8-4 Ssaem

203 27 33
                                    

Besoknya, Wakil Kepala Sekolah berjalan dengan buru-buru ke ruang teater dengan membawa sebuah surat yang menyuruhnya untuk datang ke ruang teater.

"Kang Kyungri! Keluar kau! Apa yang kau mau? Siapa kau? Tunjukkan dirimu sekarang!" ucap Wakil Kepala Sekolah begitu sampai di ruang teater.

"Wakil Jeon," ucap guru Kim dan guru Han yang ikut memasuki ruang teater.

"Eh? Taekwoon hyung dan lainnya dimana?" tanya Sanghyuk yang juga memasuki ruang teater.

Dari balik tirai yang terpasang di panggung ruangan itu terdengar suara seseorang.

"Oh Romeo ... tidak ... Ssaem." Itu suara Wonshik.

Tirai itu kemudian terbuka, menampilkan Wonshik dan Taekwoon yang berpakaian ala Romeo dan Juliet.

"Kenapa kau harus menjadi seorang guru?" tanya Wonshik pada Taekwoon yang memakai kostum Romeo dan tights.

"Siswaku, kenapa kau harus menjadi seorang siswa?" tanya Taekwoon balik.

Sedangkan semua orang yang ada di balik layar itu termasuk Sanghyuk hanya bisa menahan tawa mereka melihat adegan yang dipergakan oleh Wonshik dan Taekwoon itu.

"Jja, tirai sudah dibuka, para aktor sudah di sini. Romeo and Juliet versi SMA Dong Ah act. 1, dimulai," ucap Kyungri melalui earphonenya.

"Oh Ssaem ... apa yang harus ku katakan selanjutnya? Aku melupakan dialogku," ucap Wonshik.

"Hentikan! Sampai kapan kalian akan membuatku terlihat bodoh? Turun dari panggung itu sekarang! Siapa kalian?" tanya Wakil Kepala Sekolah Jeon.

Hakyeon kemudian menaiki panggung itu sambil membawa toa mobile berwarna merah mudanya itu.

"Kami semua adalah hal yang ssaem tinggalkan. Mimpi, cita-cita, harapan. Tapi bagi ssaem siapa kami sebenarnya?"

"Ssaem telah menghabiskan 30 tahun mengajar di sekolah. Sedangkan kami hanya memiliki 3 tahun untuk menjadi pemain di sekolah. Jadi kita tidak bisa mengerti satu sama lain, tapi bisakah satu tahun terakhir kami menjadi tahun yang sama bagi kami dan Anda para guru?"

"Speechifying lagi, menarik. Jadi hari ini aku huh? Kalau begitu cobalah sangkal hal ini," ucap Wakil Kepala Sekolah Jeon.

"'Aku akan lulus dalam satu tahun.' 'Aku akan mengubah kelas dalam satu tahun.' Kau dengan tenang mengatakan hal itu dan berpaling dari gurumu. 'Kalian bisa menjadi seniman pada usia berapa pun. Tapi jangan pernah menjadi budak masyarakat.', sangat mudah memang mengatakan hal itu, tapi kami memiliki tanggung jawab untukmu. Ketika kalian melakukan kesalahan kami yang harus bertanggung jawab. Itulah sekolah," sambungnya.

Hakyeon meletakkan toanya di panggung itu dan mengatakan, "Kami membuat kesalahan setelah kesalahan dan gagal berkali-kali. Yang Anda katakan itu mungkin benar, tapi jika Anda terus mengikat kami dengan aturan maka tidak ada satu pun dari kami yang akan berubah. Apa anda mau kami semua menjadi sama?"

"Tepat. Itulah pendidikan. Mana yang benar, mana yang salah, peraturan itu akan mengajarimu. Kebebasan hanyalah kata pemanis," jawab Wakil Kepala Sekolah Jeon.

"Jadi, Anda sama saja mengajari kami untuk menyerah. 'Pergilah ke universitas yang baik.', 'Bergabunglah dengan perusahaan yang baik.', 'Jadilah orang dewasa yang baik.' Anda ingin mengajari kami hal itu?"

"Tentu saja. Saat kau dewasa nanti kau akan belajar untuk menyerah. Itulah yang kau pelajari sehingga kau menjadi dewasa."

"Kalau begitu tidak aka nada yang merasakan hidup. Apakah sekolah itu pabrik yang dikelilingi oleh beton abu-abu? Kami diurutkan sesuai bentuk dan warna yang sama kemudian bergulir di sepanjang rel, tapi kami bukan sekrup di pabrik yang akan berakhir dengan hanya menjadi suku cadang yang hanya tergeletak di sana tanpa pernah digunakan."

[VIXX FF] The Boy's SpeechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang