"Aku sudah mengatakan kepada para penjaga untuk memberikanmu makanan yang layak." ucapku dengan suara lirih, saat ini aku sedang berada di sel penjara bawah tanah yang berpenerangan remang-remang untuk menjenguk Alvis.
"Terima kasih, tapi kurasa itu tidak perlu."
Aku mengangkat bahuku. "Kau telah menyelamatkanku dari Catherine. Jadi anggap saja ini balasan dari perbuatanmu."
"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan."
"Bagaimana bisa kau tahu lorong itu?"
Alvis mengangkat sebelah alisnya. "Maksudmu?"
"Ya, kemarin kau mendorongku memasuki lorong menuju gua di hutan. Tahu darimana kau lorong itu?"
"Penjaga penginapan itu yang memberitahuku saat aku memesan sarapan untukmu."
"Oh..."
"Ya, apa ada masalah?"
Aku menggeleng. "Tidak... aku hanya ingin bertanya saja."
"Oh... Jadi, kapan Walker akan membebaskanku?"
"Aku tidak tahu." gumamku.
"Dia pasti berniat untuk membunuhku atau mengasingkanku."
"Itu tidak mungkin."
Alvis menatapku heran. "Kenapa?, bukankah kau senang jika aku terbunuh atau pergi dari tempat ini?"
Aku balas menatapnya. "Aku memang membencimu, tapi aku tak sejahat itu. Lagipula kasihan Rose..."
"Kenapa dengannya?"
Aku menghela napas dengan keras lalu menatapnya sebal. "Dia sedang hamil, bodoh! Apa kau mau anakmu tak punya ayah nantinya?"
Dia mengernyit. "Hamil? Anakku? Apa maksudmu?"
"Jangan bilang kau tidak tahu!"
Alvis menggeleng pelan. "Aku memang tidak tahu."
"Baiklah, akan ku jelaskan. Kemarin Rose datang dan meminta tolong kepadaku untuk membebaskanmu, dia bilang bahwa dirinya sedang hamil anakmu."
Kami berpandangan satu sama lain, kemudian Alvis tertawa dengan keras. Aku yang merasa semua hal ini tidak lucu hanya menatapnya heran.
"Kau percaya padanya?" ucapnya beberapa saat kemudian saat dia berhenti tertawa.
Aku menggangguk. "Tentu saja, dulu kau sering membawa wanita asing ke dalam kamarmu dan melakukan hal yang seharusnya tidak kau lakukan. Jadi, mustahil jika kau dan Rose tidak melakukannya. Terlebih kalian saat ini sudah bertunangan."
Alvis menggeleng. "Aku hanya menciumnya tapi tak pernah benar-benar menyentuhnya."
"Benarkah?"
Dia tersenyum kecil. "Ku kira kau lebih tau bagaimana sifat Rose daripada aku."
Aku mengangguk, Rose memang bukan wanita baik-baik. Dia akan mendekati siapapun yang menurutnya tampan dan kaya. Dulu sebelum bertunangan dengan Alvis pun dia pernah menggoda Peter.
"Aku bisa saja menyentuhnya, tentu saja. Dia cantik, pandai dan menarik, benar-benar wanita idaman. Tapi aku tak pernah menyukainya dan itu yang membuatku mengurungkan niatku untuk menyentuhnya." ucap Alvis lirih.
"Jadi menurutmu, siapa yang menghamilinya?"
"Bisa siapa saja, tapi aku tidak tahu."
"Kau masih mau melanjutkan pernikahanmu dengannya?"
Alvis terdiam sejenak. "Mungkin saja."
"Kenapa?"
"Apa aku punya pilihan lain?"
![](https://img.wattpad.com/cover/75449366-288-k74179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Fiksi SejarahKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...