Chapter 6

8.4K 612 9
                                    

Setelah seminggu lebih aku bekerja disana ketika tiba-tiba Nyonya Jane menyuruhku menukar beberapa buku lama yang telah rusak dengan buku baru di perpustakaan negara pada hari senin pagi.

Aku segera berangkat saat itu menggunakan kereta kuda sewaan yang mengantarkanku sampai ke pusat kota.

Perjalanan kesana memakan waktu yang cukup lama, hampir 2 jam lamanya aku berada di kereta kuda yang panas dan pengap sebelum sampai di pusat kota yang ternyata lebih jauh dari yang ku bayangkan sebelumnya.

Pusat kota sangat ramai, banyak orang-orang berpakaian rapih dan bersih berlalu lalang sambil tersenyum sopan kepada orang yang mereka kenal,disana juga terdapat banyak penjual makanan yang menjajakan makanannya di pinggir jalan.

Kereta berhenti beberapa saat kemudian di depan sebuah bangunan luas yang di kanan kirinya terdapat banyak sekali gedung-gedung mewah berwarna putih.

Sebagai remaja canggung yang tak pernah melihat hal-hal menarik di desa, aku menghabiskan waktuku hampir 20 menit untuk mengagumi dan mengamati seluruh pemandangan yang tersaji di depanku.

Setelah aku teringat tujuan utamaku kesini bukan untuk melihat-lihat atau sekedar berjalan-jalan, aku kemudian menurunkan peti-peti besar berisi buku-buku yang akan di tukar dibantu oleh pengendara kereta kuda.

Saat masuk ke dalam perpustakaan negara, aku terperangah melihat betapa besarnya dan luasnya perpustakaan itu, kira-kira 3 kali lipat dari perpustakaan yang di kelola Nyonya Jane.

Perpustakaan itu ramai, banyak orang-orang berpakaian mewah dengan wajah rupawan yang membaca buku-buku di balik rak.

Aku berjalan berkeliling sebentar, menikmati banyaknya buku dan menjulangnya rak-rak yang ada di depanku.

Saat berjalan ke arah kasir aku terkejut melihat panjang nya antrian di depanku, jadi aku memutuskan untuk ikut mengantri.

Setelah waktu yang cukup lama-karena banyak orang yang ingin menukar buku dengan yang baru atau telah di revisi- akhirnya aku dapat menukar buku-buku lama dengan yang baru. Jadi setelah selesai semuanya, aku memandang sekeliling terlebih dahulu untuk menyimpan semua hal mengagumkan ini dalam otakku sebelum akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Hari sudah sore saat aku keluar dari perpustakaan itu, sambil membawa peti-peti besar ke arah kereta dan tiba-tiba ada suara yang memanggil namaku dari belakang.

Saat aku menoleh ,seorang laki-laki sedang tergopoh-gopoh menghampiriku dan ternyata dia adalah laki-laki tampan yang meminta bantuanku mencari sebuah buku sastra di hari pertamaku bekerja.

"Elise kan?" Tanyanya padaku ketika dia berada di hadapanku.

Aku mengangguk.

"Kebetulan sekali bertemu denganmu hari ini."

Aku tersenyum sambil mengerutkan keningku.

"Kau kesini sendirian?"

"Iya."

"Sedang apa kau disini ?"

"Menukar buku."

"Oh, sudah selesai?"

Aku mengangguk membenarkan.

"Jadi kau sudah mau pulang kan?"

"Iya."

"Wah kebetulan sekali kalau begitu." Ucapnya sambil tersenyum senang.

Aku mengernyit, apanya yang kebetulan?

"Aku ingin pergi ke perpustakaan tempatmu bekerja hari ini."

Lalu?

"Tapi aku tidak punya kendaraan untuk kesana, kereta kudaku sedang di pakai adikku."

CruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang