Keesokannya, Hakyeon pergi ke ruang OSIS dan menemukan sebuah earphone, tas, map, juga surat dari Kyungri untuk memakai benda-benda itu.
Sebelum ada yang melihatnya, Hakyeon memakai earphone itu, menggendong tasnya dan membawa mapnya keluar dari ruang OSIS. Ia kemudian bertemu dengan Hyeah yang mengatakan kalau semua siswa menunggunya di auditorium. Hakyeon berpikir ini pasti ulah Kyungri, tapi begitu tahu kalau Jaehwan juga ada disana, Hakyeon mengikuti Kyungri ke auditorium.
Begitu mereka berdua sampai di depan pintu auditorium yang tertutup rapat, Hakyeon sempat ragu apakah ia benar-benar akan masuk ke auditorium itu. Apa ia benar-benar bisa menyelamatkan Jaehwan? Tapi kemudian sapaan hangat dari Kyungri terdengar dari earphone yang dipakai Hakyeon. Gadis itu mengawasi dari rumahnya menggunakan kamera tersembunyi yang ia pasang di seluruh penjuru sekolah. Karena itu ia tahu kalau Hakyeon sedang ragu lagi sekarang.
"Masuklah! Enam ratus orang di auditorium itu adalah musuhmu sekarang," pekik Kyungri. "Tidak ada tangga yang tidak bisa dinaiki. Majulah!"
Dengan kata-kata motivasi itu, Hakyeon memasuki auditorium itu. Lagi, seluruh mata yang ada di ruangan itu menatapnya yang mulai berjalan menuju podium. Ia melihat Minerva yang duduk dengan tatapan menantangnya.
Lagi, rasa gugup Hakyeon menyerang. Kemanapun ia melihat, semua mata yang di ruangan itu juga melihatnya. Kyungri menyuruh Hakyeon untuk memejamkan matanya dan memikirkan ketidakadilan yang terjadi di sekolah itu. Para siswa kemudian riuh menunggu Hakyeon berbicara. Kyungri kemudian menyuruh Hakyeon untuk membuang microphone yang ada di podium itu sekeras yang ia bisa. Sempat terdengar bunyi ngiing karenanya, dan membuat seluruh siswa termasuk para pengurus OSIS dan anggota Minerva hening. Dalam benak mereka muncul satu pertanyaan yang sama. Apa yang dilakukan si ketua OSIS?
Melihat keadaan yang hening dari kamera tersembunyi itu membuat Kyungri senang. Ia kemudian menyuruh Hakyeon mengeluarkan 'senjata' yang sudah disiapkan Kyungri di tas yang Hakyeon gendong. Tanpa ragu lagi Hakyeon segera membuka tasnya dan memeriksa apa yang Kyungri bawa untuknya. Dan sekali lagi, Hakyeon ragu untuk mengeluarkan 'senjata' yang Kyungri siapkan. Tapi sekali lagi Kyungri bilang kalau Hakyeon ragu maka ia tidak akan bisa menyelamatkan Jaehwan. Dengan tekad menyelamatkan Jaehwan, Hakyeon mengeluarkan 'senjata' berupa sebuah toa mobile berwarna merah muda itu. Kyungri kemudian menyuruh Hakyeon untuk membacakan kalimat yang ada di map itu. Dengan bantuan toa itu Hakyeon membacakan kalimat yang ada di map itu.
"AKU BENCI LEE JAEHWAN," kata Hakyeon sambil berteriak di toa itu.
Sontak seluruh mata yang ada di ruangan itu ganti menatap ke arah Jaehwan dan kembali menatap Hakyeon ketika ia membuka suaranya lagi.
"Aku tidak peduli kalau dia dikeluarkan karena dituduh memecahkan vas, aku tidak peduli kalau dia payah dalam olahraga, aku tidak peduli kalau dia kotor, aku bahkan tidak peduli kalau dia memenangkan penghargaan, aku juga tidak peduli kalau dia tiba-tiba menghilang dari bumi ini."
"Karena aku yakin takkan ada yang mencarinya, tak ada satu pun yang memperdulikannya, karena itu pada saat ia memecahkan vas itu tidak ada satupun orang yang menegurnya. Kita biarkan saja dia menanggung semuanya sendiri. Toh, dia bilang dia akan baik-baik saja."
"Pertanyaannya, apakah Jaehwan berbeda dari kita? Apakah akan ada Jaehwan lain setelah Jaehwan keluar untuk disalahkan? Apa itu kau? Atau kau? Atau bahkan kau?" Hakyeon menunjuk para anggota Minerva.
"Sekolah ini tidak mengajarkan kebenaran pada kita. Pada saat Jaehwan mengatakan akan meminta maaf kepada pihak panti, sekolah bilang jangan minta maaf dan urus saja surat pengunduran diri. Menulis surat pengunduran diri itu sama saja berlari dari masalah, apa ketika kau melakukan kesalahan hal yang harus dilakukan adalah lari dari masalah? Ataukah minta maaf?"
Lampu kemudian meredup, sebuah video dimana Jaehwan meminta maaf secara langsung kepada pihak panti diputar, tidak hanya itu video itu juga menunjukkan saat Jaehwan dihajar oleh anggota Minerva untuk tidak membeberkan fakta kalau Wonshik yang memechakan vasnya, tentu saja itu semua ulah Kyungri.
Anggota Minerva yang ada disana melayangkan protes pada Hakyeon, "Kalau begitu apa kau menyalahkan kami?"
Tak hanya anggota Minerva, tapi siswa lain juga membenarkan ucapan anggota Minerva dan berkata kalau rekaman itu tidak ada hubungannya. Melalui earphonenya, Kyungri mengatakan kalau ia salut pada siswa Dong Ah yang menjunjung tinggi persatuan dan solidaritas. Hakyeon berbisik kalau itu salah itu tidak benar. Kyungri kemudian mengatakan kalau memang salah kau harus katakan apa yang salah dari itu semua. Hakyeon kemudian meletakkan toanya di podium, ia membalik kertas yang ada di map, tidak ada tulisan lagi itu tandanya semua di tangan Hakyeon.
Hakyeon menundukkan kepalanya, apa yang harus ia lakukan?. Kyungri terus mengatakan kalau Hakyeon harus mengatakan apa yang benar-apa yang salah pada mereka, tapi jika Hakyeon tidak bisa mengatakan ia menyuruh Hakyeon untuk pergi dan menyerah saja.
Hakyeon kemudian berteriak. "ITU SEMUA SALAH." Seketika auditorium kembali hening.
Taekwoon yang mendengar itu mengerutkan dahinya dan menuding kalau Hakyeon akan tetap menyalahkan Minerva. Hakyeon menggeleng.
"Bukan itu, tapi kita semua salah. Kalian para siswa, OSIS, Minerva, guru, wakil kepsek, kepsek, bahkan aku juga bersalah dalam hal ini," ucap Hakyeon.
"Sejak dulu aku berpikir, kapan kehidupan sekolahku menyenangkan? Karena setiap hari yang kupikirkan adalah bagaimana teman-temanku tidak menjauhiku, bagaimana caranya aku tidak menghabiskan waktuku sendiri di sekolah. Aku bahkan ikut meledek atau mengejek siswa lain, supaya teman-temanku tidak meninggalkanku. Tapi apakah semua itu benar? Apakah aku menyukai semua itu?"
"AKU SANGAT MEMBENCI HAL ITU."
Hakyeon berteriak lagi. Dia kemudian bertanya lagi kenapa semuanya harus seperti ini? Kenapa dirinya harus ikut melakukan hal yang ia benci? Semua orang mulai memikirkan alasannya, sedangkan Jaehwan sudah mengeluarkan air matanya mendengar kalimat Hakyeon.
"Ketika ada temanku yang terkena masalah, aku pura-pura tak mendengarkannya, aku pura-pura tidak melihatnya, pura-pura seolah aku tidak mengenalnya, padahal hatiku sangat ingin membantunya. Dan aku ingin merubah semuanya, aku ingin kehidupan sekolah tidak seperti itu. Ini adalah tekad dariku, ketua OSIS angkatan 25, Cha Hakyeon."
Suasana kembali hening, tak lama sebuah suara tepuk tangan dari kepala sekolah Shine terdengar. Ia berdiri dan bertepuk tangan kemudian mengatakan kalau orasi Hakyeon sangat menarik.
Kepala sekolah juga merobek surat pengunduran diri Jaehwan yang tandanya Jaehwan tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Setelah kepergian kepala sekolah, Taekwoon kemudian berdiri dan mengatakan pada Hakyeon untuk tidak usah membuang waktunya untuk melakukan hal yang tadi ia katakan, kemudian melempari Hakyeon dengan segumpal kertas. Setelah itu siswa lain juga ikut melempari Hakyeon dengan benda lain seperti botol kosong, kaleng kosong lalu pergi meninggalkan Hakyeon dan pengurus OSIS lain di auditorium.
Kyungri kemudian menyuruh Hakyeon untuk menemui dirinya di luar auditorium. Begitu Hakyeon menemui Kyungri, gadis itu memuji tekad Hakyeon dan mengatakan kalau akan banyak orang yang terang-terangan memusuhinya, tapi pasti ada juga yang meyakini ucapan Hakyeon.
~ To Be Continued ~
A/n: gimana? endingnya kurang greget gimana gitu ya? Hehehe maaf deh, mulai sekarang pertarungan antara Minerva sama OSIS dimulai
See You
Beautiful Healer
04-06-2016
KAMU SEDANG MEMBACA
[VIXX FF] The Boy's Speech
FanficAda yang salah dengan sistem pendidikan jaman sekarang. 1. Diskriminasi berdasarkan status orang tua 2. Orang tua cenderung memaksa anaknya untuk belajar 3. Kegiatan non akademis dinilai tidak terlalu berguna untuk masa depan Percaya atau tidak kata...