**
"Apa yang terjadi?"Jiyong melihat surat yang diletakkan oleh Soonho di atas meja. Surat itu datang pagi tadi yang sanggup membuat Soonho kelabakan dan langsung menghubunginya agar langsung datang ke kantor secepatnya.
Inilah yang terjadi. Dara benar-benar mengirimkan surat pengunduran diri pagi tadi.
"Kau memecatnya?" tanya Soonho dengan nada suara yang tidak percaya. "Kau benar-benar memecatnya?"
"Itu surat pengunduran diri, bukan surat pemecatan." balas Jiyong datar. Matanya menerawang, terlihat jelas jiwanya sedang tidak berada di sini.
"Apa yang terjadi Ji?"
Jiyong teringat kejadian tadi malam di rumahnya. Ia sendiri yang menyetujui gagasan Dara agar mengundurkan diri. Bukankah ia pernah berjanji pada Dara tidak mengaitkan masalah pribadi dengan pekerjaan? Kenapa sekarang ia malah melakukannya?
"Apa karena kau ditolak dengannya jadi kau--"
"Dia mengundurkan diri." sela Jiyong. "Aku tidak memecatnya."
"Tapi Dara masih mau bertahan jika kau tidak membuat masalah untuknya."
Kedua bola mata Jiyong membulat. "Aku membuat masalah? Aku?"
Soonho berdecak. "Lalu siapa? Aku?"
"Kau tidak tahu apa-apa, jangan asal bicara."
"Kau sangat mudah dibaca Kwon." Soonho mengambil surat pengunduran diri Dara itu. "Aku kasih kau waktu tiga hari sebelum aku memberikan surat ini ke HRD."
"Waktu untuk apa?" tanya Jiyong kepada Soonho yang bangkit dari bangkunya.
Sambil memakai jaketnya Soonho menjawab. "Menyelesaikan masalahmu dengan Dara."
"Soonho, dia sendiri yang--"
"Ne memang Dara yang mengundurkan diri, tapi aku tahu kau pasti satu dari berbagai alasannya." Soonho menyeretleting jaketnya. "Gunakan tiga harimu ini baik-baik Ji. Sebelum kau menyesal." tandasnya sebelum keluar dari ruang meeting.
*
"Aish aku tidak percaya ini." Dara berdiri di depan cermin yang ada di kamarnya. "Jiyong memintaku untuk mengundurkan diri. Apa dia sangat tidak bisa melupakanku sampai aku harus menghilang dari kehidupannya?"Dara mengusap wajah dengan kedua tangannya, lalu kembali berbicara dengan bayangannya yang ada di cermin. "Pekerjaanku satu-satunya hilang begitu saja. Dara, Dara. Mengapa kau tidak menerima Jiyong saja? Toh kau bukannya tidak benar-benar tidak memiliki perasaannya padanya kan? Kau bahkan sering sekali memikirkannya akhir-akhir ini!"
"Kenapa kau sangat keras kepala Dara-ya? Kenapa kau malah membuat hidupmu lebih sulit?" Dara mengomeli dirinya sendiri. Ia mundur beberapa langkah kemudian merebahkan diri di ranjangnya. Matanya memandang ke arah langit-langit kamarnya.
"Kau pasti sangat kecewa padaku Ji." katanya lirih. "Aku minta maaf karena menyakitimu begitu dalam."
*
Hari PertamaJiyong berdiri di hadapan kolam renang tempat ia dan Dara bertengkar hebat tempo hari. Matanya memandang ke arah kolam di hadapannya yang masih sepi. Tidak ada orang, maklum Jiyong sengaja datang jam 4 pagi agar ia bisa mencari benda yang membuat Dara hampir kehilangan nyawa.
"Kau benar-benar sinting Jiyong. Untuk apa kau datang ke sini? Dia bahkan sudah membuang miliknya." racau Jiyong pada dirinya sendiri.
'Cincin itu sangat penting untukku.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Assistant
FanfictionG-Dragon frustasi. Sudah hampir 2 bulan ini dia mengganti asisten sampai 4 kali karena ternyata semua asistennya hanyalah fangirl yang menyamar untuk dekat dengannya. Sampai akhirnya Yang Hyun Suk membawakan asisten baru untuk seorang G-Dragon. Baga...