangnya.
"Ada apa sih? Pulang nganterin pacar tiba² bete gitu."
"Gak ada apa² bang." Ujar Jeje mencoba berdusta.
"Gini² gue abang lo je. Siapa tau dengan lo cerita sama gue, lo ngerasa baikan."
Jeje menghela nafas berat dan menghembuskannya kasar. Lalu mulailah Jeje menceritakan semuanya pada Bahru. Mulai dari ia kenal Sehan, hingga masalah ini terjadi. Bahru yang diceritai hanya manggut².
Setelah dirasanya cukup, Jeje mencoba meminta pendapat dari sang kakak. Dengan senang hati, Bahru berusaha untuk memberi nasihat terbaiknya. Sejenak Jeje mencoba mencerna setiap perkataan dari Bahru.
"Thank you ya bang, udah mau dengerin cerita gue."
"Sama² je. Kalau lo mau cerita apapun, cerita ama gue."
"Iye. Udah gue mau tidur. Besok ada tanding basket."
"Besok lo tanding? Terus lo ngajak cewek lo nggak?." Tanya Bahru.
"Menurut lo?. Masak iye gue punya cewek tapi kagak ngajak dia."
"Siapa tau aja. Kalau lo gak ngajak dia, kan gue bisa tuh ngajak dia." Goda Bahru.
"Udah, udah. Lo keluar sono. Gue mau tidur"
"Ye, malah ngusir. Iye, gue keluar nih." Ujar Bahru sembari melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Jeje.
*****KPTL*****
Laysha menggeliat diatas ranjangnya. Ia masih malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Diambilnya ponsel miliknya, siapa tau Jeje mengiriminya pesan. Nihil. Tak ada pesan ataupun panggilan disana. Dengan langkah gontainya Laysha berjalan menuju kamar mandi, dan bersiap-siap.
Tok....tok....tok
Dengan langkah tergesa-gesa mama Laysha membukakan pintu utama. Terlihatlah Jeje berdiri disana.
"Nak Jeje. Ayo mari masuk."
Jeje pun menurut saja. Ia hanya mengekor dibelakang mamanya Laysha.
"Jemput Laysha ya?." Tanya mama Jeje.
"Iya tante." Jawab Jeje santun.
"Tante panggilin sebentar ya?!." Pamit mama Laysha.
Jeje hanya mengangguk sembari tersenyum. Dengan langkah anggunnya, mama Laysha naik menuju lantai atas untuk mencapai kamar Laysha. Diketuknya pintu kamar Laysha perlahan.
"Masuk aja ma, gak dikunci."
Tanpa basa-basi lagi, mama Laysha buru² masuk dan berniat menyuruh Laysha untuk segera turun. Didepan cermin, Laysha memperhatikan penampilannya. Sudah cantik. Lalu barulah Laysha turun untuk menemui Jeje.
"Berangkat sekarang je?." Tanya Laysha.
Jeje hanya mengangguk. Laysha tau Jeje masih kesal dengannya. Namun sebisa mungkin Jeje harus bisa menutupi kekesalannya didepan mama Laysha.
"Ma, Laysha sama Jeje berangkat dulu ya?." Pamit Laysha.
"Iya. Hati² ya?!."
*****KPTL*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
Lãng mạnAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...