"Hn, apa itu penting?"Pertanyaan Sasuke membuat Sakura ingin menjerit. "Kau bisa melihatnya." Sasuke akan menyebalkan sewaktu-waktu. Sakura ingat itu.
Punggung tegap Sasuke memisahkan diri dari sofa ketika tangan kekarnya meraih map biru yang di letakkan Sakura di permukaan meja. Rasa penasaran yang di rasakan membuatnya tidak ingin menambah persentase kekesalan Sakura. "Apapun yang tertulis disini tidak akan merubah keputusanku." Pesan Sasuke sebelum membuka map yang kini bertengger di tangannya.
Emerald Sakura berputar. Yakin, Sasuke akan menarik ucapannya setelah membaca sederet kalimat yang tertulis di kertas putih yang menurut Sakura mengerikan.
Emerald Sakura tidak lepas memperhatikan Sasuke. Mencoba menebak apa yang di pikirkan otak jenius Sasuke saat ini. Apakah lembaran kertas yang saat ini di lahap habis onyxnya mampu menolongnya dari ide konyol pria ini. Sepertinya ia tidak perlu pesimis sekarang. Jelas, lembaran putih itu mampu menolongnya. Sakura tersenyum kecil menyadari itu.
Ujung bibir kanan yang semula tertarik ke atas kembali membentuk garis lurus ketika menangkap raut mengeras Sasuke. Emerald Sakura tidak buta saat merekam bagaimana jari kekar Sasuke sedikit menekan tepian map biru. Ironis, Sakura yakin tindakan itu akan meninggalkan jejak menyebalkan.
Di sela presentasi isi kepalanya, Sakura mencoba menebak apa yang membuat wajah yang selalu datar itu mengeras. Apakah kenyataan yang baru di ketahuinya hari ini membuat Sasuke terkejut?
"Kau tidak apa-apa?" Sebagai sahabat yang baik Sakura mencoba bertanya.
Menutup map biru di tangannya, kemudian menghempaskan asal ke permukkan meja. Tindakan yang cukup membuat Sakura mengernyit heran. "Kau lebih terlihat seperti orang marah." Sakura tidak tahan untuk tidak berkomentar. Bukankah seharusnya Sasuke sedih atau shock?
Mengusap wajahnya kasar, Sasuke menjawab. "Hn."
Sebelum menatap Sasuke, Sakura menyempatkan melirik benda biru di atas meja. "Kau tidak pulang?" Sasuke menatap Sakura tidak mengerti. "Meminta maaf pada Shion misalnya." Rahang mengeras Sasuke membuat Sakura cepat menambahkan. "Kangker rahim. Ku rasa itu sangat berbahaya." Menunggu respon Sasuke.
Kangker rahim?
Sasuke ingin tertawa mendengar penyakit mematikan itu sekarang. "Penyakit yang membuat wanita cukup terpuruk." Sasuke mengucapkannya penuh arti.
Sakura menatap onyx Sasuke serius. Dekat dengan Sasuke tiga tahun lamanya membuat ia menyadari sesuatu. "Ada apa?" meraih map biru di atas meja. Membukanya pelan. "Tidak ada yang aneh disini." Sakura berkata tanpa menatap Sasuke. Emerald-nya fokus pada barisan kalimat yang tersusun rapi.
Sasuke mendengus meremehkan. Menatap sinis benda yang menjadi fokus Sakura. "Ini bukan drama." Makna khusus tersimpan di setiap kalimatnya.
Sikap Sasuke saat ini tidak di perkiraan Sakura sebelumnya. Awalnya ia menyangka Sasuke akan terkejut kemudian berlari pulang. Tentu menemui istrinya. Adegan yang sering terjadi di drama setiap ia tonton. Bukan seperti saat ini. Mengapa Sasuke bersikap seolah tidak mencintai Shion? Meletakkan kembali map biru di pangkuannya, Sakura bertanya, "Kau tidak mencintai Shion?" pertanyaan aneh, Sakura tau itu.
Sasuke tertawa paksa. "Pertanyaan bodoh Sakura."
Bersikukuh Sakura melanjutkan. "Sikapmu mengatakan itu." Mengangkat bahu acuh. "Seharusnya kau tidak lagi berada disini."
Onyx Sasuke menyipit geli. Menggantikan raut mengeras beberapa detik lalu. "Sikapmu seperti wanita cemburu." Mengatakan dengan cara menyebalkan.
Tubuh Sakura menegak. Menatap Sasuke jengkel. "Jika aku menjadi kau, aku akan langsung memeluk istriku sekarang." Meskipun dingin, Sasuke pria lembut. Sakura tau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire (Completed)
FanfictionSiapakah yang akan Kau pilih Sasuke? Istri yang kau nikahi karena cinta? Atau Wanita yang melahirkan benihmu? Atau Wanita yang ingin di jodohkan denganmu? ________________ Uchiha Sasuke x Haruno Sakura Uchiha Sasuke x Sabaku Shion Uchiha Sasuke x...