Chapter 43

19.2K 1K 92
                                    

Rencana mau up ntar mlam. Tapi karena story-nya jadi lebih cepat, langsung up deh:)

******

Memastikan pintu kamarnya tertutup rapat, Sasuke mengikuti Sakura yang lebih dulu duduk di atas ranjangnya. Seandainya tidak menyadari ekspresi serius Sakura, sudah pasti mereka berakhir dengan pergumulan panas saat ini, dan Sasuke berusaha menjinakkan pusat seks-nya untuk sementara. Hanya sementara. "Ada apa Cherry?"

Emerald Sakura tidak lepas dari gerakan Sasuke yang memindahkan sofa tunggal ke arahnya. Bahkan panggilan yang di gunakan Sasuke lewat begitu saja. "Kau bisa duduk di sampingku." Menunjuk ruang kosong di sebelahnya dengan telunjuk.

Mengikuti keinginan Sakura sama halnya mengikuti hasrat tubuhnya. "Berhadapan lebih mudah love." Sasuke merutuk saat Sakura tidak menunjukkan reaksi apapun saat ia memanggil 'Cherry' dengan kesal tubuhnya terhempas di atas sofa yang sengaja ia pindahkan.

Sakura memperhatikan Sasuke yang sudah duduk nyaman di depannya. Apa benda yang di pindahkan prianya ini berat. Diamnya Sakura membuat Sasuke kembali bersuara. "Apa yang ingin kau bicarakan?"

Sakura berjengit. Mengatur nafasnya, Sakura berkata serius. "Aku sudah mempunyai anak." Manik Sakura terpejam. Menunggu reaksi Sasuke. Sakura sudah siap jika Sasuke meninggalkanya. Sial, sepertinya kalimat pertamanya salah. Buktinya hampir sepuluh menit prianya tidak membuka suara. Atau lebih parah, telinganya tidak menangkap suara kaki menjauh. Gugup, Sakura membuka emerald-nya pelan. Persis seperti wanita buta yang baru menyelesaikan operasi.

Bingung!! Meliputi Sakura. Ekspresi Sasuke tidak mampu ia tebak. Ya Tuhan, membicarakan dengan Sasuke mungkin ide buruk. Apa arti onyx yang menatapnya sekarang? Seharusnya ia mengatakan jika ia amnesia. Bukan langsung ke point-nya.

Diamnya Sasuke membuat Sakura sesak. Membayangkan Sasuke akan meninggalkanya membuat paru-parunya sulit berkerja. Emerald-nya mulai berkerja. Menghasilkan liquid-liquid yang membasahi pipi porselinnya. Bibir-nya tergigit. Menahan rasa sakit yang menggerogoti hatinya. Isakan yang berusaha di tahannya lolos begitu saja. Tidak--- Sasuke tidak boleh meninggalkannya.

Terkejut--- Satu kata yang cocok mendiskripsikan Sasuke saat ini. Tidak, ia tidak kaget karena wanita ini memiliki anak. Melainkan kemungkinan jika wanita ini adalah Sakura-nya.

Tetapi------

Jika Senju Sakura adalah Sakura-nya, mengapa Sakura berpura-pura tidak mengenalnya? Isakan wanitanya menarik kesadaran Sasuke. Hatinya mencelos. Refleks Sasuke berpindah ke samping Sakura. Membawa Sakura kepelukannya. Isakan Sakura semakin keras. "Maafkan aku." Sasuke berkata lembut. Ia membuat wanitanya menangis.

Usapan di punggungnya menenangkan Sakura. "Kau tidak kecewa padaku?" Sakura mendongak. Bertanya hati-hati.

Jujur, Sasuke tidak mengerti. Menduga-duga juga tidak berani ia lakukan. Bagaimana jika anak yang di maksud Sakura bukan triplet? Itu pikiran konyol yang ia haramkan masuk ke pikirannya.

Bagaiamana jika itu benar??

Dengan senang hati Sasuke akan merebut Sakura dari suaminya. Atau ia-----

"Aku amnesia Sasuke-kun."

Tidak peduli jika Sakura amnesia atau tidak. Ia akan tetap mereb---- tunggu!!!!!! AMNESIA???? Apa Sakura mengatakan amnesia?? "Amnesia?" Sasuke menatap Sakura cepat. Sasuke yakin suaranya seperti gadis yang akan di perkosa. Sengaja memberi tubuh mereka jarak. Jantungnya serasa melompat sekarang.

Sakura menunduk takut. Memilin jarinya gugup. Apa Sasuke akan meninggalkanya. Ohhhh pikiran orang cengeng.

Mengatasi kaget yang di rasakannya. Sasuke mengamit dagu Sakura. Membuat Sakura mendongak. Manik mereka bertemu. "Kau amnesia?" Sasuke berharap Sakura mengatakan Iya.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang