CHAPTER 25

125 2 0
                                    

"Elo." Ucap mereka bersamaan.

"Tumben lo ke toko buku. Sejak kapan El Juan ke toko buku?." Tanya Laysha.

"Sejak dapet tugas bahasa Indonesia." Ujar El Juan sembari menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Oh iya ya. Lo kan sekelas sama Jeje."

"Lo kesini pasti sama Jeje ya?!." Tebak El Juan.

"Yap. Benar sekali. Terus lo kesini sama siapa?."

"Gue kesini sama......"

"El gue udah dapet bukunya nih. Pu....lang yuk?!. Kayaknya gue ke mobil duluan aja deh." Potong Lexa tiba².

"Lexa?." Tanya Laysha tak percaya.

"Iya gue kesini sama Lexa. Kan gue satu kelompok sama dia. Jadi ya gitu deh. Gue duluan ya?!." Ujar El Juan sembari berlari menuju mobilnya.

Laysha hanya manggut². Lalu kembali mencari buku yang diinginkannya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Laysha memutuskan untuk menemui Jeje ditempat yang telah direncanakan.

"Aku udah dapet bukunya nih je. Kamu udah dapet?." Tanya Laysha.

"Udah sha. Entar bantuin ngerjain ya?!." Pinta Jeje.

"Lah bukannya kelompok ya?!."

"Iya sih. Tapi kan kerjaannya banyak, jadi setiap orang dapet bagian masing². Kamu kan tentornya aku. Bantuin ya?!." Ujar Jeje dengan memasang puppy eyes nya.

"Iya nanti aku bantuin."

"Yeay. Thank you ya. Aku bayar dulu. Abis itu kita pulang ya?!."

Laysha hanya mengangguk lalu mengekor dibelakang Jeje saja. Setelah membayar buku yang dibelinya, Jeje pun berniat pulang.

Sesampainya dirumah Laysha, ia merebahkan tubuhnya diatas sofa. Sementara Laysha mengambil minum di dapur. Saat hendak memejamkan matanya sebentar, ponsel Jeje berbunyi. Satu panggilan masuk. Dilihatnya dari sang kakak, Bahru.

"Halo kak. Ada apa?."

"....."

"Kok bisa?."

"....."

"Iya. Gue pulang sekarang."

"Ada apa je?." Tanya Laysha.

"Tadi kak Bahru telpon. Aku disuruh pulang sekarang sama dia. Gapapa ya?."

"Diminum dulu kali minumannya."

Karena merasa tak enak hati dengan Laysha akhirnya Jeje pun meminum minuman buatan Laysha. Setelah menghabiskan satu gelas minuman buatan Laysha, Jeje pun berpamitan pulang.

★★★♡★★★

"Gimana keadaan mama kak?."

"Syukur deh mama baik² aja." Jawab Bahru.

Ada kelegaan diwajah Jeje & Bahru.

"Kenapa mama bisa pingsan sih?."

"Kayaknya kecapekan deh je. Keluar yuk?!. Biar mama bisa istirahat." Ajak Bahru.

Jeje pun melenggang pergi bersama Bahru menuju taman yang terletak dibelakang rumahnya. Setelah duduk dengan santai, barulah Bahru membuka pembicaraan.

"Je, lo masih inget nggak sama cewek yang kata lo, dia sahabat lo dan cinta pertama lo sebelum Teressa?."

Jeje termenung. Dia membelalakkan matanya. Disana, dibibir Jeje, terlihat senyuman merekah.

"Gue masih inget bang. Kenapa?."

"Gue ketemu sama dia je." Ujar Bahru.

Lagi² Jeje membelalakkan matanya. Bagaimana mungkin wanita yang dulu sangat ia cintai, yang telah hampir 6 tahun tak bertemu. Kini wanita itu tengah berada di kotanya.

"Lo serius bang?. Ketemu dimana lo bang?." Tanya Jeje antusias.

"Ketemu dimall yang deket sama sekolah lo itu. Ya, gue samperin dia dong. Lah dianya malah nanyain elo."

