Chapter 28

1.6K 197 9
                                    

3 TAHUN KEMUDIAN.

18 September
Seoul, Korea Selatan.

•••

"Samchon!" Teriakan kencang barusaja menggema keras diruang kamarnya. Seorang pria masih terbaring diatas kasur kesayangannya padahal matahari sudah menampakan sinarnya sejak tadi.

"Samchon, bangunlah!" Lagi-lagi suara teriakan terus menggema diruang kamarnya. Pria itu masih pada tempatnya tidak sekalipun bergerak untuk bangun ataupun sekedar membuka mata.

"Samchon, kau sudah terlambat lho."

Suara kecil seakan membisik didaun telinganya berhasil membuat pria itu yang sebelumnya seperti mayat hidup kini perlahan membuka matanya.

Dengan mata masih sayu. Ia mendapati seorang gadis kecil yang sudah duduk manis diatas ranjangnya.  Ia mencoba mengumbar senyumnya dengan setengah sadar.

"Samchon, tidak berangkat kuliah?"

Mata yang tadinya ingin tertutup kembali kini kembali terbuka ketika gadis kecil itu barusaja berkata sesuatu tentang kuliah. Astaga, ia sampai lupa kalau hari ini dirinya harus berangkat kuliah.

Dengan kecepatan kilat ia langsung beranjak dari kasurnya dan hampir menabrak gadis kecil itu yang terkejut melihat dirinya yang menjadi liar.

08.00 a.m

Ah bodoh. Kenapa ia harus bangun kesiangan hanya mempunyai waktu setengah jam untuk menuju kampus.

"Dimana ayahmu?" Di ruang bawah ia sibuk memakai sepatunya. Kalau bukan karena terlambat mungkin dirinya tidak perlu tergesa-gesa seperti ini.

"Sudah berangkat kerja."

"Nunㅡ" Ia langsung menggeleng cepat. Kenapa dirinya sampai lupa. Tidak lama ia beranjak berdiri untuk bergegas pergi menuju kampus.

"Kau tak apa sendiri?"

"Aku sudah biasa sendiri." Jawab santai Sungyeon.

"Bagus." Tanpa banyak basa-basi lagi dirinya segera bergegas menuju kampus. Mungkin kalau bukan karena gadis kecil itu dirinya masih bermimpi indah dikamarnya.

Cuaca yang Indah untuk hari yang Indah juga. Hari ini akuㅡKim Jonginㅡakan melakukan aktivitas biasaku yaitu berangkat kekampus. Tidak ada yang istimewa menjadi seorang mahasiswa, mungkin yang istimewanya adalah mendapat tugas-tugas dari dosen yang tidak ada hentinya.

***

Sesampainya di kampus. Kim Jongin langsung menuju kelasnya dan sialnya dosen sudah datang dan belajar pun sudah dimulai.

Jongin menarik nafas panjang lalu menghelanya panjang. Untuk pertama kalinya ia datang terlambat seperti ini padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti ini bahkan ia bisa datang lebih cepat daripada teman-temannya. Mungkin dirinya terlalu mimpi Indah tadi malam.

Jongin mengetuk pelan pintu kelas. Orang-orang yang berada dikelas sebelumnya tengah fokus mendengarkan dosen mengajar kini teralihkan dengan kedatangannya yang terlambat.

"Masuklah, cepat."

"Iya, saem." Dengan tampang malu-malu Jongin segera menuju bangkunya. Kebetulan bangku yang berada dikelasnya berbentuk memanjang jadi bisa diisi oleh banyak orang.

"Kau kemana saja!" Dong Hwa menyenggol pelan lengan pria itu yang barusaja memasuki kelas. Jongin hanya tersenyum bodoh menanggapi pertanyaan temannya tersebut.

"Kau barusaja melewatkan sesuatu, Jongin-ah." Ucap Dong Hwa

"Melewatkan apa?" Hal yang paling Jongin sukai dari temannyaㅡLee Dong Hwaㅡini adalah dia orang yang senang sekali berbicara dan itu membuatnya merasa terhibur ketika dia mulai membicarakan sesuatu yang menarik kepadanya disaat dirinya mulai lelah dengan ocehan dosen didepan.

"Kita kedatangan mahasiswa baru."

"Oh yang dari jurusan sastra itu?"

"Bukan."

Yap. Sebelumnya kelas kami kedatangan mahasiswa baru dia adalah mahasiswa sastra yang pindah ke jurusan kami. Aku tidak mengerti kenapa dengan mudahnya dia berpindah seperti itu.

"Lalu siapa?"

"Dia adㅡ" Belum selesai Dong Hwa berbicara tiba-tiba saja sebuah hentakan keras meja menggema diruangan ini. Perlu diketahui dosen yang kali ini mengajar adalah dosen yang paling killer di jurusan kami.

"Kim Jongin! Kamu sudah terlambat dan sekarang berisik dikelas kalau tidak ingin belajar di pelajaran saya lebih baik keluar."

"Maaf, Saem." Jongin menggrutu kesal. Padahal ia sudah pelan berbicara dengan Dong Hwa tapi kenapa dosen bodoh itu dapat mendengarnya pantas saja julukanㅡdosen killer pembunuh mahasiswaㅡselalu melekat padanya.

Tapi ngomong-ngomong siapa yang menjadi mahasiswa baru di jurusan kami. Dong Hwa belum sempat mengatakannya karna sudah diteriakin oleh dosen bodoh itu. Siapa dia?

Waktu tlah berlalu. Kini pelajaran dosen bodoh itu tlah usai, setiap mendapat pelajaran dosen itu entah kenapa Jongin merasa waktu berjalan begitu lambat atau hanya perasaannya saja karna tidak terlalu menyukai dosen itu.

"Ya-ya Jongin-ah, aku ingin memberitahu mahasiswa itu kepadamu."

"Tidak perlu." Jongin segera merapihkan semua buku-bukunya kedalam tas dan bersiap untuk kembali pulang.

"Kenapa? Dia cantik." Dong Hwa merangkul Jongin cepat, tangannya bergerak menunjuk kearah seorang wanita yang masih tengah sibuk berbicara dengan temannya.

"Mana?" Jongin tidak terlalu jelas melihat wajah wanita itu. Dia terus membelakanginya karna sibuk berbincang dengan teman disebelahnya.

"Itu cuma lagi ngobrol, katanya pindahan dari jepang."

"Sudahlah, aku mau pulang." Jongin langsung melepaskan rangkulan temannya tersebut dari lehernya. Ia hanya membuang waktu melihat anak baru itu.

Jongin segera beranjak berdiri. Namun baru ingin melangkah Dong Hwa seketika menarik tangannya dan menunjukan kembali kearah anak baru itu.

Spontan Jongin langsung melihat kearah anak baru itu ketika teman mengobrolnya memutuskan untuk pergi, ia dapat melihatnya dari samping.

Oh tunggu.

Jongin memandang wanita itu lekat. Dia nampak tidak begitu asing untuknya hingga wajah wanita itu mulai bergerak menoleh kearahnya dan disaat itulah is dapat melihatnya jelas.

Jantungnya berdebar. Kakinya terasa begitu lemas mendapati seorang yang memang tidak asing lagi untuknya kini tepat ada dihadapannya.

Wanita itu beranjak dari tempatnya seraya ingin meninggalkan tempat duduknya. Sungguh, ia sangat merindukan wanita itu bahkan setelah waktu berjalan begitu lama.

"Dia cantik bukan, Jongin-ah?"

Jongin terus memandang wanita itu, ia mencoba menepisnya berupaya ini hanyalah sebuah mimpi namun mendengar ocehan temannya Jongin tidak bisa menepisnya, ini memang sungguhan.

Jongin segera berlari pelan sebelum wanita itu meninggalkan ruangan, ia harus membuktikan kalau ini bukanlah mimpi.

"Chogiyoㅡ" Ucap Jongin.

Merasa ada yang memanggilnya wanita itu menghentikan langkahnya tepat didepannya. Dia menoleh kearahnya dan ia pastikan jantungnya seperti ingin copot menyadari dia memang seperti wanita yang selama ini dirindukannya, Jung Soojung.

Dia menggunakan baju putih lengan panjang dan jeans biru yang terlihat begitu sederahana hanya sekedar penampilan untuk kuliah. Wajahnya tidak berbeda, hanya saja dia terlihat seperti wanita yang lucu dengan poni barunya.

"Ada apa ya?" Balasnya.

Heaven [KAISTAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang