Chapter 28

17.2K 992 80
                                    


Uchiha itu peka, dengan mudah Sasuke mengetahui apa yang bersemayam di pikiran Madara. "Mereka kembar tiga, yang terakhir Sarada, perempuan."

Tiga?????? Dua saja membuatnya terlihat bodoh. Apalagi tiga! "Dimana dia sekarang?" Madara bertanya penasaran. Dari dulu ia menginginkan kehadiran cucu perempuan di keluarga Uchiha. Sekarang Sasuke sudah memberikannya.

Mikoto yang menjadi pendengar baik juga menatap Sasuke penasaran. Membayangkan menghabiskan waktu dengan cucu cantiknya membuat hatinya membuncah bahagia.

"Dia pergi dengan Sakura. Shopping." Sasuke menjawab setelah membenarkan posisi duduknya.

Mikoto dan Madara mengangguk. "Apa kalian dan Sarada mau tinggal disini?" Mikoto menatap Reichi dan Kenichi penuh permohonan.

Sasuke memilih diam. Tentu saja ia tidak akan memisahkan triplet dari Sakura. Ia hanya ingin mendengar jawaban kedua putranya. Rasa penasaran juga di rasakan Madara. Jika dalam kondisi biasa pasti ia sudah meninggalkan tempat ini. Lebih memilih mengganti kemejanya yang seharusnya ia lakukan dari beberapa saat lalu. Onyxnya selalu menolak meninggalkan dua wajah yang baru di lihatnya hari ini.

Reichi dan Kenichi saling menatap sesaat. Ini memang kesempatan yang mereka tunggu dari dulu. Berkumpul selayaknya keluarga normal. Ada yang mengganjal di pikiran mereka dengan pertanyaan Mikoto, kenapa Mikoto tidak menyebut nama Kaasan mereka???
Diantara ia dan Reichi, Reichi lah yang lebih dewasa. Sebab itu Kenichi memilih diam, membiarkan Reichi menyelesaikan semuanya. Ia yakin, mereka mempunyai pikiran sama.

"Kami akan tinggal disini." Bibir Mikoto hampir melengkung seandainya Reichi tidak menambahkan. "Asalkan Kaasan juga tinggak disini," jawab Reichi mantap. Sasuke dan Kenichi mengulum senyum samar.

Mikoto menegang. Ini memang tidak aneh andai ia belum membuat janji dengan Uzumaki. Bukankah perjodohan Sasuke di dasarkan karena keturunan? Sekarang Uchiha sudah mempunyai penerus bahkan tiga. Apa perjodohan itu harus berlanjut? Mikoto diam. Lidahnya kelu. Batinnya bergejolak antara harga diri dan kebahagiaan cucunya. Uchiha tidak pernah ingkar janji, dan sekarang apa ia harus melakukannya untuk pertama kali?

Jika kondisinya tidak seperti ini mungkin Madara akan menolak tegas. Membawa sembarangan wanita ke dalam Uchiha tidak bisa ia toleransi. Sebab itu ia menyuruh Sasuke menemuinya karena keputusan sepihak Sasuke yang ingin menikahi sembarang wanita. Sekarang itu sudah tidak berlaku. Tanpa di selidikipun Madara tau siapa wanita yang ingin di nikahi Sasuke.

"Tentu Kaasan kalian akan tinggal bersama kalian disini." Putus Madara tanpa keraguan. Persetan dengan kehormatan. Cucu buyutnya lebih penting.

Keputusan final Madara mengundang reaksi berbeda Mikoto dan Sasuke. Secepat kilat Mikoto menatap sisi wajah Madara. Meminta kejelasan. "Apa maksud Tousan?" Mikoto sangat tau siapa Madara. Seseorang yang menjunjung tinggi kehormatan. Bagaiamana mungkin mertuanya ini menyetujui begitu saja tanpa mencari tahu latar belakang wanita itu.

Perdebatan alot pasti terjadi. Itulah yang di pikirkan Sasuke sebelumnya. Tidak menyangka Madara mengatakan 'iya' begitu saja. Percuma saja energi yang di simpannya dari satu jam lalu untuk mempertahankan Sakura. Jika begini semua lebih mudah. Sasuke tersenyum sangat tipis. Bebannya sedikit berkurang.

Sebelum menjawab Mikoto, Madara merekam wajah berbinar cucu buyutnya. Itu sudah cukup menjadi bayaran keputusan tidak biasanya. "Kalian berkelilinglah dulu. Pembicaraan ini akan membosankan," usul Madara sembari menatap Reichi dan Kenichi. Tidak ingin dua orang yang di klaim kebanggaannya mendengar pembicaraan mereka.

Mikoto dan Sasuke menyetujui dalam hati. Berbeda dengan Kenichi yang siap menolak andai suara datar Reichi tidak menghentikannya. "Hn, kami butuh mengelilingi rumah baru kami."

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang