Chater 46

21.6K 967 133
                                    

Sy nongol lagi. Krna kmrin ada halangan jd gk smpat lnjut.

****-***

Sasuke meremas rambutnya frustasi. Ancaman Sakura berhasil membuatnya gelagapan. Melirik waker di atas nakas, Sasuke memisahkan tubuhnya dari lembutnya ranjang. Ia butuh air dingin. "Jangan kemana-mana love." Pesan Sasuke sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi.

Sakura terkekeh. Memilih membersihkan tubuhnya di kamar Sarada. Tidak ada salahnya menghukum pria menyebalkannya sekali. Menjadi istri kedua?  Yang benar saja.

¶¶¶¶¶

30 menit berlalu.

Sosok yang memunggunginya menghentikan langkah Sakura. Beruntung aroma percintaannya dengan Sasuke tidak lagi menempel di tubuhnya. Memasang senyum terbaik, Sakura menepuk bahu pria yang menempelkan benda canggih di telinga. "Sasori-kun?"

Sasori berbalik. Segera memutuskan sambungan dengan seseorang di ujung sana ketika tau sosok yang menyapanya. "Saku?" hazelnya menyipit menemukan bercak merah menodai leher Sakura. Dasar Sasuke mesum.

Sakura tersenyum. Mengajak Sasori menuruni tangga menuju lantai satu. Sasori mengabaikan, memilih menahan lengan Sakura. "Kita temui Basan sekarang." Kabar yang di info-kan Orochimaru beberapa detik lalu menarik rasa khawatir Sasori. Mempertemukan Sakura dengan Tayuya secepatnya adalah solusi terbaik.

"Basan?"Sakura tidak mengerti.

Tidak langsung menjawab, Sasori membawa Sakura menuruni anak tangga. "Kaasanmu." Melirik reaski Sakura.

Sakura menegang sesaat, maniknya berbinar. "Benarkah?" Kaki jenjangnya mengimbangi kecepatan kaki Sasori.  Rasa tidak sabar membeludak di hatinya.

Sasori meringis. Keantusiasan Sakura membuatnya bersalah. Apa Sakura harus tau kondisi Tayuya sekarang atau membiarkan Sakura melihatnya nanti? Sasori merasa tidak berguna.

Sakura menghentikan langkahnya dan Sasori di anak tangga terakhir. Sasori menoleh tidak mengerti. "Apa?" tidakkah Sakura tahu ia sedang dilema.

Sakura bersidekap. "Ada apa?"

Apa Sakura berubah menjadi cenayang? Sasori menggeleng geli. "Tidak ada." Biarlah Sakura mengetahui sendiri nanti. "Basan sudah merindukanmu." Binar mata Sakura membuat Sasori tersenyum.

Sakura memekik. Melupakan sikap aneh Sasori. "Kau tidak meminta ijin?" Sasori bertanya. Sangat berbahaya jika papa ular  itu mengamuk.

Emerald Sakura menyipit. "Minta ijin?"

"Sasuke." Sasori menyahut cepat.

"Tidak perlu." Sakura menjawab santai.

Sasori mengangguk,  lalu mengirim pesan teks pada Itachi. "Baiklah. Ita-kun akan memberi tahu Sasuke nanti."

¶¶¶¶¶¶

Kenichi bukan tidak menyadari keanehan Reichi detik mereka memijak lantai kediaman Hatake. Awalnya ia memilih tidak peduli,  tidak untuk sekarang. Meski kadang menguras emosi,  tetap saja Reichi adalah saudara kembarnya. Melakoni saudara pengertian, Kenichi menyerahkan balon di tangannya pada Sarada. Menggunakan 1001 alasan yang terpaksa di terima Sarada setengah rela, Kenichi melangkah menuju posisi Reichi di sudut ruangan.

"Ada apa dengan wajahmu?"  Kenichi membuka suara.

Reichi mengabaikan pertanyaan Kenichi. Netranya fokus memperhatikan kumpulan kepala yang sibuk mempersiapkan ulang tahun ke-16 Rin. Meski tidak semewah ulang tahun ia dan saudaranya beberapa bulan lalu, tetap saja Reichi tidak memungkiri perayaan pesta ulang tahun gadisnya cukup meriah.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang