Chapter 14

1.8K 215 0
                                    

Dengan kekuatan penuh Soojung berlari untuk menuju gedung sekolahnya. Karena tidak mendengar alarm membuatnya jadi bangun kesiangan alhasil ia harus terburu-buru untuk menuju kesekolah.

"Kau terlambat Jung Soojung!" Sebuah suara baru saja menghentikan langkahnya didepan gerbang sekolah. Seorang guru piket sudah berdiri disana dan mendapatinya yang datang terlambat.

"Aku mohon saem tolong bebaskan aku kali ini saja."

"Tidak bisa. Ini bukan pertama kalinya kau terlambat kau harus dihukum."

"Ayolah, Park Songsaengnim."

"Ikut aku."

Soojung menghela nafas. Tidak ada apapun yang bisa ia perbuat selain menerima hukuman ini, nasib buruk baru saja menimpanya.

Soojung tidak bisa menutupi rasa malunya ketika ia mendapatkan hukuman dengan berdiri dilapangan sampai jam pelajaran pertama selesai. Semua anak yang melihatnya hanya bisa menertawakannya apalagi banyak anak laki-laki yang melihatnya membuat Soojung seakan ingin mengumpat sekarang, kenapa guru Park begitu kelewatan kepadanya.

Beberapa menit berdiri dilapangan seketika pandangan Soojung teralihkan pada sosok Ji Kwang yang melintas dikoridor sekolah. Dia melihat kearahnya. Ya Tuhan tolong aku.

Laki-laki itu terdiam beberapa detik dengan menatapnya hingga kaki panjangnya itu melangkah pergi dari pandangannya. Kali ini Soojung benar-benar tidak bisa menutupi rasa malunya.

Kau tahu apa yang membuatku seketika merasa kesal? Pertama, mendapatkan hukuman di pagi hari dan mendapatkan pengurangan point, kedua aku tidak bisa memasuki kelas ketika di jam pertama adalah pelajaran guru Kim dan aku akan mendapatkan pengurangan point juga dan ketiga orang yang aku sukai melihatnya seperti ini. Apa itu tidak membuatku kesal dan gila?

"Eh dengar Soojung sedang dihukum dilapangan karena terlambat." Bisik salahsatu temannya dan terdengar jelas oleh Jongin.

Soojung terlambat? Jongin tidak pernah berpikir gadis itu akan terlambat secara selama ini Jongin melihatnya gadis itu selalu datang lebih awal kesekolah.

***

Ketika jam pertama selesai. Sosok Soojung datang memasuki ruang kelas dengan raut wajah nampak bete dan kesal sepertinya mendapat hukuman seperti itu membuat gadis itu merasa malu sekarang.

"Kau terlambat?" Tanya Jongin ketika Soojung sudah duduk ditempatnya. Dia tidak menjawab apapun wajahnya sudah begitu menjelaskan kalau dia tidak boleh diajak bicara sekarang.

"Ya! Soojung-ssi, kau kan meminjam buku catatanku sekarang aku memintanya kembali gara-gara kau aku jadi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik." Disaat bersamaan datang seorang pria yang diketahui juga merupakan teman sekelasnya, Park Jimin.

Soojung tidak menjawab. Perasaannya masih kesal sekarang bahkan gadis itu tidak ada mood untuk belajar sekarang.

"Soojung!" Panggil Jimin kembali

Soojung tetap tidak menyahuti. Dilain sisi Jongin hanya memerhatikan sikap aneh Soojung hari ini kenapa setiap dia terkena masalah selalu saja seperti itu, padahal dia terkenal sebagai murid nakal juga.

"Jung Soojung!!" Panggil Jimin yang kali ini sedikit menaikan nada suaranya.

"Ya! Soojung-ah, kau dipanggil itu!" Sambar Jongin. Soojung merespon, dan menoleh kearahnya dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa?!"

"Apa kau menutup telingamu? Park Jimin terus memanggilmu tapi tidak kau sahuti sebenarnya apa yang terjadi denganmu?"

"Apa pedulimu?" Soojung menolehkan pandangannya kearah seorang pria dihadapannya. "Dan kau mau apa?" Tanya sinis Soojung padanya.

"Aku meminta buku catatanku!"

"Buku catatan apa?!"

"Catatan matematika. Kemarin kau meminjamnya Soojung!"

"Aku tidak meminjam apapun!"

"Aku rasa dia meninggalkannya dirumah, Jimin-ssi." Sahut Jongin.

Seketika raut wajah Park Jimin berubah. Wajahnya menggambarkan seperti seseorang yang sedang menahan kekesalannya.

"Ya! Kau selalu saja seperti ini! Memangnya kau kesekolah membawa apa, sampai buku catatanku tidak kau bawa." Ucap Jimin mulai kesal

"Ya! Aku membawanya kenapa kau mudah sekali mendengar ucapan bodoh Jongin!" Soojung langsung merogoh isi tasnya. Seingatnya ia tidak meminjam apapun

Bodoh? Apa dia gila? Gadis itu bilang aku bodoh? Ah memangnya siapa dia berani sekali mengataiku bodoh.

"Apa kau menemukannya Jung Soojung?" Ledek Jongin

"Berisik!" Soojung masih sibuk mencari buku tersebut.

"Kenapa lama sekali?!"

Soojung menghentikan pergerakannya. Buku yang dicarinya ternyata tidak berada didalam tasnya.

"Ada?" Sambar Jongin kembali

"Mian, Jimin-ssi sepertinya aku meninggalkannya dirumah."

"Aaaaaaah!" Grutu kesal Jimin. "Kau! Kau selalu saja mengacaukannya. Pastikan besok kau membawanya Jung Soojung!"

"Mianhae ..."

Jongin tertawa puas. "Kau selalu saja seperti itu soojung-ah, kau tidak pernah mengendalikan emosimu."

"Ini juga karna kamu juga!"

"Aku? Kau memang aneh, Soojung-ah."

"Ishㅡ"

***

Sepulang sekolah Jongin menyempatkan diri untuk pulang bersama dengan Soojung dikarenakan kakaknya yang tidak bisa menjemputnya kali ini.

Diperjalanan hanya ada keheningan. Soojung yang selalu mengajaknya berbicara seakan menutup mulutnya serapat-rapatnya. Mungkinkah moodnya belum sepenuhnya kembali menjadi bagus.

"Soojung-ah .." Panggil Jongin disela-sela perjalanannya. Terdiam seperti ini terasa begitu membosankan untuknya.

"Kenapa?" Jawab malas Soojung.

Jongin terkekeh. Ia sudah sangat mengenal gadis itu meskipun moodnya sedang tidak bagus tapi dia selalu mencoba menjawab panggilannya.

"Kau besok ada acara?"

"Ada. Besokan hari libur aku ingin tidur sepuasnya." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya kearahnya.

"Oh begitu." Jongin mengangguk pelan. "Kalau aku mengajakmu ketaman dekat sekolah apakah kau mau datang?"

"Taman? Ada apa?"

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu besok."

"Kenapa harus besok dan ditaman, kenapa tidak sekarang dan disini."

"Ya! Ya! Kalau tidak mau tak apa."

"Baiklah, jam berapa aku harus kesana?"

"Mungkin sore. Aku tunggu ya ditaman didekat sekolah."

"Aku akan terlambat .." Ujarnya.

"Tak apa." Jongin tersenyum simpul. Kenapa dengannya kenapa saat melihat senyumannya itu membuat masalah Soojung seakan mereda begitu cepat. Apa kau menaruh racun disenyummu Kim Jongin?

Heaven [KAISTAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang