28

9.6K 754 33
                                    

**
Dara berdiri di samping mobil Jiyong, dengan tangan yang berkelana di dalam tasnya. Di mana cincin itu? Di mana?

Dara biasanya menyimpan cincin silver-merah Jiyong pada resleting tasnya. Ia ikat dengan tali di sana, jadi selalu bisa ia lihat. Tapi kali ini tidak ada. Cincin itu tidak ada.

Dara mengeluarkan semua isi tasnya, dicarinya dengan perlahan. Tapi tetap tidak ada. Jantungnya berdegup cepat. Tidak. Ke mana cincin itu?

"Dara, kenapa masih di luar? Ayo naik." Soonho datang bersama Jiyong dengan raut wajah heran, tapi lalu kaget melihat wajah panik Dara. "Ada apa?" tanyanya langsung.

Dara merapikan lagi barang-barangnya. "Sepertinya ada barangku yang tertinggal di atas. Apa bisa tunggu sebentar?"

Soonho baru akan menjawabnya, tapi Dara kembali bicara. "Jika buru-buru kalian duluan saja, aku akan menyusul." Dara merestleting tasnya, menyelempangnya, kemudian berlari kecil masuk ke dalam hotel.

Dara sudah berada di tempat tadi ia jatuh, dicarinya cincin kecil itu dengan lekat. Dara benar-benar memperhatikan lantai tiap lantai. Cincin itu tidak boleh hilang. Itu cincin milik Jiyong, itu satu-satunya kenangan dari Jiyong itu tidak boleh hilang.

Wajah Dara semakin panik saat tidak menemukannya. Air matanya hampir menetes, tapi lalu matanya melirik ke arah kolam renang.

Bukankah tadi ada barang yang jatuh?

Dara ragu. Apakah memang tadi ada? Kemudian ia melihat ke arah kolam renang yang sepi, lalu melepas sepatunya dan langsung menceburkan diri ke kolam renang.

Dara bukan perenang yang handal. Ia bisa berenang, tapi hanya bisa seadanya. Tubuhnya yang mungil lah yang menyebabkan Dara tidak suka berenang. Tapi kali ini, untuk cincin Jiyong, ia nekat. Ia nekat menyeburkan diri ke kolam renang untuk mencari cincin silver-merah itu. Cincin yang akhir-akhir menjadi penyemangat Dara, cincin yang selalu Dara jaga.

Dara bukan perenang yang baik. Sudah hampir beberapa menit perempuan itu menyelam kolam renang yang lebar ini dan mencari cincin kecil itu, tapi tidak ditemukan. Dara tidak menyerah walau tubuhnya sudah mulai kedinginan dan menggigil, ia harus menemukan cincin itu.

Tiba-tiba Dara merasakan seperti ada sengatan pada kakinya. Kaki Dara kram. Ia tidak bisa berenang selancar yang ia bisa. Dara pun mulai berteriak sekuat tenaga.

"To.... Tolong...!!" pekiknya sebelum dirinya akan tenggelam. Dara tidak bisa menggerakkan tubuhnya seperti yang ia mau, tapi ia berjuang sekuat tenaga agar kepalanya tetap berada di luar air, agar ia bisa bernapas.

"To.. Tolong...!!" sekali lagi Dara berteriak. Berharap ada yang mendengarnya, di mana penjaga kolam renang ini? Ini hotel ternama di Korea, bagaimana bisa tidak ada yang menjaga?

Saat Dara sudah tidak kuat lagi. Tubuhnya meluruh ke dalam air, walau samar-samar ia mendengar suara ceburan dari sisi kolam. Seperti ada seseorang yang masuk ke dalam kolam renang ini.

Dara hanya bisa itu bukan hanya ilusi semata.


*
"Dara.. Dara.. bangun..!!" Jiyong menepuk-nepuk pipi Dara, berusaha menyadarkan perempuan yang baru saja tenggelam di kolam renang itu. Lima menit sudah berlalu sejak ia menyelamatkan Dara, tapi dia belum sadarkan diri.

"Dara.. Sandara Park..!!" Jiyong melakukan semua usaha yang ia bisa, sampai akhirnya Dara mulai terbatuk-batuk dan mengeluarkan air dari mulutnya.

Jiyong menghela napas lega dan menepuk-nepuk punggung Dara. Membantu Dara mengeluarkan semua air dari dalam tubuhnya.

"Ji.. Jiyong."

Deru napas Jiyong sangat terasa di kulit Dara, ia melihat Jiyong berjongkok di hadapannya dengan kedua bola yang sangat tajam mengarah kepadanya.

Lovely AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang