Besoknya Mina menelepon Taekwoon dan menyuruhnya ke sekolah, setidaknya kalau Taekwoon benar-benar ingin program itu dihapus dan siswa khusus diusir dari sekolah ia harus melihatnya.
Taekwoon kemudian mengatakan kalau ia akan ke sekolah. Mina menghela nafasnya lega, maksud dirinya menyuruh Minerva ke sekolah sebenarnya bukan supaya Minerva bisa menyaksikan detik-detik diusirnya siswa khusus dari sekolah, tapi supaya kalau program itu benar-benar akan dihapus ia punya teman untuk membantah orang tuanya. Wonshik dan Nayeon sudah setuju dengan hal ini, mereka berdua mengatakan akan membantah orang tuanya jika program itu benar-benar akan dihapus.
Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta dewan PTA mengadakan rapat di ruang rapat. Wakil kepala sekolah mengatakan kalau kepala sekolah sudah memberikan izin penghapusan program penerimaan khusus. Jika seluruh anggota PTA setuju dan menanda tangani proposal penghapusan itu maka proposal itu akan diajukan ke dewan pendidikan. Jika dewan pendidikan setuju maka program itu secara resmi dihapus.
Sementara itu kakek Hakyeon yang memimpin orang tua siswa penerimaan khusus yang lain mendatangi sekolah untuk menentangnya, tapi bahkan sebelum kakek Hakyeon sampai di ruang rapat, ia melihat Hakyeon bersama dengan pengurus OSIS dan siswa penerimaan khusus lainnya sudah menggebrak pintu ruang rapat itu.
"BERHENTILAH MENCAMPURI URUSAN ANAK-ANAK, ORANG TUA BODOH!" teriak Hakyeon menggunakan toa merah mudanya.
Pintu masuk kedua ruang rapat itu kemudian dibuka oleh anggota Minerva, mereka sudah tahu kalau Hakyeon akan melakukan hal ini.
"Sekarang pandang rendah orang tua yang berpikir kalau mereka ada diatas. Buat mereka malu karena sudah memanipulasi kehidupan anak-anak mereka," perintah Kyungri.
Hakyeon menarik napasnya kemudian mengatakan, "Orang dewasa pemegang kekuasaan yang telah masuk ke dunia anak-anak. Orang dewasa yang tertawa angkuh dan mengatakan 'Anak-anak ini tidak bisa hidup tanpa aku'. TOLONG SADARLAH."
"Kami sedang mengadakan pertemuan, dimana sopan santunmu? Kalian cepatlah keluarkan mereka dari sini." ucap ayah Wonshik.
"BERHENTILAH MEMANDANG RENDAH ANAK-ANAK KALIAN!" teriak Hakyeon lagi.
"Saat ada duri yang menghalangi anak-anak kalian, kalian mengambil duri itu dan berkata 'Sudah tidak apa'. Anda memberikan segalanya untuk anak-anak Anda dan tersenyum karena anak-anak Anda dapat merasakan kebebasan. Tapi apakah Anda sadar? Kalau sebenarnya yang Anda katakan pada anak Anda adalah 'Kalian tidak bisa melakukan apapun'."
"Aku paham inikah pidato yang dirumorkan itu? Aku paham tuan ketua OSIS tapi itu hanya dugaanmu saja dan pidatomu ini sangat tidak penting," ucap ayah Heera.
"Itu benar, jangan salahkan kami karena orang tua kalian tidak bisa memberikan apa yang kalian inginkan," sambung ibu Nayeon.
"Sekarang keluarkan senjatamu," perintah Kyungri lagi.
Hakyeon mengeluarkan penggaris kayunya diikuti oleh siswa lainnya, "Apa yang sebenarnya kalian berikan kepada anak-anak kalian tidak lebih dari ini."
"Mereka lebih istimewa dibandingkan siapapun. Apa yang mereka punya lebih dari siapapun. Nilai kedewasaan yang kalian buat untuk anak-anak kalian hanyalah penggaris rusak yang mereka tahu masih bagus. Anak-anak kalian mengambil penggaris mengkilap yang kalian berikan dan mulai membandingkan dirinya dengan orang lain. Dan ketika mereka memandang rendah orang lain, mereka memperlakukan orang itu dengan jijik."
"Mereka berpikir kalau mereka punya kebebasan. Mereka pikir mereka adalah orang hebat. Mereka juga menggunakan tenaga mereka untuk men-judge orang di sekitar mereka. 'Sepertinya kamu kesal' atau 'Sepertinya ada yang mengganggumu' itu tidak akan membuat mereka puas. Tidak sedikit pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
[VIXX FF] The Boy's Speech
FanfictionAda yang salah dengan sistem pendidikan jaman sekarang. 1. Diskriminasi berdasarkan status orang tua 2. Orang tua cenderung memaksa anaknya untuk belajar 3. Kegiatan non akademis dinilai tidak terlalu berguna untuk masa depan Percaya atau tidak kata...