24

8.3K 743 22
                                    

**
"Ap---apa?" Dara bertanya dengan kaget, matanya membulat memandang Jiyong lurus.

Jiyong menghela napasnya. "Aku mencintaimu Dara."

Dara menggelengkan kepalanya lemah, lalu melepaskan tangan Jiyong yang ada di bahunya. "Jangan bercanda Ji, ini bukan---"

"Apa kau pikir aku akan bercanda untuk masalah seperti ini?" sela Jiyong. "Kau mengenalku Dara. Aku tidak akan main-main untuk hal semacam ini."

Dara tersenyum miris, masih sulit percaya bahwa bosnya ini mencintainya, bosnya memiliki rasa untuknya. Astaga. Obrolannya dengan Donghae terlintas dalam pikirannya. Jadi gosip yang beredar itu benar? Jiyong menyukainya?

Jiyong mengulurkan tangan dan mengusap lengan Dara. "Aku serius." katanya saat melihat perempuan itu yang masih diliputi rasa tidak percaya.

"Awalnya aku pikir ini hanya rasa iba kepadamu, tapi ternyata tidak. Aku bahkan gila saat kau tidak ada di sampingku Dara, aku ingin selalu melihatmu, aku tidak ingin kau mendapat kesulitan, aku ingin terus membantumu tapi kau selalu menolaknya. Kau tidak tahu betapa kesalnya aku karena sikap keras kepalamu?" Jiyong menyentil dahi Dara. "Kau sangat keras kepala."

Setelah akhirnya sadar dari keterkejutannya, Dara menghembuskan napas dan memandang Jiyong lekat. "Kau tahu kau ini siapa kan Ji?"

Jiyong menganggukkan kepalanya.

"Kau ini bosku dan aku hanya asistenmu."

"Apa ada yang salah dengan itu?" kening Jiyong berkerut.

"Tentu saja Ji." Dara mengatupkan bibirnya. "Kelas kita berbeda."

Jiyong merasa sangat terganggu dengan kalimat Dara barusan, ia akan berbicara tapi Dara sudah mendahuluinya.

"Kau sendiri yang bilang bukan aku harus bersikap sebagaimana mestinya? Kau bos dan aku asisten." Dara teringat kalimat yang Jiyong katakan kemarin siang.

Jiyong menghela napasnya mendengar itu, ia memandang Dara teduh. "Aku minta maaf untuk hal itu. Aku hanya sedang---" Jiyong memejamkan mata sejenak. "Aku sangat kacau Dara. Bagaimana bisa kau melarangku untuk memiliki perasaan padamu?"

Dara terdiam. Ia menundukkan kepalanya. "Itu karena aku tidak ingin kejadian seperti bersama Kim Soohyun terulang lagi."

"Aku tidak akan melakukan apa yang dia lakukan."

Dara kembali mengangkat wajahnya. "Ini tidak benar Ji."

Jiyong memandang ke arah Dara, memperhatikan perempuan itu lekat. Kecantikannya, raut wajahnya, tiba-tiba perasaannya tidak enak.

"Apa kau mencintaiku Dara?" tanya Jiyong pelan. Nada suaranya berharap amat sangat. Dara bisa mendengarnya, ia tatap permohonan Jiyong itu.

Dara menundukkan kepalanya, masih merasa bahwa ini hanyalah mimpi yang tidak mungkin jadi kenyataan. Pikirannya sangat berantakan sekarang.

"Aku serius Dara, aku tidak main-main. Aku juga berpikir ribuan kali sebelum aku meyakini perasaanku padamu."

"Aku--"

Jantung Jiyong berdegup cepat. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Nasibnya ada di tangan Dara kini. Dara sangat sulit dibaca, tapi ia harap perempuan itu merasakan perasaan yang sama dengannya. Karena Jiyong tidak tahu lagi jika Dara menolaknya, apa yang harus ia lakukan.

"Aku tidak bisa Ji."

Satu kalimat yang sangat menyakitkan untuk Jiyong. Tatapannya nanar memandang ke arah Dara. Bibirnya terkatup rapat. Seluruh syarafnya terasa kaku. Dara menolaknya. Dara menolaknya.

Lovely AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang