Kemarin bersama Peter, aku pulang ke rumah dengan bahagia. Keluargaku menyambutku dengan penuh haru, Alan dan Marry memelukku erat sekali sedangkan Ayah dan Ibuku menangis tersedu-sedu.
Aku berkata pada mereka bahwa aku baik-baik saja dan aku telah bebas dari perbudakan, perkataanku membuat mereka tersenyum bahagia dan tak henti-hentinya mengucapkan kata syukur.
Mereka juga menyuruhku menceritakan semua kejadian yang telah menimpaku, aku tentu saja menceritakan semuanya kecuali bagian Alvis yang akan memperkosaku dan bagaimana mereka mencambukiku.
Setelah selesai menceritakannya, Alan dan Marry menangis tersedu-sedu dan orang tuaku meminta maaf karena telah membuatku sengsara. Aku tentu saja memaafkannya, karena bagaimanapun mereka adalah orang tuaku. Lagipula mereka telah mengakui kesalahannya dan sekarang mereka berubah.
Aku tahu mereka berubah karena sekarang Alan dan Marry lebih terawat dari biasanya. Mereka juga masih sekolah dan beberapa bulan lagi Alan lulus.
Aku sangat bersyukur. Tiada hal yang ku harapkan selain berubahnya kehidupanku secara menahap. Aku berpikir saat itu bahwa mungkin penderitaan dihidupku akan segera berakhir.
Saat sore hari, Peter mengajakku kembali ke kediamannya. Aku mengernyit bingung, untuk apa aku kembali ke rumahnya sedangkan saat ini aku berada di rumahku sendiri?
Tapi Peter berkata bahwa dia ingin aku kembali dan masih banyak hal-hal yang harus ku selesaikan disana, makanya aku memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Dan sekarang, aku sedang berjalan tertatih-tatih karena memegang nampan berat berisi sebuah teko dan cangkir serta beberapa macam kue berwarna-warni yang menggiurkan.
Tadi saat aku berjalan menuju perpustakaan, aku sempat mendengar pertengkaran kecil antara pelayan dapur dengan pelayan pribadi Mrs. Walker. Mereka memperebutkan siapa yang akan menghidangkan camilan sore untuknya. Karena aku tak tahan melihat mereka berdua yang saling melotot dan mendesis-desis, akhirnya aku menghampiri mereka dan merebut nampan itu.
Mereka melongo dan menatapku tak percaya sedangkan aku tersenyum kecil lalu berkata pelan, "Biar aku saja, kalian bisa kembali bekerja."
Kemudian mereka mengangguk dan segera meninggalkanku.Aku berjalan menuruni undakan menuju sebuah pintu berwarna hitam yang merupakan kamar milik Mr dan Mrs Walker, ketika aku mendekatinya pintu itu sedikit terbuka dan terdengar suara Mrs. Walker yang sedang berteriak frustrasi.
"Kau telah lihat bagaimana bar-barnya dia! Keturunan orang biasa yang telah menjadi budak di rumah Bagman! Bagaimana mungkin kau setuju ketika Thomas berkata ingin melamarnya!"
Aku membeku ditempat, jantungku berdetak lebih kencang sepertinya mereka membicarakanku.
"Cathy, kita sudah membicarakan ini puluhan kali. Aku tidak peduli bagaimana masa lalu Elise, yang penting dia telah bebas sekarang!
Mrs. Walker menjerit lagi.
"Aku tak mau punya menantu sepertinya! Tak punya tata krama dan sopan santun. Kau seharusnya memperhatikan cara berjalan dan caranya memegang cangkir!""Itu tidak penting Cathy, dia bisa belajar disini!"
"Bagaimana dengan orang lain?"
Ku lihat Mr.Walker mengernyit, "Apa hubungannya dengan orang lain?"
"Orang lain akan menganggap kita salah pilih menantu! Betapa malunya aku memperkenalkan Butler pada teman-teman bangsawanku!"
"Elise bukan penjahat Cathy, jadi untuk apa kau malu."
"Kau tidak malu anakmu menikahi gadis bar-bar itu.?"
"Jangan menyebutnya gadis bar-bar!" kata Mr Walker penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Fiction HistoriqueKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...