5-2 Penyerangan Lee Hongbin

227 29 33
                                    

Malamnya Hakyeon mati-matian bergelut dengan benang dan jarum berkali-kali jarinya tertusuk jarum jahit itu. Ia pun mengeluhkan hal itu kepada Leo. Telpon Hakyeon kemudian berbunyi, panggilan masuk dari Hyeri.

"Hakyeon-ah. Lee Hongbin ... terjadi sesuatu padanya. Sekarang aku sedang di rumah sakit," ucap Hyeri.

Hakyeon pun segera bergegas ke rumah sakit. Begitu sampai Hyeah dan Jaehwan juga ada disana. Hyeah berusaha menenangkan Hyeri yang kelihatannya masih shock. Hakyeon bertanya apa Hyeri baik-baik saja dan apa yang sebenarnya terjadi pada Hongbin dan Hyeri.

Hyeri kemudian bercerita saat perjalanan pulang dari pelatihan itu tiba-tiba mereka dicegat oleh beberapa orang yang membawa tongkat. Yang Hongbin lakukan hanyalah melindungi Hyeri dari orang-orang itu, tapi mereka malah memukuli Hongbin dengan tongkat.

Awalnya orang-orang itu meminta uang kepada Hongbin dan Hyeri tapi kemudian orang-orang itu mengancam dua orang itu untuk menjauhi Hakyeon. Hyeri juga mengatakan kalau ia melihat Mina disana.

Mendengar itu Hakyeon meminta pengurus OSISnya tidak usah membantunya lagi. Ia tidak ingin membuat mereka seperti Hongbin atau bahkan lebih parah lagi. Hyeah dan Hyeri sempat menolak hal itu, tapi Jaehwan mengatakan kalau Hakyeon benar. Yang bisa mereka lakukan sekarang hanya mendukung Hakyeon.

Besoknya sudah memasuki hari ketiga sebelum festival digelar. Karena Hakyeon meminta pengurus OSISnya tidak usah datang membantunya ia mengerjakan semua tentang festival kelasnya sendirian di kelas. Siswa lain di kelas Hakyeon hanya bisa memerhatikan Hakyeon dari luar kelas. Tatapan mata mereka seperti ingin membantu tapi tidak bisa.

Mina kemudian mendatangi kelas itu dan mengatakan kalau Hakyeon gila berpikir bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Hakyeon tidak memedulikan hal itu dan terus saja menyelesaikan pekerjaannya.

Begitu kerumunan di depan kelas Hakyeon itu pergi. Ia beristirahat sebentar, sangat melelahkan mengerjakannya sendiri. Teleponnya kemudian berbunyi. Kyungri yang meneleponnya, Hakyeon menjawab telepon itu sambil memandangi keluar kelasnya. Siswa di kelas lain bersama-sama mengerjakan festivalnya.

"Suaramu kecil sekali. Sulit kah mengerjakan semuanya sendiri?" tanya Kyungri.

"Tidak juga, aku baik-baik saja sendirian."

"Lalu ada apa denganmu?"

"Aku ... tidak tahu apakah aku bisa memenuhi harapan semua orang padaku. Jangankan sekolah, aku bahkan tidak bisa mengubah satu kelas," ucap Hakyeon.

"Siapa yang tertawa paling keras saat itu?" tanya Kyungri tiba-tiba dan hanya dibalas dengan 'eh' oleh Hakyeon.

"Aku bertanya siapa yang tertawa paling kerasa sekarang?" Hakyeon mulai berpikir sejak awal yang menurutnya tertawa paling kerasa adalah Mina.

"Itulah yang harus kau lawan sekarang. Orang yang tertawa paling keras sekarang pada akhirnya akan menangis paling keras. Orang yang selalu tersenyum di hadapan bosnya walaupun sebenarnya ia sangat lemah adalah lawanmu sekarang," ucap Kyungri.

"Tapi ... Mina terlihat senang-senang saja, dia mengambil inisiatif dari kea ..."

"Orang itu mengambil inisiatif karena ia ingin memenuhi harapan bos mereka. Bukan karena ingin menghibur apalagi membantu orang. Lebih banyak pujian, lebih banyak pernghargaan itulah yang diinginkan orang lemah itu dan menjadi alasan mereka hidup. Yah singkatnya orang seperti itu hanya ingin diterima atau diakui oleh orang lain."

Kyungri kemudian mengirimi Hakyeon sebuah foto dan menutup panggilan itu secara sepihak. Hakyeon kemudian bertanya-tanya maksud foto undangan pesta yang Kyungri kirim. Yang ia tahu kalau pesta itu malam ini.

[VIXX FF] The Boy's SpeechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang