Desire (Completed)

Chapter 27

Moment SasuSaku belom ada di chap ne #bungkuk-bungkuk.

Moment nya pasti ada tapi belom tau chap berapa nanti: )

-----///--///////--/---------///////

Sebelum tas Gucci milik Karin membuatnya tidak mengingat Hinata, Naruto mencengkeram pergelangan Karin kuat. Merebut tas yang sewarna dengan rambut Karin dengan paksa kemudian meletakkan tepat di sebelah kirinya. Karin mendelik, menyentak tangannya tidak kalah kuat. Berhasil, tangan putihnya lepas dari cengkraman Naruto. Ruby-nya menyipit tidak suka.

Mengabaikan raut tidak sedap Karin, Naruto Berkata, "Bisakah kau tidak memukul kepalaku?!!"

Protesan Naruto di abaikan Karin, rautnya berubah cemas ketika menyadari sesuatu. "Tadi kau bilang gadis kecil itu bernama Sarada?" menatap Naruto khawatir.

Orang terdekatnya memang sering mengatakan ia bodoh dan tidak peka, kecuali istri pemalunya. Sekarang sangat jelas telinganya menyadari suara khawatir Karin. "Iya. Ada apa?" apa yang di khawatirkan sepupunya ini?

Jawaban Naruto menghantam kepala Karin. Dia masih ingat pertemuannya dengan Sakura di ruangan Naruto. Sangat jelas sepupunya ini menyebut Sarada sebagai Putri Sakura. Bagaimana bisa Sakura mempunyai Putri yang begitu mirip Sasuke?

Karin menolak tegas pikirannya yang mencoba menghubungkan kejanggalan yang di temuinya hari ini. Menolak tegas kesimpulan yang di simpulkan otaknya dengan tidak tahu diri. Kesimpulan bahwa Sarada putri Sasuke.

"Kau mengenal suami Haruno?" ruby Karin beralih ke pintu utama gedung. Cukup telinganya yang menjadi saksi jawaban Naruto. Kedua tangannya bertaut di atas pangkuan.

Naruto memilih mengabaikan ekspresi aneh Karin yang di tangkap shapire-nya. Bukan karena tidak peduli, lebih condong tidak mengerti. Tidak mengerti dengan yang apa yang di khawatirkan Karin. Bertanya? Itu bukan haknya. "Aku tidak tau." Naruto menjawab seadanya.

Jawaban Naruto semakin memperjelas bayangan mengerikan yang tidak pernah ingin Karin terima. "Dia tidak mengatakan apapun padamu?" menyerah, Karin membalas tatapan Naruto. Ruby-nya menyiratkan ketakutan.

Naruto menatap Karin serius. "Kenapa kau setakut ini?" wajah ketakutan Karin terpaksa membuat Naruto ingin ikut campur. Karin adalah sepupu yang di sayanginya, tidak mungkin ia diam saja.

Karin tidak langsung menjawab. Ruby-nya menatap Naruto gelisah. Pertanyaan Naruto lebih sulit daripada semua pertanyaan yang pernah di tanyakan kepadanya. Ia takut jika mengemukakan kecurigaan yang di rasakannya akan membuat ini semakin rumit. Bagaimana jika kecurigaannya ini terbukti, dan Naruto akan memberi tahu Sasuke keberadaan Sarada! Itu berarti kesempatannya memiliki Sasuke hanya mimpi belaka. Tetapi bagaimana jika Sasuke sudah mengetahui keberadaan Sarada? Tidak, itu tidak mungkin. Pasti Uchiha sudah mengumumkannya jika itu terjadi, atau Sarada bukan Putri Sasuke dan Sakura?

Karin menggeleng, mencoba menghilangkan suara-suara di otaknya. Sukses membuat Naruto semkain khawatir.

"Ada apa Karin?"

"Tidak ada." Karin memilih berbohong.

Naruto mendengus. "Jangan berbohong." Sigap Naruto menarik pergelangan Karin ketika Karin hendak berdiri. "Jangan melarikan diri."

Karin memberi isyarat supaya Naruto melepaskan cengkeramannya. Mengerti, Naruto segera melakukannya . "Apa yang kau inginkan?"

Apa Karin berlagak bodoh? Bukankah sudah jelas apa yang ia mau. "Semua, semuanya."

¶¶¶¶¶¶¶¶

Bingung, bahagia, terkejut, malu?

Empat kata ajaib itu sangat pas di nominasikan untuk Uchiha Madara saat ini. Bagimana tidak, kedatangan dua remaja lelaki jiplakan Sasuke secara tiba-tiba ke ruang keluarga berhasil membuat jantungnya serasa lepas dari tubuhnya. Bahkan Madara tidak peduli bagaimana keadaan Mikoto di lantai atas setelah salah satu maid yang mengantarkan si kembar memberitahunya kalau menantu satu-satunya itu tiba-tiba pingsan karena kedatangan cucu bungsunya bersama dua tamu tidak di undang. Ia tidak heran mengapa Mikoto pingsan. Saat ini tidak ada yang lebih penting daripada dua sosok yang duduk manis di seberangnya. Berterimakasihlah pada Uchiha Sasuke yang menyuruh kedua putranya ke ruang keluarga sementara dirinya mengantarkan Mikoto ke lantai atas.