Chapter 39

20.2K 1K 146
                                    

Rencananya mau up tdi mlm.  Gara2 kepergok teman yang mau nyambut 17 agustus jdi di tarik ikut latihan. Pulng2nya langsung kena 5L.. Mau lnjut ngetik tangan gk mampu #kok curhat??? 

Senyum manis buat kalian,  silahan dinikmati. #makananKaleeeYaaa

     -------------------------------------

Konoha |Jepang

Bibir mengerucut, pipi mengembung, menjadi pemandangan di pagi hari di Mansion Uchiha.  Uchiha Madara memutar onyx-nya jengah.meletakkan kopi hitamnya, lalu berkata pada Sasuke. "Kau bisa mengutus siapapun ke Jeju." Melihat Sarada merajuk paling di hindarinya.

Hati Sarada tersenyum. Reichi dan Kenichi memutar mata, tetap melanjutkan sarapan mereka. Menelan sarapannya, Sasuke menjawab. "Tidak bisa." Beralih pada Sarada di depannya. "Hanya dua hari sayang." Sasuke tidak tau, mengapa Sarada menjadi manja seperti ini. Sangat berbeda dengan semalam.

Sarada mencebik. Hanabi berdo'a semoga Sarada berhasil membujuk Sasuke membatalkan kepergiannya. Hatinya mengatakan sesuatu yang tidak ia inginkan akan terjadi. Ekspresi khawatir Hanabi di sadari Reichi di sela gelasnya. Meletakkan kembali gelas yang menempel di bibirnya, Reichi membisikkan sesuatu pada Sarada. "Besok Rin ulang tahun. Aku yakin kau tidak ingin melewatkan itu." Kembali meminum jus tomatnya. Mengabaikan manik membulat Sarada.

Sebelum Sarada menyahut, Fugaku dan Itachi menyela, mengatakan akan meninggalkan meja makan lebih dulu. Itachi harus terbang ke Kanada dan Fugaku mempunyai janji dengan Namikaze Minato. Mereka semua mengangguk, kecuali Hanabi yang menghawatirkan ekspresi Sarada yang berubah ceria. Apa yang di bisikkan Reichi? Semoga tidak berpengaruh pada kepergian Sasuke.

"Sebaiknya aku juga pergi." Sasuke berkata, lalu keluar dari kursi.

Sarada berkata cepat. "Tousan hati-hati." Caranya berbicara seolah menyetujui rencana Sasuke dari awal. Tentu saja ulang tahun Rin nanti, mereka akan merayakannya di suatu tempat, jika tousannya berada di Konoha, ia harus mengucapkan selamat tinggal di ulang tahun sahabatnya. Sifat posesif Uchiha Sasuke kadang sangat menyebalkan.

Hanabi membeku. Memegang garpunya erat. Reichi yang menyadari sikap Hanabi tersenyum tipis. Merasakan tatapan di depannya,  Hanabi mendongak, onyx Reichi menyambutnya. Senyum Reichi seketika menghilang, di ganti raut datar. Hanabi mendesah, kembali menunduk. Kapan Reichi akan menyukainya?

Dengusan Reichi memancing Kenichi di sampingnya. Berbisik di telinga Reichi. "Bersikap sopan padanya." Ia tau apa yang di lakukan Reichi pada Hanabi. Ia bukan remaja 14 tahun yang masih  berpikir polos. 

Reichi mengabaikan. Kenichi menyerah. Menurutnya menikmati tomat di pagi hari lebih baik daripada berbicara pada Reichi dalam mood melebihi wanita PMS.

"Kau sakit?" sikap Hanabi menarik rasa khawatir Mikoto. Seketika Hanabi mendongak lalu menggeleng sopan.

Sasuke dan Reichi memutar mata. Tiga lainnya menatap Hanabi khawatir. "Sebaiknya kau ke dokter." Madara memberi usul. Ia tidak mau wanita ini membatalkan rencananya. Mencarikan kandidat calon ibu triplet tidak mudah.

"Neesan sebaiknya istirahat." Sarada memberi usul. Kenichi mengangguk.

"Aku tidak apa?" Hanabi menjawab tidak bersemangat. Kenapa Sasuke tidak menayakan keadaannya. Miris sungguh miris.

"Sebaiknya aku berangkat." Sasuke memotong datar. Adegan di depannya membuat onyx-nya ingin berputar. Reichi tidak pernah sebahagia ini. Tousan-nya pria terbaik. Sasuke tidak mengacuhkan Hanabi adalah hal ia syukuri. Jahat? Ia tidak peduli.

Satu tangan Hanabi mengepal. Mikoto menatap Sasuke galak. Madara mendesah lelah, tidak tau lagi cara mengajari Sasuke. Kenichi dan Sarada saling melirik penuh arti. "Hanabi sedang sakit." Mikoto berkata kesal.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang