Chapter 13

16.2K 1K 41
                                    

               Happy Reading

                ----------------------

Merasa cukup, Ino melepaskan pelukanya. "Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini Sakura." Ia akan mencium tangan ibunya nanti.

Bibir Sakura membentuk senyum.
"Aku juga. Bagaimana kabarmu?"

Ino tidak menjawab. Ada hal yang lebih penting dari sekedar kabar menurutnya. "Siapa dia Saku?" Ino menunujuk Reichi yang memasang wajah yang sulit Ino Deskripsikan.

Sakura mengikuti arah telunjuk Ino. Darah di wajahnya sempat menghilang beberapa detik. Ia melupakan hal penting di sini. Apa yang harus di katakanya sekarang.
"Rei kemarilah," pinta Sakura. Bibirnya membentuk senyum yang membuat Ino tidak curiga sedikit pun. Sangat berbeda dengan otak jeniusnya yang di paksa berpikir keras. memikirkan apa yang dikatakanya nanti.

Wajah pria tampan merupakan idaman hampir semua wanita. tidak berbeda dengan Ino yang saat ini menatap Reichi takjub. Dalam pikiran liarnya Ino sudah membayangkan bagaimana populernya remaja yang menghampiri ia dan Sakura saat ini. Wajah datarnya semakin membuatnya terlihat tampan, dan Ino mengakui itu.

Reichi mengiyakan permintaan Sakura untuk mendekat. Awalnya Reichi  ingin marah karena perbuatan Sakura pada tomat kesukaannya. Sifatnya yang tidak tega menyakiti hati Sakura membuat Reichi mengalah.

"Hn Kaasan?" tanya Reichi setelah berdiri di samping Sakura. Onyxnya menatap Ino datar.

Sakura menyingkirkan rasa takut yang tersembunyi di hatinya. Tidak ada yang mengetahui gejolak yang di rasakan hatinya saat ini. "Ini Reichi putraku." Bukan lega yang di dapatkan Sakura setelah mengatakan itu. Melainkan rasa takut dan khawatir akan pertanyaan yang lontarkan Ino nanti. Sifat cerewet Ino sangat berbahaya sekarang.

Wajah kaget Ino tidak membuat Sakura terkejut.

Reichi mengulurkan tangannya sebagai kesopanan. "Reichi Basan." Tangan Reichi kembali ke sisi tubuhnya saat Ino tak juga membalasnya. Wajah kaget Ino cukup sebagai permintaan maaf buat Reichi.

Sakura menggigit bawah bibirnya menunggu reaksi Ino. Mempunyai anak remaja di usia 28 tahun mungkin sangat tabu saat ini.

Sahpire Ino mengerjab tiga kali. Perutnya terasa sakit sekarang. Jika Sakura mengatakan Ia menikah seminggu yang lalu, lalu sekarang sudah bercerai karena sang suami selingkuh dengan Sasori, mungkin itu masih di terima otaknya, tapi memikirkan Sakura mempunyai anak remaja di usia 28 sangat tidak di percayai otak pas-pasan nya untuk saat ini.

Ino mengulangi pertanyaan nya. Ia belum percaya dengan pendengaran-nya.
"Dia........ Siapamu Saku?" Ino menajamkan pendengaranya seolah jawaban pertama Sakura hanya ilusi yang di ciptakan otaknya karena stres memikirkan perintah bossy ibunya 30 menit lalu

Sakura mengernyit, berbeda dengan Reichi merotasikan Onyxnya malas. bagaimana kaasanya mempunyai sahabat aneh seperti ini.

"Ini anakku Ino." Setiap menyebut kata itu,  sesuatu bergejolak di hati Sakura. Sakura tidak peduli apa  yang di pikirkan Ino tentangnya sekarang.  Hanya  Reichi yang ia khawatirkan  jika Ino sampai  mengeluarkan Pertanyaan yang sangat ia hindari 14 tahun ini. tidak menutup kemungkinan Ino menanyakan itu.

Kaget dan bingung. Itulah yang ada dipikiran Ino sekarang. memikirkan Sakura melahirkan di usia dini membuat sesuatu di bawah sana terasa sakit. Ino tidak ingin membayangkan hal mengerikan itu sekarang. Melahirkan adalah hal mengerikan menurutnya.

Kebingungan bercampur ngeri di wajah Ino menghilang tidak lebih dalam tiga detik saat satu kesimpulan di proses otaknya. Hal yang terlintas di kepala Ino membuat semua darah di Tubuhnya berpindah ke satu tempat. Pikiran tentang Sakura yang sangat mengutamakan pendidikan membuat Ino semakin yakin dengan apa yang di pikirannya. Mungkinkah....

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang