Chapter 45

24.6K 970 195
                                    


Typo... Typo padahal dh bolak balik pas baca, tetap ja da typo #chap2 sblumnya.. Hehhe manusia biasa.

Tancapppppp gassss!!!!

******

Seakan melakukan telepati, Itachi dan Sasori menggeleng lalu terkekeh geli, seolah menertawakan pikiran yang berani terintas di kepala mereka.

"Sepertinya aku terlalu merindukannya." Sasori berkata getir.

Sigap Itachi meraih jemari suaminya lalu berkata lembut. "Dia sudah tenang di ala-----"

"Tolong saya, ada orang aneh pingsan di kamar Sasuke-kun."

Bukan nada takut bercampur memelas yang membuat tubuh Itachi dan Sasori serasa di siram air es, melainkan sosok mustahil yang berdiri di ujung tangga dengan wajah penuh kekhawatiran. Persetan siapa yang ingin di tolong sosok ini. Lidah dan kaki mereka tidak mampu berkerja sesuai pungsi masing-masing.
Itachi mengerjap. Ia memang menahan rasa kantuk selama di pesawat. Beberapa menit lalu ia juga mengatakan ingin segera menghabiskan waktunya bersama pulau kapuk. Apa sebegitu ngantuknya sehingga ia harus tidur berjalan. Selama dua tahun kepergian Sakura, baru hari ini ia bermimpi bertemu Haruno Sakura. Mungkin Sasori benar, ia juga merindukan wanita hebat itu.

Sasori masih meraskan genggaman Itachi di jarinya. Hal ini membuktikan ia tidak bermimpi. Lalu apa yang di lihatnya sekarang? Imajinasi? Sejak kapan otaknya suka berimajinasi? Sasori meneguk ludah saat melihat kilatan jengkel dalam manik sosok itu. Okey ini mulai aneh.

Sakura yang diam-diam mengagumi wajah tampan dan manis dua pria yang masih berdiri kaku seperti patung di pertengahan anak tangga mulai jengkel. Apa suaranya kurang keras? "Kalian mendengarkanku?" dua tangan Sakura melambai-lambai mengikuti gaya seseorang yang tersesat di tengah pulau waktu mencari bantuan.

Itachi mencoba sadar. Pendengarannya menangkap dengan baik apa yang di katakan wanita di mimpinya. "Sebaiknya aku segera bangun." Itachi menggumam untuk dirinya sendiri.

Sayangnya Sasori mendengar gumaman aneh Itachi. "Sepertinya ini nyata." Sasori mengucapkan dengan bergetar. Syukurlah pikiran rasionalnya masih berkerja.

Otak jenius Itachi berkerja. Menatap Sasori dan Sakura bergantian. "Aku rasa iya." Tiba-tiba Itachi merasa takut.

Sakura mendengus. "Jangan mengabaikanku." Teringat sesuatu Sakura menepuk dahinya. Ia merasa bodoh. "Aku bukan hantu dan aku masih hidup."

Seakan baru mendapatkan undian berhadiah, Sasori berlari menaiki anak tangga lalu menerjang tubuh Sakura erat. Sakura yang tidak mengerti entah mengapa merasa nyaman. Ragu tangannya membalas pelukan Sasori. Sakura tidak tuli untuk tidak menyadari isakan di belakang punggungnya. Apa pria ini menangis? Siapa dia?

Itachi mematung. Membiarkan kaki lincah Sasori melawan sisa anak tangga yang menjadi pemisah Sasori dengan sosok yang ia kira Sakura. Pemandangan mengharukan yang tersaji di depannya menikam hatinya. Itachi berbalik menuruni anak tangga. Ngantuk yang di rasakannya sirna. Biarkan dua sosok yang saling merindukan itu menghabiskan rasa menyesakkan yang tertimbun dua tahun ini.

Sasori memberi jarak tubuhnya dengan Sakura. Tinggi yang sama memudahkan Sasori menatap emerald yang ia rindukan setiap malam. "Aku tidak percaya ini." Sasori berkata serak. Hazelnya membengkak. Dua tangannya mengeggam jemari Sakura, memastikan semua ini bukan mimpi. Siapa yang menyangka jika kepulangannya ke Konoha ia mendapatkan kejutan berharga ini.

Sakura tidak menangis. Emeraldnya menatap Sasori lekat. Hatinya sakit mengetahui Hazel indah itu mengeluarkan air mata karena dirinya. Tidak! Bukan karena rasa cinta, lebih ke rasa sayang. Siapa sosok ini di masa lalunya? "Maafkan aku." Kata yang keluar begitu saja.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang