"Kau melamun lagi." kata Peter saat kami sedang duduk dan memperhatikan Lucy dan Robert yang sedang mengumpulkan bunga-bunga di atas keranjang.
"Oh, aku hanya memikirkan masa lalu."
"Apa itu?"
"Saat pertama kali bertemu denganmu."
Peter tersenyum. "Ku kira masa lalumu dengan Alvis."
Aku tertawa. "Tentu saja tidak."
"Dia masih membalas suratmu?"
"Surat apa?"
Dia menyeringai kecil. "Jangan pura-pura tidak tahu, aku kemaren melihat suratnya di lemari bajumu."
Aku melotot tak percaya. "Astaga! Kau mencarinya sampai lemari bajuku?"
Dia tertawa. "Aku tak sengaja melakukannya dear."
"Huh..."
"Apa kau pernah menyukainya?"
"Tidak."
"Benarkah?"
"Tentu saja."
"Tapi kau sangat mengkhawatirkannya."
Aku mengangkat bahuku. "Dia temanku, tentu saja aku mengkhawatirkannya."
"Apakah aku boleh mengkhawatirkan Rose Phunigan?" tanyanya.
Aku mencibir. "Memangnya dia siapamu?"
"Dia juga temanku."
"Tidak boleh."
"Kenapa?"
"Ya, pokoknya tidak boleh!"
Peter tertawa. "Tidak adil sekali."
"Biarkan saja." tandasku
"Apa kau cemburu?" kata Peter sambil terkekeh.
Aku menaikan sebelah alisku. "Tidak juga."
"Benarkah?"
"Ya."
"Hmm."
Dia berjalan ke arah Lucy dan Robert, ku lihat langkah kakinya yang semakin menjauh.
"Peter..."
Dia tidak menghiraukanku, aku bangkit dan mengikutinya dengan berlari-lari kecil saat berada di belakangnya aku langsung memeluknya.
"Jangan tinggalkan aku..."
Aroma tubuhnya yang menenangkan membuatku mempererat pelukanku.
"Ya, aku cemburu jika kau mengkhawatirkan Rose Phunigan dan aku janji aku takkan mengkhawatirkan pria lain lagi."
Peter membalikkan badannya dan memegang bahuku lalu menatapku. "Aku tak melarangmu untuk berhubungan dengan siapapun, ok? Aku percaya padamu tapi please, jangan sembunyikan apapun dariku."
Aku mengangguk. "Yah, aku janji."
"Terima kasih."
"Untuk apa?"
"Bukan apa-apa, aku hanya ingin mengucapkannya saja."
Aku mengangguk lalu kembali memeluknya, dia juga memelukku dan mencium rambutku.
"Kau tahu Elise, aku beruntung sekali mendapatkanmu. Kau adalah kakak yang hebat, ibu yang kuat dan istri yang baik. Aku mencintaimu sampai maut memisahkan kita dan aku ingin menghabiskan sisa hidup dan sisa cintaku hanya untukmu."
Aku tersenyum. "Aku juga mencintaimu Peter dan aku juga mau menghabiskan seluruh hidupku bersamamu."
"Ya, meskipun nantinya kulitmu mengeriput, rambutmu memutih. Aku akan tetap mencintaimu."
Aku menatapnya dan dia juga menatapku dengan penuh cinta, aku menciumnya dan itu adalah ciuman paling indah yang pernah ku rasakan dalam hidupku.
Dan yah aku tak bisa mengatakan padamu bahwa aku akan bahagia untuk selama-lamanya, tapi bisa ku katakan bahwa untuk saat ini aku sangat merasa sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Historical FictionKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...