"Lah, kenapa lo kagak kasih tau gue. Wah, curang lo ya?!."

"Gue lupa je mau kasih tau lo. Hehe, sorry ya." Ujar Bahru sambil nyengir kuda.

Jeje hanya tersenyum-senyum bahagia. Mengingat masalalunya bersama wanita itu. Ingin rasanya Jeje mengulang masa² itu bersama wanita yang dulu pernah singgah dihatinya sebelum Teressa.

Bahru yang melihat Jeje tersenyum-senyum sendiri hanya menggeleng-geleng. Melihat adiknya bahagia ia juga turut bahagia. Apapun yang membuat adiknya bahagia, ia rela berkorban. Satu² nya adik yang ia punyai dan ia sayangi.

★★★♡★★★

Laysha masih terduduk manis disofa dikamarnya. Sambil terus membolak-balikkan majalah yang dibacanya, sesekali ia melirik jam dinding.

"Laysha." Panggil seseorang. Laysha mendongak dan tersenyum.

"Iya ma. Ada apa?." Tanya Laysha dengan nada manjanya.

"Temenin mama ke mall yuk?!."

Laysha nampak berpikir sejenak. Menghabiskan waktu sore hari dengan berjalan-jalan di mall, mungkin bisa mengurangi waktu senggangnya.

"Boleh deh ma. Tapi Laysha mandi dulu ya?."

"Iya sayang. Mama tunggu dibawah ya?!." Ujar mama Laysha sebelum melenggang pergi dari kamar Laysha.

Tanpa menunggu aba² Laysha pun segera mengambil handuk dan bergegas menuju kamar mandi.

Selang waktu 30 menit, Laysha sudah selesai mandi. Dan saat ini ia tengah mengeringkan rambutnya. Waktu untuk berpakaian dan berdandan bagi Laysha hanya 30 menit.

Setelah memoleskan lipgloss dibibirnya, Laysha pun segera turun untuk menemui sang mama.

"Berangkat yuk ma." Ucap Laysha.

"Anak mama cantik banget sih." Puji mama Laysha.

"Iya dong ma. Anak siapa?." Canda Laysha.

Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil. Disepanjang perjalanan pun Laysha & mamanya tak henti² nya bercanda tawa. Hingga tak terasa mereka sudah ditempat tujuan.

Setelah memarkirkan mobilnya, Laysha berjalan menuju mamanya yang sudah menunggu dirinya. Saat melewati toko tas brended, tangan Laysha ditarik begitu saja oleh mamanya. Sontak Laysha mau tak mau harus mengikuti langkah mamanya.

"Kesini dulu ya sayang. Mama mau beli tas."

"Kayaknya tas mama udah banyak deh. Masa mau beli lagi?."

Mama Laysha hanya tersenyum manis. Laysha menghela nafas beratnya. Jika sudah begini, waktu akan terasa lama. Sangat lama bahkan. Akhirnya Laysha pun memutuskan untuk pergi ke foodcourt daripada menunggu mamaya memilih tas² brended.

Sesampainya difoodcourt Laysha pun memilih meja dan memesan menu. Selang waktu 10 menit, pesanannya datang. Saat sudah hampir menghabiskan setengahnya, seseorang menghampiri Laysha.

"Lo Laysha kan, ceweknya Jeje?." Tanya seorang wanita.

"Iya. Gue ceweknya Jeje. Dan lo siapa?." Tanya Laysha balik.

"Gue………"

★★★♡★★★

Hay para readers sejati KPTL. Makasih sudah mengikuti cerita KPTL hingga chapter ini. Maafkan author, jika makin kesini cerita makin gaje. 😔😂 Kalau dari kalian ada yang mau mengkritik atau pun memberi saran, langsung aja dituangkan di kolom komentar ya?!. Tetep tinggalkan vomment kalian. Karena vomment kalian bisa buat author semakin semangat nulisnya. Thank you 😘

Kau Pergi Tinggalkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang