*
"Ada apa denganmu?"Jiyong mengangkat wajah melihat ke arah Taeyang yang memandangnya dengan raut wajah khawatir. Ia menggelengkan kepalanya pelan.
"Kau aneh sekali hari ini. Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak. Tidak ada apa-apa."
"Jangan bohong padaku Ji."
"Hanya letih. Itu saja."
Taeyang bukan orang yang mudah dibohongi, tapi pria itu tidak mau memaksa. Toh Jiyong pasti akan menceritakan jika memang sudah tidak bisa menyimpannya sendirian.
Jiyong tidak bisa tidur semalaman. Ia memikirkan apa yang Dara katakan. Ia marah, kesal, dan sedikit kecewa. Bukankah perasaan tidak bisa dipaksa? Tapi ia juga mengerti mengapa Dara berkata seperti itu. Perempuan itu pasti tidak ingin kejadiannya dengan Kim Soohyun terulang lagi. Dia pasti mengira Jiyong akan langsung memecatnya. Tentu, Jiyong pasti akan sakit hati jika Dara menolaknya, tapi ia profesional, ia tidak mungkin memecat Dara hanya karena masalah pribadi. Tapi ini? Dara bahkan secara tidak langsung melarang dirinya untuk menyukainya! Apa-apaan ini? Mengapa perempuan itu bisa setega ini?
Jiyong mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Ia belum menyukai Dara sedalam itu, ia pasti akan mudah melupakannya. Semua akan baik-baik saja. Ia pasti akan gampang mendapatkan pengganti Dara.
Pasti.
Tapi jauh dalam hati Jiyong, ia meragukannya.
Karena Dara sudah menempati urutan di atas di pikiran dan hatinya.
*
"Dara, bisakah kau masak hari ini?" Jiyong bertanya pada Dara saat mereka sampai di apartement keesokan harinya. Jiyong melepas jaketnya dan langsung merebahkan diri di sofa."Kau mau makan apa?"
"Apa saja yang ada bahannya. Aku lapar sekali."
"Salahmu sendiri mengapa tidak mau ikut makan dengan Youngbae tadi." Dara berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas, melihat ada bahan makanan apa di sana.
Dara mengeluarkan semua bahan yang ada, lalu memandang ke arah Jiyong. "Lebih baik kau mandi dulu Kwon, setelah itu baru makan."
"Apa setelah aku mandi, makanannya sudah jadi?"
"Memasak memerlukan waktu Ji."
"Aku sudah lapar sekali Dara."
Dara mendengus. "Sudah sana mandi. Aku akan berusaha memasak dengan cepat."
"Pastikan kau memasak dengan cepat." Jiyong bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Dara memandangnya dengan gelengan kepala.
Jiyong tidak bisa merubah sikapnya pada Dara. Walau dalam hati ia merasa sakit sekali dengan apa yang Dara katakan pada saat itu, tapi ia tidak bisa kembali cuek kepada Dara, ia tidak bisa marah kepada Dara, ia tidak bisa mendiamkan Dara begitu saja. Karena lubuk hatinya berkata lain. Ia selalu ingin berada di dekat Dara, ia selalu ingin melihat Dara, mendengar suara Dara. Hal ini nyatanya sangat membuat mood Jiyong tidak karuan. Soonho dan member BIGBANG yang lain sudah sangat malas menanggapi moody-nya Jiyong, hanya Dara yang dua hari ini sangat sabar menanggapinya.
Saat sedang mengambil baju di lemarinya, mata Jiyong menangkap cincin silver-merah di jarinya. Ia terdiam sejenak menatap cincin itu lama.
"Apa yang harus aku lakukan Dara?" tanyanya lirih. "Kau sudah menolakku secara tidak langsung." lalu tertawa miris.
"Aku baru pertama kali dilarang menyukai seseorang oleh perempuan yang aku sukai." Jiyong berbicara seakan Dara ada di depannya. "Kau tahu betapa sakitnya perasaanku sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Assistant
FanfictionG-Dragon frustasi. Sudah hampir 2 bulan ini dia mengganti asisten sampai 4 kali karena ternyata semua asistennya hanyalah fangirl yang menyamar untuk dekat dengannya. Sampai akhirnya Yang Hyun Suk membawakan asisten baru untuk seorang G-Dragon. Baga...