**
Dara menjauhi Jiyong. Sejak kejadian di studio dance dua hari lalu Dara benar-benar tidak bicara seperti biasanya. Ini kembali seperti di awal, Dara akan menjawab seadanya, melayani Jiyong seperlunya, kemudian perempuan itu akan menghilang entah kemana atau berkumpul dengan asisten dan manajer yang lain.Dara benar-benar marah, kecewa, dan sakit hati pada ucapan Jiyong kala itu. Ia pikir dengan sedikit membaiknya hubungan mereka, Jiyong tidak akan menyakitinya lagi dengan kalimat pedasnya, tapi ternyata ia salah. Mulut Jiyong masih seperti tidak disekolahkan.
Soonho memandang ke arah Dara yang sedang mengikat tali sepatunya. Mereka sedang berada di ruang tunggu bandara Incheon , menunggu penerbangan yang akan membawa mereka ke Manila. Soonho mengerutkan keningnya, merasakan ada perubahan drastis dari sikap Dara. Jiyong pun juga jadi pendiam, tidak banyak bicara. Ada apa dengan mereka?
"Kau bertengkar lagi dengan Dara?"
Jiyong menggelengkan kepalanya pelan dengan mata fokus pada ponselnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Kenyataan dengan marahnya Dara benar-benar berpengaruh pada dirinya menghantamnya. Ia tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, tapi kini ia sampai tidak bisa tidur karenanya.
Jiyong menggertakkan giginya. Raut wajah kesal, amarah, dan kecewa Dara dua hari lalu di studio selalu tersirat di pikirannya dan itu membuatnya resah. Jiyong tidak tahu harus bagaimana dan harus melakukan apa. Ia menyesal sudah berkata seperti itu. Menyesal selali. Kenapa bisa ia begitu tidak berperasaan?
Beberapa menit kemudian mereka semua mulai memasuki pesawat, Dara baru akan duduk di tempatnya saat Soonho memanggilnya. Dara menoleh ke arah pria itu.
"Kau duduk dengan Jiyong."
Raut wajah Dara berubah seketika. Alisnya terangkat. Ia benar-benar tidak suka dengan gagasan Soonho barusan.
Soonho memandang Dara dengan heran. "Ada apa? Kau tidak mau duduk dengannya?"
Dara menarik napas dalam. "Bukankah kau yang duduk dengannya?"
"Aku tidak suka duduk di barisan tengah." jawab Soonho lalu langsung duduk di tempat Dara. "Aku mual jika duduk di sana."
Dara mengerutkan kening menatap ke arah Soonho. "Apa kau selalu pindah jika dia duduk di barisan tengah?" tanyanya curiga.
"Ne. Tanya saja pada yang lain jika tidak percaya." Soonho melepas topinya lalu kembali memandang Dara. "Duduk Dara pesawat akan berangkat sebentar lagi."
Dara berdecak, kemudian berjalan menuju bangku asli Soonho. Dara berharap bahwa Jiyong duduk di pojok dekat jendela, tapi ternyata tidak. Pria itu duduk di pinggir.
Tanpa memandang Jiyong, Dara langsung menempati tempat duduk dekat jendela itu. Jiyong pun juga tidak menatapnya sama sekali. Matanya fokus pada majalah yang ia pegang.
"Di mana Soonho?" tanya Jiyong beberapa saat setelah Dara sudah duduk menyender.
"Belakang." jawab Dara singkat.
Jiyong mengambil headset yang ada di tasnya dan mulai memakainya. Berusaha untuk meredakan gemuruh yang ada di seluruh tubuhnya, yang meneriakkan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk minta maaf.
Seperti bisa membaca pikiran Jiyong, Top mengirimkan pesan yang berisi: 'Aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan pada Dara nuna, tapi minta maaf lah Ji. Dia sepertinya benar-benar marah padamu, bahkan kami bisa merasakannya.'
Jiyong mengerutkan kening dan menoleh. Memandang ke arah Top yang duduk di barisan sampingnya bersama Daesung. Pria itu menyeringai.
Jiyong menggelengkan kepalanya pelan dan mulai menyalakan lagu. Mencari cara agar ia bisa menghilangkan perempuan di sampingnya ini dari pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Assistant
FanfictionG-Dragon frustasi. Sudah hampir 2 bulan ini dia mengganti asisten sampai 4 kali karena ternyata semua asistennya hanyalah fangirl yang menyamar untuk dekat dengannya. Sampai akhirnya Yang Hyun Suk membawakan asisten baru untuk seorang G-Dragon. Baga...