Perlahan-lahan aku membuka mataku ketika kurasakan seluruh tubuhku sakit sekali dan kepalaku juga terasa pening.
Saat mataku terbuka seluruhnya hal pertama yang ku lihat adalah kamar yang indah dengan berbagai macam barang-barang mewah di dalamnya.
Kamar itu luas, lebih luas tiga kali lipat dari kamarku yang ada di rumah. Semua barang-barangnya berpelitur emas bahkan beberapa diantaranya bertahtakan berlian.
Aku mengerjap, mencoba mengenali kamar semewah ini namun hasilnya nihil, aku tak kenal dimana aku sekarang. Kemudian aku kembali mengingat-ingat apa yang telah terjadi padaku sehingga aku berada di tempat ini.
Dan ingatan tentang Peter yang menyelamatkanku dari cengkeraman keluarga Alvis dan membawaku ke dalam kereta kuda tercetak jelas dalam ingatanku, tapi setelah itu aku tak mengingat apapun.
Sebenarnya, dimana aku sekarang? Apakah Peter menjualku ke majikan baru yang lebih kaya dari keluarga Bagman?
Pikiran-pikiran negativ itu bermunculan di otakku, membuatku merasa takut.
Bagaimana kalau nanti majikanku lebih jahat dari Bagman? Bagaimana kalau aku disiksa lagi?Aku mencoba bangkit untuk pergi dari tempat ini namun gerakanku tertahan ketika pintu menjeblak terbuka menampilkan seorang gadis kecil cantik berambuat pirang, wajahnya terasa familiar bagiku.
Ketika melihatku, gadis itu tersenyum manis.
"Kau sudah siuman?" tanyanya lembut.
Aku mengangguk.
Dia meneliti wajahku lalu berkata pelan. "Kau pingsan selama dua hari. Tapi ku rasa sekarang kau baik-baik saja."
Aku mengerjap dan pemahaman baru terlintas di benakku, jadi aku pingsan? pantas saja aku tak mengingat apapun.
"Kau mencari Thomas ya? Bersabarlah dia pasti akan menemuimu, sekarang dia sedang berbincang dengan tabib."
Aku mengernyit. "Siapa Thomas dan dimana aku?"
Gadis itu menatapku bingung. "Bukankah kau teman Thomas? Dia kemarin bicara seperti itu pada kami dan kau sekarang ada di kamarku."
"Aku tak kenal siapa Thomas dan kau ini siapa?"
"Aku Charlotte, anak Wali Kota."
Aku meneliti wajahnya dan sadar bahwa kami pernah bertemu sebelumnya di acara makan malam keluarga Bagman, pantas saja wajahnya tidak asing.
"Nah Charlotte, kau tahu dimana temanku yang membawaku kemari? Dia pria tampan berambut hitam, hidungnya sangat mancung dan matanya berwarna cokelat. Namanya Peter."
"Astaga! Peter dan Thomas adalah orang yang sama, dia itu kakakku dan ku kira dia jarang sekali menggunakan nama tengahnya untuk berkenalan dengan orang lain. Biasanya dia selalu memakai nama depannya." ujar Charlotte sambil terkikik geli.
Aku melongo menatapnya, jadi selama ini Peter berbohong kepadaku dan bukankah Charlotte anak dari Wali Kota? Apakah tandanya Peter juga...
"Kau tidak berbohong padaku kan?" tanyaku sambil menatap gadis kecil itu.
Dia menggeleng sambil tersenyum kecil. "Buat apa aku berbohong? Dia kakakku, Thomas Peter Walker."
"Tapi kau anak dari Wali Kota."
"Apakah ada yang salah dari anak Wali Kota?" tanyanya bingung.
"Tidak.... bukan begitu, masalahnya Peter bilang dia adalah seorang...."
"Dengarlah, kakakku memang selalu merendah. Jadi semua yang dia ucapkan padamu mungkin tidak benar."
Aku mengerjap, bodoh sekali diriku seharusnya akulah yang lebih tahu karena tak mungkin kan seorang anak penjual obat bisa serapih itu dalam berpenampilan? Kalau tidak salah, sebelumnya aku memang pernah berpikir begitu tapi aku selalu menyangkalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Historical FictionKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...