Epilog

25.5K 1.1K 159
                                    

"Aku tidak percaya kita mempersiapkan ini hanya dua hari." Yugao menatap takjub ballroom mewah tempat penyelenggaraan resepsi pernikahan Sasuke dan Sakura.

Ino menyahut. "Kau benar." Menyesap cairan merah di gelas yang diapit jarinya.

"Ternyata sesuatu yang kita anggap mustahil jika dikerjakan dengan benar hasilnyal pasti memuaskan." Hinata mengeluarkan kata bijak. Karin yang berdiri disebelahnya mengangguk.

"Aku setuju Hinata." Ino menghentikan langkah wanita anggun dengan gaun hitam yang melewati posisi mereka ditengah ruangan. "Matsuri!"

Matsuri berhenti. Tidak berniat menoleh ke sumber suara. Beruntung suara Ino tidak membuat mereka menjadi pusat perhatian. Matsuri mengutuk Ino sekarang. Apa Ino lupa  disana ada pasangan Gaara dan Yugao. Resiko gagal Move On.

Tidak mendapat respon, Ino bersiap membuka mulut. Senggolan di lengannya mengurungkan niat Ino kembali menyebut nama Matsuri. "Apa?" menatap Shion jengkel.

Ino dan tidak pekanya. Shion membatin. "Kau lupa disini ada Yugao." Berbisik tertahan. Was-was jika Yugao melihat mereka. Beruntung saat ini Yugao fokus berbicara dengan Hanabi. Shion tidak ingin mencari tahu sejak kapan mereka mulai akrab.

Ingin sekali Ino menepuk dahinya. Bodoh. "Aku lupa."  Tersenyum bersalah pada Shion. Sai yang sibuk berbicara dengan Gaara memutar mata. Pembicaraan Ino dan Shion sangat jelas di pendengarannya. Entahlah, apa Gaara mendengar atau tidak. Ekspresi Gaara terlalu kaku untuk Sai menebak sendiri.

Tidak ingin terjadi keributan dalam acara yang dibuat Uchiha, Ino menghampiri Matsuri yang masih tidak mau menatapnya. Meninggalkan Shion yang mulai bergabung dalam pembicaraan Yugao dan Hinata.  Suasana yang sedikit bising disyukuri Ino. Entah apa yang terjadi jika Yugao mendengar nama Matsuri yang merupakan mantan tunangan Gaara.

"Kau sudah memberi selamat pada mereka?" melirik pasangan Sasuke dan Sakura yang berdiri ditengah ruangan bersama beberapa kolega Uchiha.

Matsuri menggeleng. Mengatur suaranya supaya tetap normal. "Aku baru datang." Jeda, "Sakura juga baru memeberitahuku hal penting ini tadi malam." Matsuri mengingat bagaimana mulutnya hampir berbusa karena mengomeli Sakura meski hanya lewat benda canggih yang disebut Handphone.

Satu pertanyaan terlintas di kepala Ino. "Kau mengenal Sakura?" awalnya ia mengira Matsuri datang karena undangan Sasuke.

Matsuri menjawab acuh. "Kami bersahabat selama di New York." Mengajak Ino berjalan menghampiri Sasuke dan Sakura.

Ino mengiyakan. Memutuskan tidak ingin mencari tahu. Mereka mulai melangkah melewati beberapa tamu undangan dengan busana wah mereka. Ino yakin, yang datang malam ini bukan sembarang orang. Ohh Uchiha dan kekayaannya. "Dunia memang sempit." Ino mengomentari jawaban Matsuri setelah terdiam beberapa detik.

Matsuri urung menyahut ketika Sakura menyadari kedatangan mereka.  "Selamat ya sayang." Mempertemukan pipi kanan dan kirinya dengan pipi halus Sakura.

Sakura tersenyum. Memberi Sasuke kode untuk menyapa Matsuri. "Terimakasih."

"Hn. Terimakasih sudah datang."  Membalas uluran tangan Matsuri. Lawan bicara Sasuke dan Sakura mengatakan sesuatu, lalu meninggalkan mereka berempat.

Ino menggerakan gelas di tangannya. "Dimana triplets?" masih tidak percaya sahabatnya ini sudah melahirkan tiga anak yang beruntungnya mempesona.

Sakura celingak-celinguk mencari keberadaan permatanya. Nihil. "Tadi mereka disini." Kembali menatap Ino dan Matsuri. Menyembunyikan rasa khawatir dibalik polesan make up mahal karena tidak menemukan tiga kesayangan.

"Mungkin mereka diluar." Sasuke menimpali tidak peka. Memberi senyum tipis pada Neji yang melambai dari sudut ruangan. "Aku kesana dulu." Berbicara pada Sakura.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang