Chapter 40

29.8K 962 74
                                    

Haeeee bali lagi.  Mf lama ngilang. Ada sesuatu hal;)

Mf jg gk lz comment kalian :)

            --------------------------

Suigetsu mengutuk.  Ingin sekali melemparkan benda tipis di genggamannya tepat di wajah sok tenang pria yang berdiri di depannya. Bagaimana mungkin Kakashi memasang raut tenang di saat kemurkaan Uchiha Sasuke menanti mereka. Ohhhh ia membutuhkan istri galaknya sekarang. "Apa yang di lakukan Sasuke-sama sampai tidak mempunyai waktu menjawab panggilanku." Suigetsu menggerutu kesal.

Kakashi sedikit meringis, mendekati sofa putih di ujung ruangan. "Aku tidak yakin, " jeda, "malam ini cukup dingin,  kau tau maksudku." Apa mungkin tebakannya ini akurat?  Batin Kakashi tertawa.

Suigetsu mendelik. Memasukkan ponselnya ke dalam sakunya buru-buru. Perkataan Kakashi membuatnya ingin memukul seseorang. "Jangan berkata aneh." mendekati handel pintu. Ia harus segera menemukan Hanabi.

Selama di pesawat rasa khawatir setia menemaninya. Memikirkan kemurkaan Sasuke ketika mengetahui ia membawa Hanabi ke Jeju sudah berhasil membuatnya terapi jantung. Tentu itu melelahkan. Dan sekarang ia butuh istirahat. Bukan kondisi seperti ini yang ia inginkan. "Bisakah kau membiarkanku istirahat beberapa menit." Kakashi memelas.

Ceklek

Kriettt

Pintu terbuka setengah. Suigetsu menatap Kakashi. Salah satu tangannya memegang handel pintu erat. "Kau tunggu disini." Berbuat baik pada yang lebih tua mungkin tidak ada salahnya.

Senyuman Kakashi muncul. Manik Suigetsu berputar. "Jika Sasuke-sama tidak sedang berkencan, aku tidak akan sekhawatir ini." Suigetsu memberi alasan.  Senyuman Kakashi lenyap, di gantikan raut serius.  Sebelah alis Suigetsu terangkat. "Ada apa dengan wajahmu?" Suigetsu melanjutkan.

"Kau yakin ini adalah kencan?" mengingat sikap Sasuke dua tahun ini pada lawan jenis membuat Kakashi ragu.

Suigetsu mengangguk cepat. Masih ingat raut bersinar Sasuke ketika memintanya mempersiapkan semuanya. "Awalnya aku berpikir sama jika tidak melihat wajah bahagia Sasuke-sama." Bibirnya membentuk senyum tulus. Maniknya menerawang.

Kakashi berdiri lalu mendekati Suigetsu. Ia tidak ingin percaya begitu saja. "Mungkin ketertarikan sesaat." Mengatakan ragu.

Manik Suigetsu kembali berputar. Membuka pintu lebih lebar,  mempersilahkan tubuh tegap Kakashi melewati pembatas pintu. "Ku rasa kau tidak berniat menghancurkan kencan Sasuke-sama." Menyeringai jahil.

Kakashi terkekeh, melakukan isyarat yang di berikan Suigetsu. Pintu tertutup dari luar. Keduanya menelusuri lobby hotel sedikit cepat. Di sela langkahnya Kakashi berkata.  "Sebaiknya kita berpencar."

Suigetsu menoleh, menatap Kakashi heran. "Hah?"

Mengapa Suigetsu lolos menjadi salah satu kepercayaan Sasuke? Pertanyaan yang terlintas di kepala Kakashi. "Kau---"

Brukkkk

Suara Kakashi terputus,  kakinya terpaku. Melongo menatap dua sosok berbeda jenis yang saling menindih di depan onyx-nya.

"Kyaaaaaa!!!!  Dasar mesum."

Plakk

Tersadar, Matsuri berdiri cepat menatap galak pria dewasa yang terbaring di lantai. Satu tamparan untuk pria mesum mungkin tidak masalah.

Suigetsu mendelik, bangkit sambil mengusap pipinya yang memerah. "Mengapa kau menamparku?" bertanya kesal.

Matsuri bersidekap angkuh. "Kau sengaja menabrakku."

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang