Hari ini adalah pesta pertunanganku dengan Peter. Dua minggu yang lalu, Peter dan keluarganya-kecuali ibunya- datang ke rumah orang tuaku untuk melamarku. Orang tuaku dan adik-adikku tentu saja sangat syok sekaligus bahagia mendengar berita itu, mereka tak henti-hentinya tersenyum senang.
Proses lamaran itu berlangsung cepat karena semua orang langsung setuju dan kami langsung menentukan tanggal pertunangan dan juga tanggal pernikahan yang akan dilaksanakan beberapa minggu yang akan datang.
Semua orang bahagia, termasuk diriku yang tahu bahwa segala hal akan berubah setelah ini. Kehidupanku akan membaik sebentar lagi.
Dan sekarang aku sedang berdiri di balkon untuk mengatur deru napasku. Sejak tadi jantungku berdetak tak keruan dan napasku tersengal-sengal, tanganku gemetar dan penuh keringat dibalik sarung tangan yang kupakai, ini terjadi karena hari ini aku akan dikenalkan kepada masyarakat sebelum menjadi seorang Nyonya dari keluarga Walker. Aku gugup setengah mati!
Sudah menjadi tradisi umum jika pesta pertunangan akan digelar secara mewah oleh para bangsawan untuk memperkenalkan calon pengantin.
Begitupula dengan keluarga Walker yang mengadakan pesta besar-besaran untuk kami, pesta yang membuatku uring-uringan setengah mati karena aku dan Peter akan menjadi pembuka saat pesta dansa berlangsung.
Sebenarnya aku sudah latihan berdansa selama seminggu lebih dengan Charlotte dan guru tarinya, tapi tetap saja aku merasa sangat grogi dan tak percaya diri -perasaan yang jarang sekali ku rasakan sebelumnya-.
Aku memejamkan mata berusaha mengingat-ingat gerakan mana yang masih terasa sangat kaku lalu mencoba menggerakan kaki dan tanganku yang masih saja terasa aneh. Sial, untuk urusan berdansa aku benar-benar payah!
Aku mencoba menggerakan tubuhku lagi.
Ke kiri... Kanan... Putar
Kiri... Kanan... Putar
"Apakah kau masih perlu belajar di menit-menit terakhir ini?" suara Charlotte yang terdengar seperti menahan tawa langsung membuatku menghentikan gerakan tarianku, hal ini menyebabkan tubuhku terjerembab ke lantai karena tersandung gaun panjangku. Suara tawa langsung memenuhi kamarku.
"Sial, gaun brengsek ini sangat menyengsarakanku!" umpatku saat Charlotte dan Marry membantuku untuk berdiri.
Marry tergelak begitupula dengan Charlotte.
"Tak seharusnya kau berkata seperti itu, kau ini akan menjadi seorang Lady, bicaralah yang sopan!" kata Marry yang lamgsung membuatku mendengus.Dia dan Alan memang sekarang tinggal bersamaku di rumah mewah ini karena, aku tak mungkin membiarkan mereka sengsara sedangkan aku hidup serba kecukupan disini. Tapi orang tuaku tetap tinggal disana karena, aku tak berani menjamin mereka akan berdiam diri melihat kekayaan keluarga Walker. Mereka pasti akan melakukan sesuatu untuk menghabiskannya. Jangan berpikir aku berburuk sangka! Mereka orang tuaku dan aku tahu persis bagaimana sifat mereka, meskipun mereka berubah tetapi tetap saja aku harus berjaga-jaga.
"Sudahlah Elise, kau pasti bisa. Bukankah kita sudah berlatih cukup lama? Dan kurasa saat latihan terakhir kemarin kau sudah lumayan." ucap Charlotte yang diiringi anggukan kepala oleh Marry.
Entah mengapa sejak bertemu mereka langsung cocok satu sama lain, Charlotte langsung menyuruh Marry tidur di kamarnya dan membuatku harus pindah. Berbeda dengan Alan yang membuat Charlotte bersemu merah dan menghindar saat bertemu dengannya.
"Aku merasa gugup." ucapku pelan.
Charlotte tertawa. "Kau tahu Peter takkan membuatmu malu, dia akan menuntunmu saat berdansa."
Aku menghela napas, lagi-lagi jantungku berdetak kencang. "Ya, dia pasti akan membantuku tapi bagaimana kalau semuanya memalukan?"
"Semuanya akan baik-baik saja, percayalah pada Peter." ucap Marry menenangka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel
Historical FictionKejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi gadis yang baik, ketika aku mengalah pada semua orang, ketika aku menerima berbagai penghinaan atas apa yang terjadi padaku. Itu dulu. Sekarang aku adalah gadis brengsek yan...