Chapter 13

1.8K 222 1
                                    

Soojung tersenyum paksa ketika Jongin datang menemuinya untuk memberitahukannya kalau keponakannya itu ingin mengajaknya untuk kerumah, sepertinya dia sudah kemakan omongannya sendiri karena tlah menuduhnya sudah menyogok keponakannya itu.

"Bagaimana ya .." Ucap Soojung sambil berpikir panjang. Jongin hanya memandangnya heran. Kenapa dengan wanita ini apa dia mencoba sok jual mahal didepannya.

"Kalau tidak mau yasudah, aku malah senang."

"Kenapa malah kau yang senang? Inikan keingin keponakanmu."

"Mudah, aku tinggal bilang kepada Sungyeon kalau nunna yang ia pikir orang yang baik itu salah nunna itu sangat sombong hingga tidak mau bertemu dengannya."

"Ya!"

"Pilihlah?!"

Soojung menggrutu kesal. Benar, Soojung sekarang tahu kenapa moodnya selalu saja menjadi buruk itu semua berkat Jongin yang selalu saja membuatnya kesal tapi kekesalan itu seakan tidak bertahan lama karena bagaimanapun ia masih berbicara dengannya seperti ini.

"Baiklah, aku akan kerumahmu hari ini tapi ingat aku kerumahmu karena Sungyeon bukan dirimu."

"Aku pun juga, aku tidak mengharapkan apapun darimu."

"Awas kau ya, Kim Jongin bodoh!"

Jongin hanya tertawa. Mengerjai Soojung adalah hobinya sekarang
Entahlah setiap membuatnya marah dan kesal sedikit membawa kesenangan sendiri dalam diri Jongin meskipun sebenarnya ia berkata tidak dari hati melainkan hanya kelucuan yang sengaja dibuatnya.

***

Diruang klub Jongin bersantai disebuah kursi panjang. Seharian ia berlatih bersama team basketnya membuat seluruh tenanganya terkuras semua.

Disaat sedang bersantai sosok Ji Kwang datang menghampirinya lalu ikut duduk disampingnya.

"Permainanmu semakin hari semakin bagus, Jongin-ssi."

"Benarkah?"

"Iya, jarang anak baru di klub kita memiliki kemampuan yang sepertimu."

"Kau terlalu berlebihan!" Jongin langsung meneguk haus minuman yang dipegangnya. Latihan yang keras membuat tenggorakan perih karena menahan kehausan selama beberapa jam.

Ji Kwang terkekeh. "Ohya seberapa dekatnya kau dengan Soojung?"

"Kenapa?" Tanya santai Jongin

"Semakin hari kau semakin dekat dengannya."

"Benarkah? Biasa saja."

"Apa kau menyukainya Jongin-ssi?"

Jongin menoleh kearahnya. Apa hari ini Ji Kwang habis terkena lemparan bola basket omongannya tidak seperti biasanya.

"Kenapa kau terlalu peduli dengan kedekatanku dengan Soojung, aku rasa itu tidak ada sangkut pautnya denganmu."

"Tentu ada. Aku tidak suka melihatmu mendekatinya."

"Kenapa?" Jongin sedikit terkejut. Yap, ia rasa dia memang habis terkena lemparan bola basket makanya omongannya menjadi seperti itu

"Apa kau tidak menyadarinya juga Jongin-ssi?"

"Tidak, berkatalah yang jelas."

"Aku menyukainya!"

Jongin menatapnya tajam. Apakah ini semacam lelucon kalaupun ini hanya lelucon benar-benar tidak membuatnya ingin tertawa.

Jongin terkekeh. "Kau sudah menolak dan menyakitinya, dan kau bilang kau menyukainya. Apakah ini lelucon yang kau buat Ji Kwang-ssi?"

"Aku sungguh menyukainya. Kau tidak akan pernah mengerti."

"Lalu untuk apa kau menolaknya? Apa kau mencoba menjadi pria yang egois Oh Ji Kwang!"

"Kuakui aku memang egois. Selama ini aku mencoba menjaga imageku sebagai bintang sekolah. Waktu aku tahu Soojung menyukaiku aku sangat senang akan tetapi ..." Ji Kwang menghentikan ucapannya sejenak.

"Kau menolaknya untuk tidak merusak popuritasmu. Sungguh bodoh!" Sambar Jongin yang seakan begitu tidak senang dengan pengakuan Ji Kwang.

"Aku memang bodoh, aku tahu itu. Aku juga menyesal karena sudah menolaknya. Beberapa kali aku mencoba untuk berpikir, aku sudah melewatkan kesempatanku dan aku menyesal aku ingin meminta maaf kepadanya."

"Kau tahu betapa sedihnya dia mendapatkan penolakan itu darimu?!"

"Aku tahu, aku juga menyesal. Aku mengerti itu!"

"Lalu mau kau apa?"

"Tolong, buatlah Soojung mau berbicara denganku atau mempertemukanku dengannya. Setelah kejadian itu dia benar-benar menjauh dariku."

"Memangnya apa yang bisa aku perbuat?"

"Kumohon, hanya kau pertolonganku. Aku tahu kau bisa membantuku Jongin-ssi."

"Aku tidak terlalu yakin."

***

Di ruang makan kumpul sebuah keluarga kecil ditambah kedatangan Soojung yang sengaja untuk datang karena permintaan Sungyeon.

"Aku senang deh nunna mau datang kesini." Tidak hentinya Sungyeon terus menghiasi wajahnya dengan senyum manisnya itu. Melihat keponakannya bisa sesenang itu membuat Jongin merasa sangat senang.

"Aku jarang loh melihat Jongin membawa teman perempuan kerumah .." Ujar Sungwon yang juga ikut dalam makam malam ini.

Soojung terkekeh. Ini juga pertama kalinya ia berkujung kerumah teman prianya biasanya juga Soojung hanya bisa mengunjungi teman perempuannya.

Jongin tidak bergeming. Pria itu hanya sibuk dengan makanannya tanpa melihat betapa senangnya keluarganya menyambut gadis yang dibawanya.

"Ohya Soojung-ssi aku sangat berterima kasih karena kamu mau menerima baik Jongin disekolah, aku sempat khawatir kalau dia tidak mendapatkan teman." Ucap sang kakak

"Jongin anak yang baik kok .." Soojung melirik kearah pria itu sebentar "Meskipun terkadang dia sering meledekku."

"Dia memang seperti itu bahkan aku sebagai kakaknya sering diledeknya."

"Sepertinya Jongin sangat dekat dengan keluarga ini ya, aku yakin eomma-nya juga bangga memiliki anak seperti Jongin."

Jongin langsung menghentikan makannya. Kini seluruh keluarganya menatap kearahnya, apakah perkataan Soojung barusan mempengaruhi Jongin.

"Aaah Soojung-ssi ..."

"Aku tidak apa-apa nunna .." Sahut Jongin

"Kenapa? Apa aku salah berbicara?" Tanya Soojung polos.

"Ya! Kau memang salah berbicara!" Pekik Jongin menatap tajam kearah Soojung.

"Maaf kalau begitu .."

"Kau tidak salah, aku yang salah."

Selesai makan malam bersama, Jongin akan mengantarkan pulang Soojung kerumahnya mengingat langit sudah berubah menjadi gelap dan tidak baik seorang wanita pulang sendiri dimalam hari.

"Jongin-ah, aku rasa aku menyukai keluargamu."

"Kenapa?" Tanya Jongin tanpa menoleh sedikitpun karena tengah fokus dengan stir dihadapannya.

"Meraka baik dan ramah kepadaku."

"Itu sudah sewajarnya, kau kan tamu."

Soojung menggrutu kesal. Jongin selalu saja membalas ucapannya dengan perkataan yang tidak enak, dia selalu saja membuat moodku jatuh.

"Ohya, aku minta maaf soal perkataanku tadi ya"

"Perkataan yang mana?"

"Itu. Kau bilang aku salah bicara, ya meskipun aku tidak tahu aku salah dimana tapi aku ingin minta maaf."

"Kau tidak tahu kesalahanmu tapi kau meminta maaf. Aneh."

"Seterah."

Jongin hanya menggeleng heran. Ia tidak ingin memberitahu yang sebenarnya kepada gadis disampingnya ini perihal masalah keluarganya karena bagaimanapun Jongin belum siap kalau harus menceritakan kembali soal sang ibunda.

Heaven [KAISTAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang