"Laysha." Panggil seseorang.
Laysha mendongak. Ia tersenyum sumringah.
"Jeje." Ucap Laysha sembari berjalan menghampiri Jeje.
"Kamu kok udah dateng?." Tanya Laysha heran.
"Iya. Soalnya tadi aku dianter sama kak Bahru." Laysha manggut² tanda mengerti.
"Aku anterin ke kelas yuk." Tawar Laysha.
"Gak usah. Aku bisa sendiri kok."
"Wajah kamu masih pucat je. Lagian kan cuman nganterin ke kelas. Please." Ujar Laysha sembari memasang puppy eyes nya.
Hal inilah yang membuat Jeje semakin gemas pada Laysha. Dan pada akhirnya Jeje pun mengiyakan tawaran Laysha. Sepanjang koridor menuju kelas, Jeje dan Laysha saling melempar candaan satu sama lain. Kebetulan koridor saat itu masih sangat sepi.
Tentu saja sepi, masih pagi. Setelah memastikan Jeje benar² masuk kelasnya, Laysha memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Ditengah perjalanan menuju kelasnya, Laysha tak sengaja menubruk seseorang. Ia pun mendongak dan berniat meminta maaf.
"Maaf ya gak senga......ja." Laysha terpaku disana.
"Ngapain bengong sih sha."
"Tumben lo berangkat pagi."
"Iya. Gue males soalnya berangkat siang."
"El Juan, males berangkat siang?. Mustahil." Ucap Laysha dengan nada meledek.
"Iye. Gue habis putus sha." ujar El Juan yang mampu membuat tawa Laysha terhenti.
"Putus?." tanya Laysha yang langsung diangguki El Juan.
Sebisa mungkin Laysha memberi semangat pada El Juan. Mereka kembali bercanda dan tertawa lepas bersama. Hingga Laysha dan El Juan sama² tak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka dengan guratan sedih diwajahnya.
★★★♡★★★
Jeje POV
Sepertinya Laysha sudah pergi dari pintu depan kelasku. Ku ikuti saja dia. Hah, aku benar² khawatir terhadap gadisku itu. Bukan apa², wajar saja jika aku khawatir. Disini dia termasuk gadis populer. Aku tidak ingin para lelaki mendekatinya. Cukup Sehan.
Jarak ku dengannya cukup jauh. Semoga dia tidak curiga. Ku lihat dia berjalan sembari menundukkan kepalanya. Astaga dia menabrak.......El Juan. Ku lihat mereka berbincang-bincang. Dan Laysha....tertawa lepas. Aku belum pernah melihatnya sebahagia itu. Sakit? Tentu. Sedih? Pasti. Walaupun aku percaya pada Laysha, tapi tetap saja.
Ku langkahkan kakiku menuju kelas. Hari ini aku benar² kacau. Pelajaran pertama pun aku tak bisa konsentrasi. Tiba² kepala ku terasa pusing. Ku letakkan kepala ku diatas meja. Dan semuanya gelap.
Ku kerjap kan mataku perlahan. Kepalaku terasa pusing sekali. Setelah kurasa mataku terbuka sempurna, ku lihat ada gadis disampingku. Ku elus pelan rambutnya. Dia terbangun. Laysha. Dia tersenyum manis sekali. Ya ampun, senyum itu mirip sekali.
"Udah tau masih sakit, maksa masuk sekolah segala." Ujarnya sembari mengerucutkan bibirnya.
Ah, benar² menggemaskan. Aku hanya tersenyum simpul. Badanku terasa sangat lemas sekali. Aku mencoba untuk duduk. Namun nihil. Aku terlalu lemas.
"Wajah kamu masih pucat je. Aku anter kamu pulang ya?." tawar Laysha.
Apa²an ini. Laysha mengantarku pulang?. Tidak.
"Gak usah sha." Aku menolak tawarannya.
"Kamu kenapa bisa pingsan?." Tanyanya.
Jadi, sedari tadi aku pingsan?. Oh astaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
Lãng mạnAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...