7-3 Penipu atau Pahlawan?

190 25 19
                                    

Besoknya seperti yang Hakyeon katakan semua siswa menunggunya untuk menyerahkan dokumen pengunduran dirinya dari sekolah. Semua orang yang dilewatinya mengatakan kalau dirinya adalah penip, pengkhianat, dan kawan-kawannya. Minerva merebut dokumen itu dari Hakyeon dan melihat kalau dokumen itu belum ditanda tangani.

OSIS plus Taekwoon dan Mina tidak bisa melakukan apapun selain berharap keajaiban akan muncul menolong Hakyeon. Para siswa itu juga menuntut Hakyeon untuk membawa si penulis pidato. Mereka mengatakan ingin melihat orang yang menipu mereka.

"Disini aku ada di atas sini," ucap Kyungri dengan santai menggunakan toa mobile berwarna merah muda yang sering Hakyeon gunakan.

"Sebuah kursi roda? Jangan main-main turunlah. Kami ingin permintaan maaf," kata salah satu siswa.

"Semuanya, aku minta maaf atas apa yang terjadi," ucap Kyungri lagi.

Hening.

"BODOH! Menurutmu aku susah payah naik ke sini hanya untuk mengatakan hal itu." Hakyeon menggeleng memikirkan bagaimana bisa gadis itu sampai ke atas sana.

"Aku minta maaf tapi aku tidak merendahkan kepalaku untuk pecundang seperti kalian. Kalian berbalik arah dengan sedikit tekanan. Apa kalian layangan?" tanya Kyungri.

"Tidak kalian bahkan lebih buruk dari layangan kalian seperti ngengat. Ngengat yang bersembunyi dari angin dibalik kantung. Ketika ada satu ngengat yang berdiri melawan anging, kalian semua mengikutinya. Tapi begitu awan datang, kalian kembali bersembunyi. Tapi apa kalian tahu? Ketika ngengat betina tumbuh dewasa sayap mereka merosot sehingga mereka tidak bisa terbang. Dan ketika kantung itu dilucuti dari dunia, ngengat itu tidak bisa terbang ataupun kabur dan berakhir dengan diinjak-injak. Seperti itulah kalian semua. Dan ketika kalian masih menjadi cacing dan menyadari hal itu kalian menyalahkan hal yang terjadi, dan bertanya 'Kenapa ini semua terjadi? Aku tidak menyangka ini semua akan terjadi'."

"Siapa ngengat? Kau hanya berputar-putar disana," protes siswa itu.

"Apa kalian marah karena kalian tidak berpikir seperti itu? 'Aku tidak mau menjadi seperti itu' apa itu yang kalian katakan?"

"Kalian orang yang tidak berguna, ketika ketua OSIS membuat kalian berpikir, kenapa kalian tidak mempercayai hati kalian sendiri? Kenapa sepotong informasi yang kalian dapat bisa mengubah pandangan kalian?"

"Apa kalian kehilangan kepercayaan diri? 'Tapi dia menipu kami' 'Tapi dia mengkhianati kami'. Tidak. Pengkhianat yang mengkhianati kalian bukan dia, tapi kalian. Kalianlah yang mengkhianati diri kalian sendiri."

Tampaknya kini semua siswa itu mulai memikirkan yang Kyungri katakan.

"Tidak, jangan tertipu. Semua yang ada dalam dirinya adalah kebohongan, lihatlah namanya adalah kebohongan ..."

Kyungri memotong ucapan Heera, "Gosip murahan dan rumor. Tidak ada gunanya percaya pada hal seperti itu. Bukankah akal sehat dan pengetahuan kalian hanya asumsi? Asumsi kalian yang mudah dijungkir balikkan contohnya seperti ini."

Gadis itu kemudian meyakinkan dirinya sekali lagi. Begitu sudah yakin, secara perlahan Kyungri berdiri di ujung atap itu. Tentu saja itu membuat semua orang disana terkejut termasuk Hakyeon. Masalahnya Kyungri tidak pernah bilang kalau kakinya sudah sembuh.

"Lihatlah ... lihatlah ngengat pahlawan yang ada di depan kalian," ucap Kyungri sambil menunjuk Hakyeon.

"Akhir-akhir hal yang ia gumamkan adalah perasaan di balik kata-katanya adalah kebenaran, dan kalian masih menganggap dirinya penipu? Sekarang dengarkanlah kata-kata yang akan ia ucapkan, cukup lima baris. Percayalah dengan apa yang ada di hati kalian sekarang dan berbanggalah dengan emosi yang lahir di batin kalian." Kyungri kemudian menaruh toa itu dan memberikan perintah untuk Hakyeon.

"Sekarang bicaralah. Satu-satunya cara untuk membuat mereka percaya padamu dan mengungkapkan impian mereka adalah dengan mengungkapkan impianmu. Jangan lupa, tidak ada tangga yang tidak bisa dinaiki." Hakyeon kemudian membalikkan badannya menghadap siswa-siswa itu.

Baris pertama.

"Mimpiku adalah sekolah ini menjadi tempat untuk tertawa bersama-sama."

Baris kedua.

"Mimpiku adalah sekolah ini menjadi tempat untuk berpikir bersama-sama."

Baris ketiga.

"Mimpiku adalah sekolah ini menjadi tempat untuk semua orang dicintai tanpa ada satu pun yang tidak dicintai."

Baris keempat.

"Hanya ada satu cara untuk mewujudkan itu, kalian harus mencintai diri kalian sendiri."

Baris kelima.

"Manusia yang tidak mencintai dirinya sendiri, tidak akan dicintai orang lain. Karena itu tolong cintai dirimu sendiri."

Hakyeon kemudian menghampiri Heera dan melepas cincin Minerva yang ia pakai.

"Kau tidak memerlukan cincin ini. Kau tidak perlu berpikir kalau cincin ini akan membuat orang lain tidak akan meninggalkanmu. Tapi kita semua bisa saling percaya untuk menjaga satu sama lain," ucap Hakyeon.

Tanpa sadar air mata Heera turun, ia memikirkan beginikah rasanya ketika ada orang lain yang peduli pada dirinya?. Heera kemudian merobek dokumen identitas Kyungri dan juga dokumen pengunduran diri Hakyeon.

Wakil kepala sekolah kemudian mendatangi mereka semua dan bertanya dimana surat pengunduran diri Hakyeon. Hakyeon hanya menjawabnya dengan ia tidak mau meninggalkan sekolah itu sebelum impiannya menjadi kenyataan. Dan Heera menambahkannya dengan surat pengunduran diri Hakyeon sudah dirobek olehnya tadi.

Semuanya bersorak girang begitu mengetahui kalau Minerva dan OSIS kini secara resmi bersatu kembali, tapi ditengah kegirangan itu Hakyeon melirik ke atap dan menemukan atap itu kosong. Tidak ada siapapun disana. Hakyeon mencoba menghubungi Kyungri lewat earphonenya.

"Kau menghilang, dimana kau sekarang?" tanya Hakyeon.

"Aku pulang, aku harus membereskan barang-barangku seperti semula. Datanglah pulang sekolah nanti dan bantu aku," ucap Kyungri.

"Kenapa harus aku? Itu kan salahmu karena membereskan semuanya."

"Yak ... Cha Hakyeon. Datang saja atau kuberi tahu kakekmu kalau kau menampar seorang perempuan."

"Baiklah baiklah aku akan kesana pulang sekolah nanti," gerutu Hakyeon.

"Ah, aku lupa. Terima kasih," ucap Kyungri.

"Harusnya aku yang berterima kasih padamu."

"Tidak tidak, aku yang harusnya berterima kasih padamu. Aku bisa berdiri tadi, dan itu semua berkatmu."

"Ya sudah kalau begitu aku tidak usah membantumu ya?"

"Cha Hakyeon ... datang atau aku akan menyebarkannya ke sekolah itu kalau kau menamparku karena Heera."

"Baiklah Kang Kyungri si penulis pidatoku. Aku akan datang ke rumahmu nanti pulang sekolah. Puas?"

Kyungri memutuskan sambungan itu dan memasuki ruangan dibalik rak bukunya itu. Masih sama seperti saat ditinggalkan dulu, seragam SMA Dong Ah lengkap dengan lencana ketua OSIS dan juga sebuah cincin di samping seragam itu. Kyungri kemudian mengambil bingkai foto yang sudah lama ia simpan di laci mejanya dan menaruhnya disana. Bingkai foto itu menampilkan fotonya bersama kepala sekolah Shin.

~ To Be Continued~

A/n: ditengah merutuki liburan yang diganggu sama daftar ulang sekolahhh

Beautiful Healer
27-06-2016

[VIXX FF] The Boy's SpeechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang