Chapter 29

1.6K 182 2
                                    

Jongin terdiam mematung. Memandang wanita itu dengan saksama memastikan kalau dia memanglah Jung Soojung kekasihnya tapi kenapa saat melihat dirinya dia seakan tidak mengenalnya.

"Aku harus pergi, apa kau butuh sesuatu?" Tanya wanita itu berhasil melepas lamunan Jongin.

"Tidak, maaf."

"Kalau begitu aku pergi." Wanita itu mulai melangkah pergi dari pandangannya. Jongin yakin bahkan sangat yakin dia adalah Soojung kekasihnya. Dia memang kekasihnya.

Jongin segera melepaskan lamunannya. Ia langsung berlari mengejar wanita itu sebelum dia melangkah lebih jauh lagi.

"Tungguㅡ" Jongin meraih lengan wanita itu. Ia harus memastikan, dirinya harus bisa memastikan kalau dia memang Soojung.

Wanita itu menghentikan langkahnya lagi ketika seseorang barusaja menahan lengannya.

"Waeyo?" Tanya datar sang wanita

"Aku ingin bertanya padamu. Siapa namamu?"

"Apa kau tidak dengar ketika aku memperkenalkan diri tadi dikelas."

"Aku terlambat."

Saat mengatakan kalimat itu barusan seketika Jongin langsung teringat. Dulu awal pertemuan dirinya dengan Soojung adalah dikelas. Waktu itu ia menjadi anak baru dan Soojung datang terlambat kekelas. Kenapa waktunya past sekali.

"Aku Jongin, Kim Jongin. Kau?"

"Jung Soojung." Jawabnya pelan

Jongin sedikit terkejut. Wanita yang sekarang dihadapannya memang kekasihnya tapi kenapa dia sama sekali tidak mengenalinya. Oh tolong apa yang terjadi denganmu Soojung?

"Apa kau kenal aku?"

"Tentu."

Jongin tersenyum lebar. Benar, ia tidak salah orang kali ini.

"Kau yang terlambat tadikan dan yang diomeli oleh dosen karena berisik."

"Oh." Jongin tak bergeming. Bukan itu maksudnya, apa kau ingat kalau aku ini kekasihmu?

Disaat bersamaan suara klakson mobil terdengar menusuk telinganya. Sebuah mobil merah tengah terparkir didepan kampus.

"Aku harus pergi." Ujar Soojung

"Pergi?"

"Waeyo? Aku sudah dijemput."

"Oh silahkan." Jongin segera melepaskan genggamannya. Wanita itu melangkah pergi mendekati mobil merah tersebut lalu segera pergi dari hadapannya.

***

Sungyeon dengan begitu rajinnya tengah membersihkan rumahnya seorang diri, padahal rumah yang ditempatinya cukup besar dan luas.

Disaat bersamaan terdengar suara kencang yang berasal dari pintu depan dan ternyata pamannya yang melakukannya tanpa ada angin atau hujan dia tiba-tiba saja menutup pintu dengan sangat keras.

"Waeyo samchon?" Tanya Sungyeon heran. Pamannya hanya menghiraukannya pria itu langsung saja berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan dirinya yang barusan bertanya.

Dasar samchon! Setiap hari selalu saja membuat ulah apa dia tidak berpikir bagaimana tingkahnya yang terkadang tidak sesuai dengan umurnya itu.

Jongin langsung berbaring diranjang empuknya. Ia masih memikirkan wanita itu yang mirip sekali dengan kekasihnyaㅡbukanㅡdia memang kekasihnya tapi kenapa wanita itu tak sedikitpun mengenalnya.

Jongin mengacak rambutnya kesal. Ia sangat kesal disaat seperti ini wanita yang selalu dirindukannya malah tidak mengenalinya.

Tapi setelah dilihat kembali penampilan Soojung memang terlihat begitu berbeda bahkan tatapannya kepadaku terlihat begitu dingin seperti bertemu dengan musuh yang tidak tahu harus berbuat apa.

Bukan ini yang Jongin inginkan. Ia ingin bertemu lagi dengan Soojung disaat yang indah, bukan seperti ini yang melihat wanita itu seakan seperti terkena amnesia.

Amnesia? Jongin berpikir sejenak. Mungkinkah setelah tersadar Soojung mengalami Amnesia dan aku tidak tahu?

Ah bodoh. Sekalipun dia mengalami amnesia tidak mungkin dia sampai melupakanku.

***

Dengan membawa boneka kesayangannya Sungyeon melangkah menuju sebuah kamar yang sudah tidak asing lagi untuknya.

Sungyeon mengetuk pelan pintu kamar tersebut. Dan seseorang didalamnya menyuruhnya masuk.

"Kenapa sayang?" Tanya Sungwon yang mendapati putrinya yang barusan mengetuk pintu kamarnya.

Sungyeon mendekati dan naik keatas ranjang sang ayah mencoba mencari tempat yang nyaman untuknya. Malam ini Sungyeon ingin tidur bersama sang ayah.

"Aku tidur sama appa ya." Ujarnya.

"Kenapa memangnya dikamar kamu?"

"Sepi. Aku ingin tidur sama appa malam ini."

"Baiklah." Sungwon mengelus pelan rambut putrinya. "Tidurlah yang nyenyak sayang."

Mungkin semenjak tidak ada Jongeun rumah ini nampak terlihat sepi apalagi beberapa kali putrinya berkata kalau dia merindukan ibundanya itu. Ia harap dia bisa kembali lagi dan berkumpul bersama kami semua.

"Appa .." Panggil Sungyeon tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Apakah eomma bahagia disana?"

"Tentu saja."

"Aku merindukannya appa."

"Appa juga."

=000=

Di koridor kampus Soojung berjalan santai dengan dua teman yang baru dikenalnya. Sebenarnya dulu Soojung sempat menempuh pendidikan kuliahnya di negeri sakura namun karena keluarganya kembali lagi kesini jadi dengan terpaksa Soojung harus mengikutinya dan sekarang ia harus kuliah di Korea.

Buk.

Seorang wanita dengan begitu tergesa-gesa barusaja menabraknya dan membuat semua barang-barang milik wanita itu terjatuh semua.

"Sumimasen." Ujar Soojung

Wanita itu segera membereskan semua barang-barangnya yang terjatuh.

"Ya! Soojung-ssi, ini bukan di Jepang." Sambar salahsatu temannya

"Oh, mianhae."

"Tidak apa. Aku yang salah." Wanita itu langsung beranjak berdiri ketika semua barangnya sudah dirapihkannya.

"Anyyeong, sunbaenim." Ucap Nayoung ketika menyadari wanita yang berada dihadapannya adalah seniornya dikampus.

"Sunbaenim." Ucap Harin ikutan.

Wanita itu hanya membalasnya dengan senyuman. Pandangannya teralihkan pada sosok seorang wanita yang terlihat bingung saat melihatnya.

"Perkenalkan, aku Han Woori." Woori mengulurkan tangannya dan dibalas hangat oleh wanita dihadapannya.

"Jung Soojung."

"Sunbaenim apa yang kau lakukan sampai terburu-buru seperti tadi." Tanya Nayoung

"Aku harus menyerahkan tugas ke dosen karena aku lupa mengumpulkannya kemarin."

"Kalau begitu aku pamit ya. Bye~" Han Woori segera bergegas pergi meninggal ketiga wanita disana yang diketahui adalah juniornya.

Soojung menatap kedua temannya. "Dia siapa?" Tanya Soojung

"Dia hanya sunbae di jurusan kita Soojung-ssi."

"Tapi terlihat tidak asing."

"Tentu, bukankah wajahnya terlihat seperti orang jepang daripada orang Korea?"

"Entahlah."

Heaven [KAISTAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang