CHAPTER 9

281 12 0
                                    

"Apakah ia melihatku bersama Sehan tadi?." Gumam Laysha.

Laysha pun menepis semua pikiran² negatif nya mengenai apa yang membuat Jeje kesal. Lima belas menit sudah ia menghabiskan waktu di dalam mobil dengan berdiaman saja. Sebenarnya Laysha sangat tidak nyaman bila ia harus menghadapi situasi seperti ini.  Sesampainya di rumah Laysha, Jeje pun berlalu begitu saja.

Jeje POV

Aku benci melihatmu bersama Sehan, sha. Kau tau, aku begitu takut kehilangan kamu. Kehilangan wanita yang benar² aku cintai setelah mamaku. Sebenarnya aku tak tega mendiamkan Laysha seperti ini. Aku ingin memeluknya. Namun aku masih kesal kepada Sehan. Bukan kesal pada Laysha. Mengapa Sehan hadir disaat Laysha tengah berbahagia bersamaku.

Tak terasa sudah sampai dirumah Laysha. Setelah ku pastikan dia turun, langsung saja aku pergi dari pekarangan rumah Laysha. Maaf Laysha. Aku tak bermaksud membuatmu terluka. Aku benar² tak tau harus bagaimana caranya bersikap. Aku tau. Aku harus lebih dewasa menghadapi setiap masalah yang erat hubungannya dengan perasaan ini. Perasaan yang berbeda.

Setelah memarkirkan mobil. Aku bergegas masuk rumah dan menuju kamar. Aku begitu lelah dengan semua ini. Aku memutuskan mandi lalu makan malam bersama mama. Hanya ada mama, aku, dan satu pembantu di rumah ini. Papaku berada di Amerika. Beliau harus mengurus cabang perusahaannya yang berada di sana. Aku begitu merindukan papa.

Papa adalah lelaki yang mengajarkanku bagaimana caranya lelaki sejati menyelesaikan masalah. Selesai mandi, pikiranku sedikit tenang. Namun belum sepenuhnya tenang. Ku putuskan untuk ke bawah sekedar menonton TV. Mama memanggilku untuk makan malam. Aku harus menjaga mama, apapun kondisiku. Aku benar² menyayangi kedua orangtua ku.

*****KPTL*****

Laysha POV

Malam ini Jeje tak menghubungiku. Apakah ia sekesal ini padaku. Sungguh aku tak ada maksud membuat Jeje kecewa. Aku hanya sekedar berbincang-bincang dengan Sehan. Apakah itu salah?. Aku ingin menghubunginya terlebih dahulu. Namun niat itu urung ku lakukan ketika satu panggilan masuk. Jeje. Dengan hati yang sangat² bahagia, aku pun mengangkat telepon dari Jeje.

"Hallo sha."

"Iya. Hallo je. Ada apa ya?!."

"Nggak ada apa². Aku cuman mau bilang aja, sorry......." ucapan Jeje disana menggantung.

"Sorry buat apa je?."

"Sorry ya sha. Besok aku gak bisa jemput kamu buat berangkat sekolah bareng."

Ku kira jeje hendak meminta maaf karena dia sudah mendiamkanku. Ah semua dugaan ku salah.

"Iya je. Gapapa kok."

"Ya udah sha. Aku cuman mau nyampein itu doang. Sorry ya ganggu waktu lo."

Tut...tut...tut.

Telepon pun terputus. Aku memejamkan mataku. Merasakan sakit yang kini menjalari hatiku. Aku tau aku salah. Tapi sekesal inikah Jeje padaku. Tak terasa aku menangis. Segera saja aku mengelap air mata supaya hilang dari wajahku. Jujur. Aku sungguh terluka je.

Author POV

Pagi menyambut. Laysha nampak tak semangat. Mata sembabnya tak bisa di sembunyikan lagi. Begitu pun dengan semangatnya. Surut begitu saja. Laysha tau ini semua karena Jeje. Dengan semangat yang tersisa, ia pun mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.

"Sha, hari ini kamu mama anterin ya. Mama mau ke kantor soalnya." Ucap mama Laysha.

"Iya deh ma. Terserah. Tapi nanti jangan lupa jemput Laysha ya ma." Ujar Laysha tak semangat.

"Hmm."

Di pikirannya kini hanya Jeje, Jeje, dan Jeje. Laysha benar² tak semangat hari ini. Lagi² air matanya keluar.

"Hanya masalah sepele kamu sampai tega melukai ku je." Gumam Laysha.

Tak terasa ia sudah sampai didepan gerbang sekolahnya. Laysha berjalan tak semangat menuju ke kelasnya. Ditengah ia hendak menuju kelasnya, Laysha berpapasan dengan Sehan. Inginnya Laysha ia menghindar dari Sehan. Namun Sehan buru² mencegahnya.

"Sha kamu kenapa?. Mata kamu kok sembab." Ucap Sehan.

"Aku nggak apa² han. Udah ya aku mau ke kelas." Ucap Laysha sembari melepas tangan Sehan perlahan.

"Maafkan aku han." Gumam Laysha. Air matanya kembali mengalir. Ia benar² kacau. Bagaimana tidak.

*****KPTL*****

Tepat pukul setengah dua siang, sekolah SMA Bangsa sudah pulang. Karena hari ini Laysha di jemput mamanya, maka dari itu ia menunggu di halte depan sekolah. Sekitar setengah jam Laysha menunggu, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Ia pun pulang bersama mamanya. Di mobil pun Laysha hanya diam. Tak bergeming.

"Kamu kenapa sih sha?. Dari tadi mama perhatiin kamu lesu gitu. Karena Jeje?." Tanya mama Laysha memecah keheningan.

Laysha kaget bukan main. "Bagaimana bisa mama tau tentang aku & Jeje. Padahal aku belum menceritakan semuanya sama mama." Gumam Laysha.

"Nggak kok ma. Lagi nggak semangat aja." Jawab Laysha dusta.

"Mama tau dari mana tentang hubungan aku sama Jeje?." Tanya Laysha.

"Mamanya Jeje itu temen arisan sosialita mama. Tadi ketemu di kantor. Terus cerita² gitu." jawab mama Laysha.

Laysha hanya mengangguk tanda mengerti. Lima belas menit berlalu begitu saja. Kini Laysha sudah berada di kamarnya. Ia memutuskan untuk mandi. Lalu bersantai. Selepas mandi ingin sekali bermain gitar usangnya. Lalu Laysha berjalan menuju taman di belakang rumahnya.

"Nyanyi apa ya enaknya." Tanya Laysha pada dirinya sendiri.

Laysha nampak berpikir sejenak. Lalu ia memutuskan untuk menyanyikan lagu munajat cinta.

Malam ini ku sendiri
Tak ada yang menemani
Seperti malam²
Yang sudah²

Hati ini selalu sepi
Tak ada yang menghiasi
Seperti cinta ini
yang slalu pupus

Saat Laysha hendak melanjutkan liriknya, seseorang dengan penuh cinta memeluk Laysha.

"Sha." Panggil orang itu.

*****KPTL*****

Makasih ya udah sempetin baca novel ini. Ya walaupun jarang ada yang comment "next", jarang nge-vote juga, tapi aku usahain supaya tetep bisa next. (Hiks. 😔😞). Tetep tinggalin vote + comment ya. Thank you 😘

Kau Pergi Tinggalkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang