"Gue......"
Laysha masih menunggu jawaban.
"Gue Jessy. Jessica Jessy. Gue sahabatnya Jeje dari kecil."
"Oh gitu. Duduk dulu jes."
Padahal dalam hati, Laysha berharap Jessy tak menerima tawarannya untuk duduk.
"Oh. Nggak usah sha. Gue mau langsung cabut aja."
Setelah mendengar jawaban dari Jessy, Laysha tersenyum lega.
"Buru² banget?." Tanya Laysha pura² peduli saja.
"Iya. Titip salam buat Jeje ya?!."
"Iya. Lo hati² ya?!."
"Oke." Ujar Jessy sembari mengacungkan jempolnya.
Setelah memastikan Jessy telah menghilang dari pandangannya, Laysha pun menghabiskan makanannya dan berniat menemui mamanya.
***~***
"Mama." Ujar Laysha sambil memeluk mamanya dari belakang.
Sontak, mama Laysha pun terkejut.
"Kenapa sayang?. Mau minta tas juga?." Tanya mama Laysha.
Laysha mengangguk manja. Mamanya mengacak rambut Laysha dan mampu membuat Laysha mengerucutkan bibirnya.
"Milih gih yang mana." Perintah mama Laysha.
Sontak Laysha pun mengembangkan senyuman terbaiknya. Secepat kilat Laysha sudah memutari toko untuk melihat-lihat tas yang diinginkannya.
Setelah menemukan tas yang diinginkannya, Laysha mengambil tas tersebut. Namun secara bersamaan, ada seseorang yang mengambil tas yang sama dengan Laysha. Mereka berpandangan.
"Lo ambil gih tasnya. Gue milih yang lain." Ujar Laysha dingin.
Lexa hanya menatapnya dengan tatapan jengah. Drama apalagi ini?. Padahal baru pagi tadi ia & Laysha bertemu di toko buku. Sekarang mereka bertemu (lagi) di toko tas & hendak mengambil tas yang sama. Benar² seperti drama.
"Idih. Ogah gue. Ditas itu ada bekasnya elo. Gue nggak mau." Ucap Lexa sombong sembari memalingkan wajahnya.
"Ya udah kalau gak mau."
Lantas Laysha pun pergi menemui mamanya sembari membawa tas yang diinginkannya. Lexa disana hanya menggerutu tak jelas. Sungguh Laysha benar² benci dengan situasi seperti ini. Bertemu dua kali dengan orang yang dianggapnya sebagai haters.
Bagaimana tidak Laysha menyebut Lexa seperti itu. Ia berusaha menjauhkan Jeje dengannya tak peduli bagaimana pun caranya.
★★★♡★★★
"Lo gimana sih?. Hah, kerja kagak becus. Lo udah gue tugasin segampang itu. Dan elo tetep nggak bisa." Ujar Lexa ditelepon dengan nada marah² tak jelas.
"............"
"Heh, gue udah bayar lo mahal ya?!. Kenapa lo gak profesional sih?."
"............"
"Emang lo pakek cara apa?." Bentak Lexa
"............"
"Tapi cara lo itu udah seperti lagu lama. Basi." Ujar Lexa sebelum mematikan teleponnya.
Ia berteriak frustasi. Lelaki yang benar² ia cintai tak bisa digoyahkan hatinya. Kenapa?. Kenapa harus sesakit ini?. Lexa sudah lelah dengan semua cerita dihidupnya. Ia bertekad akan memisahkan Jeje dengan Laysha entah bagaimanapun caranya. Jika ia tak bisa memiliki Jeje, maka wanita manapun tak boleh memiliki Jeje juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomantikAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...