Chapter 51

14.1K 840 93
                                    


Sosok Reichi yang  muncul di balik pintu ruangan yang menyembunyikan Neji dan  Sasuke, sukses menghentikan langkah Kenichi. Bertanya bingung. "Kata maid Tousan memanggilku."

Reichi tidak menjawab. Memberi isyarat pada Kenichi untuk mengikutinya. Menahan kesal, Kenichi melangkah pelan. Tidak bertanya ketika Reichi membuka pintu kayu yang di desain membentuk lambang kipas.

"Ada apa?" tubuh jangkungnya bertemu lembutnya permukaan ranjang milik Reichi.

"Bisa serius Ken?"  menatap Kenichi malas. Menarik handle. Pintu kembali tertutup rapat.

Reichi itu menyebalkan. Apa ia pernah mengatakanya? Jika belum, Kenichi bersedia mengulanginya. "Aku sedang tidak ingin membahas Sabaku Lion." Kenichi menjawab. Bangun dari posisi berbaringnya. Bersila di atas ranjang.

Lion? Apa Kenichi menganggap Shion singa? "Sopanlah Ken!" Berjalan ke arah meja belajar. Menarik kursi ke depan Kenichi, lalu mendudukinya. "Dia tidak berbahaya."

Kenichi tidak terima. "Kalau dia tidak berbahaya. Kenapa dia memberitahu kita pertunangan Kaasan dengan Utakata?"

"Dia bermaksud baik."  Berkata serius.

Baik? Baik darimana? Dari Hongkong? "Dimana letak baiknya?" mencibir. Emerald memicing remeh.

"Agar Tousan segera bertindak."

Tegas Dan masuk akal. Ohhh Kenichi benci mengakui ini. Apa yang di katakan Reichi ada benarnya. Emosi membuat otaknya buntu. "Kau benar." Memilih mengalah. Dari zaman A sampai Z ia tidak akan bisa mengalahkan Reichi dalam hal berdebat. Kami-Sama seakan selalu berpihak pada saudara es-nya. Untung Kenichi sayang. Kalau tidak ia sudah bertindak seperti di novel picisan. Iri kepada saudaranya lalu merencanakan kudeta. Yaa elllahhhh ia mah santai. Semakin Reichi unggul dalam segala hal, justru semakin baik juga untuk Kenichi. Toh ia juga pasti kecipratan juga. Seperti kata Uchiha Madara, jangan mengaku Uchiha jika iri pada Uchiha.

"Tousan ada tamu. Kita menemuinya nanti."

Info sekilas Reichi di jawab Kenichi malas. "Okey." Kembali merebahkan tubuhnya. Mengisi tenaga sebelum perang.

**********

Mansion Uzuki

Untuk kesebelas kalinya Tayuya mengusap wajah kasar. Bodoh!!! Bagaimana ia sebodoh ini melupakan permusuhannya dengan Mikoto. Apa  Mikoto tahu ia adalah ibu kandung Sakura? apa yang akan di lakukan Mikoto? Apa Mikoto akan membatalkan pernikahan Sasuke dan Sakura? Okey, jika dua anak bodoh itu menikah.

Tayuya menggeleng cepat. Mondar-mandir di dalam kamar milik Orochimaru. Beruntung sang pemilik kamar melakukan meeting mendadak. Bisa penuh otaknya mencari alasan kegusarannya sekarang.

"Mereka harus menikah." Bibir menggumam. Mengigit ujung jari gugup. "Nasib triplets harus di perjuangkan. Aku tidak rela cucu-cucuku tidak menyandang Uchiha. Mikoto akan menjadi urusannya." Tayuya menggumam, mengangguk yakin. Berhenti menyiksa dua kakinya.

Seperti mendapat undian berhadiah. Tayuya tersenyum lebar. "Sasori!! Benar, anak itu harus membantuku."

**********

Mikoto menatap ragu gerbang menjulang di depannya. Tanpa harus masuk, Mikoto tahu Mansion Uzuki tidak kalah mewah dengan mansion Uchiha, Namikaze, Sabaku atau Hyuuga. Kemewahan yang di miliki Uzuki membuatnya ragu. Apa benar wanita yang melahirkan Sakura kekasih dari pemilik mansion megah ini.

Tidak ingin berdiam lebih lama di bawah terik matahari, Mikoto meraih ponsel tipisnya yang tersimpan rapi di dalam tas branded miliknya. Mencari nama Sasori.  Hitungan kelima, panggilan tersambung. Mikoto berkata cepat.

Desire (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang