Tinggal selama beberapa hari di rumah kediaman Walker adalah hal yang paling mengesankan didalam kehidupanku.
Pertama, aku bertemu dengan berbagai macam orang yang berbeda kalangan disini. Bertemu dengan para pejabat tinggi di kerajaan, para bangsawan kaya dari berbagai kota maupun desa, para pengawal, orang-orang biasa dari pelosok desa bahkan para budak yang kehidupannya sama denganku di masa lalu.
Kedua, aku diajari banyak hal oleh Peter maupun Charlotte tentang kehidupan para bangsawan dan yang lainnya. Kami sering mengunjungi perpustakaan yang di bangun di sebelah kiri rumah ini dan aku juga diajari bermain piano oleh Charlotte meskipun aku sering mengeluh karena bekas lukaku masih terasa sangat menyakitkan.
Ketiga, aku juga bisa menikmati keindahan rumah ini sepuasnya karena, Charlotte sering mengajakku berkeliling ke berbagai sudut rumah. Dan masih banyak hal lainnya yang benar-benar membuatku merasa nyaman di tempat ini.
Seperti halnya hari ini, Peter akan mengenalkanku pada kedua orang tuanya. Sebenarnya aku sudah bilang kalau itu sama sekali tidak perlu karena aku sudah beberapa kali berpapasan dengan orang tuanya di berbagai tempat. Tapi Peter bilang bahwa mengenalkanku secara resmi itu patut dilakukan, jadi aku tentu saja menyetujuinya.
Jadi inilah yang ku lakukan sekarang: membersihkan diri selama beberapa menit dan memakai pakaian pinjaman dibantu oleh beberapa pelayan milik Charlotte.
Mereka memakaikan korset ketat yang membuatku meringis karena bekas lukaku tertekan begitu kuat dan mengeluh karena sesak napas, memakai crinoline--semacam sangkar kubah dari baja yang lebar dan dibentuk untuk menjaga rok wanita jauh dari kaki mereka-- yang menurutku sangat berat baru kemudian memakai gaun berpotongan polos berwarna hijau tua. Para pelayan juga merias wajahku dan mengoleskan sedikit gincu ke bibirku yang terlihat pucat.
Setelah merapihkan rambutku dengan berbagai macam pita dan jepitan akhirnya mereka meninggalkanku dan mengatakan bahwa semuanya telah selesai.
Sebalum menghampiri Peter, aku berkutat di cermin memandang penampilanku dari atas sampai bawah dan terkejut sendiri melihat betapa cantik dan anggunnya diriku.
Ternyata Charlotte benar, gunanya memakai korset itu memperindah penampilanku dan membuatku lebih ramping. Aku tersenyum lebar ke arah cermin lalu memutar tubuhku dengan pelan, sempurna. Kemudian berjalan ke arah pintu dan menghampiri Peter yang sedang berbicara dengan para pelayannya.
"Peter." panggilku pelan, mengingat kata-kata Charlotte bahwa biasanya seorang bangsawan berbicara dengan lembut.
Peter menoleh lalu memandangku dari atas sampai bawah.
"Wow, kau cantik seperti biasanya."
Aku tersenyum kecil, "Terima kasih."
"Sudah siap?"
"Tentu."
Dia mendekatiku, lalu mengenggam tanganku.
"Mereka pasti akan senang sekali saat melihatmu. Sebelumnya aku tak pernah mengenalkan teman gadisku kepada mereka." ucapnya saat kami berjalan berdampingan ke arah Aula besar.
"Apa mereka akan menyukaiku?"
"Ya, tentu saja. Mereka bukan tipe pemilih dalam bergaul. Status sosial tidak penting bagi mereka."
Aku mengangguk tak yakin, Mrs Walker sepertinya wanita angkuh yang gila kedudukan. Aku masih ingat bagaimana dia memamerkan baju sutranya didepan Mrs Bagman.
Kami berbelok ke kiri, menaiki undakan-undakan dari batu lalu tiba di depan pintu berpelitur emas. Peter mengetuk pelan, lalu masuk ke dalam dan aku mengikutinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Historical FictionKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...