Mueeeehehe td sy slah tekan.. Blom slse ne jari dh maen publish ja,, jdinya sy unpublish :)
Dulu saat High School, nama Sabaku Shion tidak pernah melewatkan 10 besar. Tentu semua itu bukan karena nama Sabaku yang ia sandang. Kecerdasan yang di miliki anggota Sabaku menjadi salah satu alasanya. Tidak heran, Shion menjadi salah satu siswi populer di jamannya.
Dan sekarang, lihat apa yang ia lakukan di depan cafe tempat yang di sebutkan si sok lugu Hanabi. Seharusnya ia menolak tegas, bukan bersikap seperti Dora. Si gadis kecil dengan segala keingintahuannya.
Baiklah....Daripada berdiri sepeti hiasan selamat datang sebaiknya ia mencari tahu apa yang di inginkan Hanabi.Kaki jenjang Shion melangkah angkuh memasuki pintu cafe. Violetnya bergerak cepat mencari pelaku yang membuatnya melawan terik matahari di siang bolong seperti ini.
Disana. Di sudut ruangan. Tunggu bukankah itu Sakura? Jadi dia masih hidup? Sulit dipercaya. Ia harus mengucapkan terimakasih pada mulut es Reichi karena berbaik hati memberitahukan kenyataan tentang Sakura. Jika tidak, mungkin ia sudah menjadi bahan lelucon pengunjung cafe sekarang.
Tidak sanggup membendung penasaran yang mencapai akut, Shion berjalan semakin cepat. Jangan sampai Hanabi meracuni pikiran Sakura. Kemarahan Reichi seperti di depan violetnya sekarang.
"Hanabi?"
*********
Bunyi lonceng sebagai tanda ada pengunjung, mengalihkan fokus Hanabi dari Sakura. Tubuh tinggi Shion menjadi santapan utama. Tidak ingin membuat Shion menyadari tatapannya, Hanabi segera menatap Sakura.
"Sekarang kondisi kita kritis. Aku harap kau bisa menjaga emosi pada Shion." Hanabi berkata serius pada Sakura.
Apa maksud Hanabi? Sakura menunjukkan wajah bingung. "Aku tidak mengerti."
Mencondongkan tubuhnya ke arah Sakura. "Shion dia berjalan kesini." Melirik Shion dalam diam. "Meskipun kau tidak pernah bertemu dengannya. Pasti kau tau dia mantan istri Sasuke." Hanabi menambahkan.
Ehhh mantan istri Sasuke. Emerald Sakura rasanya ingin melompat keluar. Untuk apa Hanabi mempertemukan mereka? Sakura penasaran apa isi otak Hanabi. Belum sempat protes, suara dari samping tubuh mereka menginterupsi.
"Hanabi?" Shion melirik Sakura sekilas.
Sedikit penasaran, Sakura menoleh pada Shion. Satu kata, cantik.
"Duduklah Shion." Hanabi menunjuk kursi di antara tubuhnya dengan Sakura.
Shion mengikuti usul Hanabi. Memesan kopi setelah salah satu pelayan menghampiri meja mereka. Selesai dengan pesanannya, Shion bicara pada Sakura. "Aku tidak menyangka kau masih hidup." Raut tidak suka Sakura jelas disadari Shion. "Jangan takut, aku tidak berniat merebut Sasuke darimu." Mengucapkan terimakasih setelah pesanannya di antar.
Bukan hanya Sakura yang terkejut. Hanabipun tidak percaya kalimat yang meluncur dari bibir Shion. Masih teringat jelas bendera perang yang di layangkan Shion di Jeju beberapa hari lalu. Secepat itukah wanita ini berubah?
"Ada apa dengan wajah kalian?" Shion terkekeh. Menyesap kopinya.
Sakura tidak tau harus mengatakan apa. Pertemuan ini terlalu mendadak.
"Kau mengenal Sakura?" Hanabi tidak menyangka ini.
Shion melirik Sakura sekilas. "Kami pernah bertemu dulu." Mengedikkan bahu.
"Aku tidak ingat." Sakura tersenyum kikuk.
Entah Sakura polos atau tidak peka. Jelas jawabannya menggores harga diri Shion. Rasanya Hanabi ingin tertawa. "Sepertinya pertemuan kalian tidak begitu penting." Mengejek Shion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire (Completed)
FanfictionSiapakah yang akan Kau pilih Sasuke? Istri yang kau nikahi karena cinta? Atau Wanita yang melahirkan benihmu? Atau Wanita yang ingin di jodohkan denganmu? ________________ Uchiha Sasuke x Haruno Sakura Uchiha Sasuke x Sabaku Shion Uchiha Sasuke x...