Chapter 44

19K 926 117
                                    

Ntr mlm gk smpat buka watty,  jdi up sekarang ja;)

Mksh buat temen-temen  yg suka ma ff sy.  Sng bngt pas baca comment2 kalian mski gk smpt lz:)

Trus comment ma vote ya :)

*****

Riuh ramai suasana bandara Konoha tidak melunturkan senyum Uchiha Madara. Entah mimpi apa sosok nomor satu itu sehingga memutuskan menjemput Itachi dan Sasori di bandara. Di sampingnya duduk Orochimaru dan Yugao.

"Lima belas menit lagi mereka keluar." Orochimaru memberitahu.

Madara terkekeh. "Aku tidak mengira akan bertemu denganmu disini."

Rona merah samar menghias pipi Orochimaru,  dan itu sangat memalukan. Yugao yang melihatnya tersenyum geli.

"Karena belahan jiwanya ada di dalam burung besi itu." Yugao menjawab lucu.

Orochimaru berdehem. Mengacak surai putrinya. Yugao dan Madara terkekeh. "Kau mempermalukan Tousanmu Yugao." Madara menimpali. Orochimaru adalah rekan bisnis terbaiknya. Wajar jika mereka terlihat dekat. Di mulai dari satu tahun lalu.

"Dan aku heran dengan Kaasan yang selalu bersikap menyebalkan pada Tousan." Yugao mengucapkannya santai.

Orochimaru memutar mata. Mantan istrinya itu lagi. Madara menatap lurus orang-orang yang berlalu lalang. Lidahnya bertanya penasaran. "Diman Anko sekarang?" Anko adalah teman Mikoto waktu Senior High School, tidak mustahil Madara mengenalnya.

Orochimaru tidak tertarik menjawab. Yugao meraih ponsel yang bergetar di dalam tas mahalnya,  kemudian menjawab Madara seraya aktif membalas email tunanganya. "Kaasan bulan madu yang kesekian kalinya dengan suaminya." Yugao terkekeh mengatakan itu. Ternyata Kaasan cantiknya bisa menemukan pria yang di cintainya  8 bulan lalu. Beruntungnya kedua orang tuanya berpisah baik-baik.

Iruka, nama pria yang menikahi Anko 8 bula lalu. Madara tidak menyangka tangan kanan Naruto berhasil menarik hati wanita angkuh seperti Anko. "Kau harus segera menikahi Tayuya-san." Madara memberi usul.

Orochimaru tertarik. Yugao buru-buru menyimpan ponselnya saat memberitahukan tunanganya keberadaannya saat ini. Usul Madara menggelitik hatinya. "Aku setuju Tousan." Hati Yugao sedikit ngilu. Bayangan Sakura terlintas begitu saja.

"Minggu depan aku akan menikahinya." Orochimaru menjawab pasti.

Yugao memekik tertahan,  lalu memeluk Orochimaru sekilas. "Aku setuju Tousan."

"Kalian tidak menyambut kami?"

Suara serak itu mengalihkan fokus ketiganya. Kontan mereka berdiri lalu menghampiri tiga sosok yang mendekat dengan dua koper besar di tangan dua pria yang menuntun seorang wanita cantik dengan pandangan kosong.

Orochimaru berjalan cepat. Membawa Tayuya kepelukannya sayang. Sasori tersenyum. "Jisan bisa menggantiku sebenatar." ucapnya bercanda. Lengannya kebas di cengkram Tayuya selama di pesawat.

Orochimaru dan Madara terkekeh. Sangat mengerti maksud Sasori. Yugao memeluk Tayuya sesaat lalu beralih pada Itachi dan Sasori. "Bagaimana kabar kalian, " tanyanya setelah berdiri di samping Tayuya.

"Kami baik." Itachi menjawab setelah melepaskan pelukan selamat datang dari Madara dan Orochimaru. "Dimana tunangan kakumu?" Itachi bertanya pada Yugao.  Sasori mencubit lengan Itachi,  membuat Itachi cemberut. "Semua tau Sabaku Gaara pria kaku," lanjutnya geli.

Yugao mendesis jengkel. "Lebih baik kita pulang. Gaara-kun mengajakku makan malam nanti." Yugao mengucapkannya penuh cinta.

Mereka mengangguk. Terlalu malas meladeni Yugao jika menyangkut Gaara. Percayalah, lima jam tidak akan cukup. Semua orang bertanya,  apa yang di lihat Sabaku Gaara dari si cerewet Yugao?

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang