9-2 Menyelidiki Insiden Ketua OSIS

179 27 19
                                    

Kyungri tidak bisa mengatakan apa pun lagi karena Hakyeon sudah pergi terlebih dahulu. Hakyeon meminta bantuan Minerva untuk membantunya bertemu dengan angoota Minerva yang dulu. Bersama Minerva, Hakyeon mengunjungi tempat kerja Minerva yang dulu berada di angkatan yang sama dengan Kyungri.

"Semua sedang menjalani hidupnya masing-masing tak akan ada yang mengingat masa SMA," ucap satu dari anggota Minerva terdahulu, Choi Seungcheol.

"Bahkan insiden ketua OSIS?" tanya Taekwoon.

"Oh ... si Yuri itu?"

"Namanya Kyungri bukan Yuri," bantah Hakyeon.

"Yah ... saat itu kami tidak sengaja mendorongnya. Memang sih kami sudah keterlaluan, tapi orang tua dan pengacara kami sudah meminta maaf kepadanya," balas Seungcheol.

Pria bernama Seungcheol itu kemudian pergi dan mereka semua kembali. Taekwoon dan Minervanya kembali ke rumahnya dan Hakyeon ke rumah Kyungri. Kembali mengadu pada si empunya rumah tentang ucapan Seungcheol tadi. Sedangkan Kyungri hanya bisa mendengarkan aduan Hakyeon sambil membaca bukunya.

"Kupikir mereka semua akan menyesal ketika dewasa."

"Hebat kan? Orang-orang seperti itu hanya bisa merusak pemandangan masyarakat, mereka tidak melakukan hal baik. Itu kan yang kau pikirkan? Tapi ketua Minerva yang dulu bekerja di sebuah bank asing dengan gaji seratus juta won kurang dari setahun, yang lainnya mendapat peran terhormat seperti birokrat atau dokter. Yah, karena itulah mereka disukai." Kyungri menutup bukunya dan membawa setumpuk bukunya untuk dirapikan di rak.

"Orang-orang yang menertawakan kemalangan orang lain lalu pucat ketika orang itu terluka. Mereka tidak punya keberanian untuk mengunjungi dan meminta maaf, sebagai gantinya orang tua mereka yang menggantikan mereka. Memperbaki semuanya dengan uang. Mereka melakukan hal itu dengan baik di dunia ini," sambungnya.

"Aku tidak percaya itu! Orang-orang bersalah itu melakukannya dengan mudah, disaat mereka melakukan kesalahan ada orang yang menderita, jika dunia ini seperti itu mengapa kita-"

"Hentikan, apa yang kau ketahui tentang dunia ini? Ketika seorang bayi dilahirkan ke dunia, mengapa mereka menangis begitu keras? Mereka menangis bukan karena sukacita, tapi karena mereka dibuang ke dunia busuk ini," ucapnya.

Hakyeon hanya terdiam mendengarnya, Kyungri kembali membalikkan kursi rodanya menghadap Hakyeon.

"Saat kecil orang tuaku membuangku, keluarga tiriku menyembunyikan semuanya dariku dan aku hidup dalam sebuah kebohongan. Ketika aku mengetahui kebenarannya aku kehilangan semuanya."

"Berkat cedera uang bukan lagi menjadi masalah, aku bahkan lupa bagaimana rasanya berjuang, jadi kenapa kau menyelidikinya? Itu bukan insiden itu hanya kecelakaan, ini bukanlah sebuah masalah dan AKU TIDAK BUTUH BANTUANMU," ucap Kyungri.

Hening. Hakyeon tidak berani bicara karena situasi ini.

"Maaf, biarkan aku mendinginkan kepalaku dulu." Kyungri mengarahkan kursi rodanya menuju kamarnya tapi dicegat oleh Hakyeon.

"Cha Hakyeon ..."

"Kau masih belum melupakannya kan? Aku menemukan ini balik lemari itu," ucap Hakyeon sambil menunjukkan foto Kyungri dan Kepala Sekolah Shin.

"Sudah kubilang kata-kata adalah senjata, tapi ... masih ada hal yang tidak bisa kukatakan. Pulanglah ini sudah malam, kakekmu pasti mencarimu," ucap Kyungri.

Hakyeon pergi dari rumah Kyungri, bukan untuk pulang ke rumahnya tapi ke halaman belakang sekolah tempat Kyungri terjatuh lima tahun yang lalu. Ia ikut berbaring di tempat yang sama dengan tempat jatuhnya Kyungri. Ia ingin ikut merasakan bagaimana perasaan gadis itu.

[VIXX FF] The Boy's SpeechTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang