Chapter 53

13.2K 858 85
                                    


Sy penulis amatir. Style menulis setiap author beda2. Yahhh sy begini adanya. Terimakasih pada kalian yg tidak protes dan menyukai tulisan sy :)

Semoga kalian tidak kebingungan sendiri membacanya.

Kita lanjut ya!!!!!

Terumi tertawa miris. Apa saat ini Sakura balas dendam padanya? Kenyataan pahit yang di ketahuinya hari ini lebih buruk daripada penolakkan langsung Uchiha Sasuke. "Kau balas dendam padaku?" menatap Sakura. Mengatur emosi yang berdesakan ingin keluar.

"Tidak." Sakura berusaha santai.

Tsunade menyentuh lengan Terumi. "Sebaiknya kita bicara di dalam." Melirik maid yang hilir mudik.

Terumi menepis jemari Tsunade di lengannya. Tsunade mengalah. Percuma menasehati wanita keras kepala seperti Terumi sekarang.

"Kau menjual tubuhmu untuk merayunya?" kembali Terumi menyerang.

Sakura penasaran, terbuat dari apa otak Terumi. "Biar aku koreksi. Bukan aku yang merayunya. Sebaliknya dia yang menawarkanku tubuh menggodanya." Berkata angkuh. Melebih-lebihkan untuk membungkam Terumi tidak ada salahnya kan?

Perkataan Sakura cukup vulgar. Hanabi dan Tsunade jadi berfikir, apa Sasuke dan Sakura sudah melakukan itu?

"Apa maksudmu balas dendam?" jujur Shion sangat penasaran dengan ini. Mengabaikan kalimat vulgar Sakura yang jawabannya sangat jelas.

Terumi mendelik pada Sakura. Wanita ini berhasil menggores harga dirinya. Tidak ingin terpancing Terumi menghadiahkan Shion senyum remeh. "Apa urusanmu?"

Shion siap membalas. Sakura menghentikan. "Sudah Shion."

Tidak terima, Shion maju selangkah. Siap melawan Terumi. Tidak ingin suasana bertambah panas, Hanabi bergerak mencekal lengan Shion. Pemilik lengan menoleh kesal. "Hanabi lepas." Berusaha melepaskan cengkraman Hanabi, nihil.

"Jaga emosimu. Kita kesini bukan untuk melihatmu jambak-jambakan dengan wanita itu." Berbicara cepat. Menambahkan kekuatan cengkramannya. Jangan sampai Shion membuat masalah baru disini.

Baiklah. Saat ini Hanabi menang. Lihat saja nanti, ia tidak akan pergi sebelum memberikan cap pada pipi plastik wanita itu. "Baiklah. Lepaskan tanganmu."

Sedikit ragu, Hanabi melepaskan cengkeramannya. Berpindah ke samping Sakura. Shion tetap di posisinya. Mengawasi Terumi.

"Apa kau takut datang sendiri sehingga membawa dua antek-antek bodohmu ini?" Terumi memberi senyum mencemoh. Puas menyaksikan wajah murka Shion.

Hanabi berjanji tidak akan melarang Shion mencakar wajah Terumi sekarang.

Memprediksi yang akan terjadi, Sakura bergerak ke samping Shion. Mengantisipasi. "Jaga bicaramu Terumi." Melirik Shion khawatir.

Sudut bibir Terumi terangkat separuh. Meremehkan. "Kenapa?"

Tidak mampu lagi menahan gejolak emosi di dadanya, satu tamparan mendarat di pipi kanan Terumi. Tidak puas, kembali pipi kiri Terumi menjadi incaran. "Bagaimana rasanya?" Shion bertanya puas. Meniup dua tangannya yang sedikit kebas.

Tersadar, Sakura menarik Shion menjauh. Menjaga dari amukan balik Terumi. Tindakan heroik Shion sedikit di sukainya. Berbeda dengan Hanabi yang ingin selebrasi.

Tsunade lebih memilih di hadapkan dengan permasalahan perusahaan daripada ini. Membela Terumi berarti menyakiti Sakura. Membela Sakura berakhir di kutuk Senju. Ya Tuhan apa yang harus ia lakukan.

Brengsek!!! Beraninya wanita ini menamparnya. "Beraninya kau!!" menatap Shion marah. Senyum kepuasan semakin menambah kadar benci Terumi.  Perih di kedua pipinya tidak sepadan dengan sakit hati mengetahui rencana pernikahan pria yang di cintanya dengan wanita yang paling dia benci.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang