Berdiri di depan rumah kediaman Bagman yang dulunya seperti neraka dunia, itu tidak menyenangkan. Aku berkali-kali menggelengkan kepalaku untuk mengusir kenangan-kenangan yang tiba-tiba muncul dibenakku.
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang depan rumah itu, beberapa pelayan sempat berhenti sejenak dan mengamatiku bahkan ada diantara mereka yang berani menunjuk-nunjukiku.
"Berhenti sejenak untuk melihat-lihat tamu itu tidak baik dan menunjuk orang itu tidak sopan, ayo jalan terus!" tandas Faye-pelayan pribadiku- ke sekelompok pelayan itu.
Pelayan-pelayan itu langsung menatap Faye dengan pandangan tidak suka, tapi tak berkomentar apapun karena Faye langsung mendelik kepada mereka.
"Hentikan Faye, jangan hiraukan mereka! Kita harus cepat, aku tak mau terlalu lama di rumah ini." ucapku dengan tegas.
Faye mengangguk. "Baik Nona."
Kami berjalan sepanjang lorong dan sampailah di aula kecil yang di tengah-tengahnya terdapat meja panjang. Meja itu terisi penuh oleh makanan-makanan lezat, tapi sepertinya dua orang yang duduk di depannya tak menghiraukan makanan itu. Mereka hanya menatap makanan itu dengan pandangan kosong.
"Mr Bagman..." kataku pada akhirnya ketika beberapa lama memandang mereka.
Mr Bagman mengangkat wajahnya ke arah suara dan langsung terkejut ketika melihatku, sedangkan Mrs. Bagman hanya terpaku di tempat duduknya.
"Aku hanya ingin menagih hutang kalian..." ucapku dengan suara lantang.
"Apa harus sekarang Nona Elise?"
Aku mengangguk datar. "Tentu saja."
Mr Bagman berdiri dan langsung bersujud didepanku. "Saya mohon Nona, jangan ambil budak kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, seluruh aset keluarga kami sudah habis."
Aku mencibir "Berdirilah Mr. Bagman, aku takkan berubah pikiran meskipun Anda berkali-kali memohon kepadaku."
Mr. Bagman tetap pada posisinya. "Aku mohon Nona, aku tahu kau memiliki hati yang baik."
Aku tersenyum kecut. "Meskipun aku baik tapi aku tidak akan pernah lupa apa yang pernah kau lakukan dulu kepadaku, sekarang cepat panggil seluruh budakmu untuk menghadap padaku!"
"Tapi Nona..."
"Cepat!" teriakku.
Mr Bagman menatapku dengan pandangan memohon, tapi aku mengabaikannya. Kemudian dengan perlahan Mr Bagman meninggalkan ruangan dan kembali beberapa saat kemudian dengan membawa puluhan budak yang menatapku takut-takut.
Aku menatap mereka dan tersenyum kecil. "Kalian tahu kenapa kalian ku kumpulkan disini?"
Mereka semua menggeleng, bisa ku lihat sebersit rasa penasaran dari wajah mereka.
"Mulai sekarang, akulah majikan baru kalian. Mr Bagman sudah tak punya hak apa-apa lagi atas kalian."
Mereka semua menatapku tak percaya, bahkan Mira, Amy, Ella, Zalee, Emily dan Sophie- para budak yang menjadi temanku dan sering menolongku saat masih berada disini- tersenyum senang.
"Sebagai majikan, aku akan menggaji kalian dengan layak, memberi pakaian yang bagus dan memberi kalian kebebasan jika kalian ingin. Kalian tidak bekerja di rumahku nantinya, tapi kalian bekerja di toko roti yang dulunya milik Nyonya Marietta. Khusus untuk Mira, Emily, Amy, Ella dan Zalee kalian akan bekerja menjadi asisten pribadiku dan adik-adikku. Dan Sophie kau akan ku angkat menjadi kepala juru masak di toko rotiku. Nah kurasa hanya itu yang akan ku sampaikan, apa ada yang keberatan?"
Tiba-tiba salah seorang dari mereka mengangkat salah satu tangannya.
"Ya?"
Seorang budak perempuan bertubuh gempal maju beberapa langkah agar wajahnya bisa terlihat olehku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Historical FictionKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...