Seoul, ibukota Korea Selatan ini adalah menjadi tempatnya sekarang. Disebuah rumah yang besar Jongin akan tinggal bersama keluarga kakaknya, meskipun ia berkeinginan untuk tinggal seorang diri namun kakaknya malah melarang itu semua, dia berkata ia tidak boleh jauh darinya.
Sebuah kamar dilantai dua kini menjadi tempatnya. Kakak iparnya memang sangat mengertinya bahkan kamar ini tidak terlalu jauh berbeda seperti kamarnya dirumah yang dulu.
Jongin duduk disebuah ranjang empuk miliknya, ia harus segera terbiasa tinggal dikota ini bagaimanapun ia belum mempunyai pengalaman apapun tinggal disini karena selama ini Jongin hanya mengetahui tempat tinggalnya, tidak lebih.
Jongin segera membuka koper yang dibawanya dari Busan. Koper yang tidak terlalu besar itu berisikan barang-barang terpentingnya dan tidak lupa sebuah bingkai foto yang melihatkan sebuah foto antara dirinya bersama sang ibunda.
Jongin menatap foto itu, sekarang ia merindukan sosok ibundanya. Eomma, bagaimana dirimu disana? Aku merindukanmu.
Namun Jongin tidak ingin larut dalam kesedihannya lagi. Ia segera menaruh bingkai tersebut diatas mejanya bagaimanapun ia harus bisa merelakan sosok Ibundanya karena kalau terus larut dalam kesedihan hanya membuatnya tampak seperti pria yang lemah.
"Jongin-ah, makan siang sudah siap." Sebuah suara baru saja menusuk telinganya tanpa melihat pun Jongin tahu siapa yang berteriak seperti itu.
Tanpa menunggu lama Jongin segera bergegas meninggalkan kamarnya dan bergegas menuju meja makan.
"Ah eomma, tidak bisakah eomma tidak berteriak." Sesampainya dilantai bawah Jongin sudah disambut oleh ocehan keponakannya kepada kakaknya, melihat tingkahnya membuat Jongin teringat dengan sikap kakaknya yang tidak terlalu jauh berbeda dengan Sungyeon.
"Mian, Sayang." Jongeun hanya terkekeh. Semakin beranjak dewasa anaknya sekarang sudah mulai mengomelinya bahkan tak jarang anaknya itu memberikan nasihat kepadanya. Ia tidak mengerti darimana sikapnya itu muncul.
"Iya benar apa katanya, kecilkan suaramu itu nunna!" Balas Jongin tidak mau kalah.
Jongeun hanya menatap heran adiknya. Dia sama saja seperti anaknya selalu saja membuatnya terpojoki.
Kini sebuah keluarga kecil sudah berkumpul dimeja makan untuk makan siang bersama. Kali ini Jongeun memasak makanan yang enak membuat ruangan ini menimbulkan aroma makanan yang sedap.
"Ohya, aku sudah mencarikan sekolah untukmu." Ujar Jongeun memulai pembicaraan.
"Dimana?"
"Kau akan tahu besok. Siapkan dirimu besok karena nunna akan mengantarkanmu."
"Baiklah."
Sepeninggal ibundanya, Jongin sempat tidak masuk sekolah selama beberapa hari bahkan pria itu tidak mau kembali kesekolah lagi tapi entah kenapa kali ini seperti tidak ada beban yang dikeluarkan Jongin bahkan pria itu tak banyak membantah.
"Aku harap kamu bisa beradaptasi disini, Jongin-ah." Sahut Sungwon
"Iya, aku akan secepatnya terbiasa disini."
=000=
Didalam mobil hanya ada keheningan. Jongeun sibuk dengan stir mobilnya sedangkan Jongin hanya memandang keluar jendela. Hari ini mereka akan menuju kesekolah barunya Jongin, mengingat adiknya belum mengetahui tempatnya membuat Jongeun harus mengantarkannya.
15 menit perjalanan akhirnya mereka tiba disebuah sekolah yang keseluruhan gadungnya berwarna biru tua. Jongin masih duduk diposisinya memandng sekolah barunya hanya dari dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven [KAISTAL]
FanfictionHari ulangtahun tentu suatu hal yang sangat dinanti oleh siapapun karena ketika seseorang tengah merayakan hari jadinya akan bak seperti orang yang sangat spesial untuk satu hari itu. Namun berbeda hal dengan sosok seorang Kim Jongin. Dihari ulangta...