Jeje mengerjap-kerjapkan matanya lalu dengan cepat ia melirik jam. "Astaga sudah setengah tujuh." Ucap Jeje memekik. Dengan tergesa-gesa ia mandi lalu berpakaian seragam. Saking terburu-burunya ia tak sempat sarapan. Di perjalanan pun ia nampak tak tenang. Akhirnya tepat pukul 7 Jeje sudah memarkirkan mobilnya. Dengan langkah berlari, ia menyusuri koridor lalu masuk ke kelasnya. Hari itu hari rabu. Jam pertama pelajaran di kelas Jeje adalah matematika. Jeje sangat suka pelajaran ini. Menurutnya pelajaran inilah yang paling mudah jika dibandingkan dengan fisika dan kimia. Dengan wajah serius Jeje memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
**********
Bel tanda istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa siswi berhamburan keluar kelas masing². Termasuk Jeje. Ia beserta teman² nya memutuskan untuk Pergi ke kantin, mengingat ia belum sempat sarapan tadi pagi. Pandangannya diedarkan ke seluruh penjuru kantin. Matanya terpaku saat ia melihat Laysha dengan anggunnya berbincang-bincang dengan temannya. Jeje tersenyum. Pikirannya entah kemana. Namun yang pasti ia memikirkan Laysha. Namun bukanlah Jeje namanya bila ia terlalu possesif pada wanita. Ia pun memilih salah satu bangku kosong yang masih tersisa. Sembari menunggu pesanannya datang, ia lebih memilih untuk memainkan ponselnya. Saat asik berkutat dengan ponselnya, tiba² saja ponselnya bergetar. Tanda satu pesan masuk. Dilihatnya dari Laysha ternyata. 'Nanti pulang sekolah langsung ke perpus sekolah. Kita belajar bersama.' Pesan Laysha disana. Jeje tersenyum (lagi). Ia tak pernah sebahagia ini. Tanpa ada niatan untuk membalas pesan dari Laysha, Jeje pun melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti. Berkutat dengan ponsel. Tak lama pesanannya pun datang. Dengan lahap Jeje memakan semua makanannya. Ia terlihat begitu lapar. Semua mata memandangi Jeje. Wanita terkagum-kagum melihat sosok semenawan Jeje. Tak sedikit dari mereka menyapa Jeje. Hanya sekedar menyapa.
**********
Laysha duduk sembari berkutat dengan ponselnya. Ia menyadari pesannya belum dibalas oleh Jeje. Namun ia tak mau ambil pusing. Setelah merasa bosan, Laysha memutuskan untuk belajar. Meskipun ia terbilang sangat pandai Namun ia tak mau lengah untuk tetap belajar. Hingga tiba² ia merasa ada yang berdiri di depannya. Menatapnya penuh cinta. "Siapa dia?." Gumam Laysha sembari mendongak melihat siapa yang menatapnya seperti itu. Dalam keheningan tatapan mereka bertemu. Perasaan Laysha sedikit berbeda. Masih dalam keheningan yang sama, Laysha mencoba memecah keheningan. Namun ia tak mampu. Dilihatnya bola mata itu lekat². Ada perasaan cinta disana. Untuknya kah?. Sedetik, dua detik, tiga detik berlalu. Masih hening. Suara besar memecah keheningan. "Le Cahyana Dewanata." Ucap lelaki itu sembari mengulurkan tangan pertanda mengajak bersalaman. "Laysha Leanonarda." Balas nya. "Kamu sendiri?." Tanya Cahya. "Iya." Jawab Laysha singkat. "Aku temennya Jeje." Laysha kaget bukan main. Dia hanya ber-oh ria. Lalu lelaki bernama Cahya itu berlalu dari Laysha. Sepertinya ia jatuh cinta pada Laysha.
**********
Tinggalkan vote + comment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomanceAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...