19

9.3K 837 16
                                    

**
"Ini kamarmu." Jiyong membuka kamar tamu yang berada di lantai 2, lalu dengan gesture tubuhnya mempersilahkan Dara masuk. Tapi perempuan itu tidak masuk, ia terdiam di depan pintu memandang kamar yang di dominasi warna abu-abu. Kamar tamu yang cukup mewah.

"Ji, aku--"

Jiyong mengambil plastik belanjaan yang ada di tangan Dara dan membawanya masuk, Dara melotot ke arahnya.

"Jangan berdebat lagi Dara, aku letih sekali." bilang Jiyong dan meletakkan plastik-plastik itu di atas sofa. Ia berbalik dan alisnya seketika terangkat melihat Dara yang masih diam di tempatnya. "Masuk Sandara Park, jangan sampai aku menarikmu."

Dara mengerucutkan bibir dan melangkahkan kakinya masuk. Ia bertanya lagi dengan ragu kepada Jiyong. "Apa benar aku boleh tinggal di sini untuk sementara?"

Jiyong menganggukkan kepalanya.

"Kau tidak keberatan?"

"Jika aku keberatan aku tidak akan membawamu ke sini." Jiyong berjalan ke arah jendela dan membuka gordennya. "Kau suka kamar ini?"

"Ini lebih dari cukup untukku Ji." Dara memperhatikan seisi kamar ini. Tidak ada foto G-Dragon seperti yang ada di kamar pribadi bosnya, melainkan ada foto BIGBANG yang tertempel di dinding belakang sofa, berhadapan langsung dengan tempat tidur.

"Jika kau lapar kau bisa buat apapun di dapur, tapi aku rasa tidak ada bahan makanan di sana."

"Tentu saja tidak ada, kau tidak bisa memasak kan?" Dara berbalik dan memandang ke arah Jiyong.

Jiyong hanya tersenyum tipis.

"Lalu bagaimana kau makan tiap hari?"

"Pesan."

"Setiap hari?"

"Tidak juga. Kadang Soonho atau Ommaku datang dan masak di sini."

Dara memutar kedua bola matanya. "Mantan pacarmu?" tanyanya pelan, lalu ia langsung memalingkan wajahnya.

Jiyong menatap Dara dengan kening berkerut, lalu menjawabnya acuh. "Dia tidak bisa memasak."

Dara menganggukk-anggukkan kepalanya, sambil mengeluarkan baju-baju dari plastik yang tadi ia beli. "Apakah aku boleh memakai lemarinya?"

"Lakukan yang kau suka."

"Terima kasih." Dara tersenyum dan mulai memindahkan pakaiannya.

"Apa kau bisa memasak?"

"Bisa."

"Kau yakin?"

Dara berdecak lalu menatap Jiyong dengan jengkel. "Kau selalu ragu padaku huh?"

"Kau terlihat bukan perempuan yang pintar memasak." balas Jiyong acuh.

"Aku hidup sendiri lima tahun ini, sudah seharusnya aku bisa memasak."

Jiyong terdiam sebentar mendengar kalimat Dara, lalu ia berjalan ke arah pintu. "Istirahatlah. Besok kita harus berangkat dari pagi."

Dara menghentikan kegiatannya dan memanggil Jiyong sebelum pria itu keluar dari kamar tamu ini, Jiyong berbalik dan menatap ke arah Dara.

"Sekali lagi terima kasih." Dara tersenyum tulus. "Kau banyak sekali membantu dan menolongku akhir-akhir ini dan aku benar-benar tidak tahu harus membalasmu dengan apa." Dara menggigit bibirnya dan menatap Jiyong lurus. "Terima kasih banyak Jiyong."

Jiyong menatap Dara, kemudian tersenyum tipis. "Jadilah asisten yang penurut jika kau mau membalasnya."

Dara tertawa kecil mendengar kalimat Jiyong. "Apa selama ini aku tidak penurut?"

Lovely AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang