**
Dara mengeratkan jaket yang ia pakai. Cuaca malam ini terasa dingin di kulitnya karena memang tubuhnya yang sedang tidak enak badan.Jika bukan karena Jiyong yang sedang syuting iklan di rooftop sebuah gedung paling tinggi di Seoul, Dara tidak akan berada di tempat outdoor di malam hari, di saat tubuhnya sedang tidak baik.
"Jinjaa, apa yang harus aku lakukan?" Dara menggigit bibir. Ia benar-benar harus melawan udara dingin dengan tubuh tipisnya yang walau sudah memakai baju lengan panjang dan jaket tebal tetap terasa dinginnya.
"Dara, minum Jiyong!" teriak Soonho dari salah satu sudut.
Dara mengangkat wajah dan melihat Soonho yang menunjuk ke arah Jiyong yang berdiri menyender di sudut yang lain. Sepertinya syuting sedang break dan Dara sampai tidak menyadarinya.
Tanpa menjawab, Dara mengambil dua botol minuman di atas meja dan membawanya ke tempat Jiyong berada. Setelah berada di dekat Jiyong, Dara mengulurkan botol itu yang langsung diterima oleh pria itu.
Dara langsung memalingkan wajahnya dan memandang ke Rooftop ini yang memang sudah di dekor sedemikian rupa, ia tidak memperhatikannya sedari tadi karena sibuk dengan Jiyong dan juga asmanya yang masih kumat. Tanpa sadar Dara membuka tas yang ia selempang, mengambil ventolin, dan langsung menghirupnya beberapa kali. Perempuan ini tidak menyadari Jiyong memperhatikannya, lalu Dara masukan lagi ventolin itu ke dalam tas.
Dara kemudian menarik napas dalam, dan menghembuskannya perlahan. Tangannya ia letakkan di depan dada, merasakan napasnya yang masih sedikit tidak teratur.
Jiyong menarik lengan Dara yang membuat tubuh itu berbalik dan menghadapnya. Dara mengerutkan kening, ada raut kaget di wajahnya.
"Apa?" tanya Dara.
"Asmamu masih kumat?"
Nada suara Jiyong yang khawatir membuat Dara merasa bersalah karena ia tidak bisa menutupinya, ia lalu menggeleng kepalanya lemah.
"Jangan menipuku."
"Aku tidak."
Jiyong berdecak, kemudian menarik Dara lebih dekat ke arahnya. "Napasmu masih tidak beraturan Dara."
"Sudah lebih baik."
"Apanya yang lebih baik?!" Jiyong bertanya dengan nada jengkel.
Dara hanya tersenyum tipis.
Jiyong kemudian menarik tubuh Dara dan membawanya ke sudut yang lebih tertutup. Ada sofa dan sebuah meja di sana. "Duduklah."
Dara menolehkan wajah ke arah Jiyong, alisnya terangkat.
"Sebentar lagi selesai, kau istirahat saja."
"Tidak, tidak." Dara langsung menolak. "Aku baik-baik saja."
"Kau tidak."
"Berhenti seperti ini Ji."
"Seperti apa?"
"Bersikap baik di tempat yang tidak seharusnya seperti ini."
Raut wajah Jiyong berubah seketika. Ia tatap Dara lurus. "Apa maksudmu?"
"Jangan memanjakan aku." Dara berkata dengan kedua bola mata sayunya menatap Jiyong lekat. "Aku takut aku akan menjadi asisten yang tidak tahu diri nanti." suaranya lirih, membuat Jiyong tidak tahan.
"Kau sakit Park."
"Ne, tapi aku masih bisa bekerja."
Jiyong menghembuskan napas lalu menggertakkan giginya kasar, ia tatap Dara dengan dongkol. "Kau sangat keras kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Assistant
FanfictionG-Dragon frustasi. Sudah hampir 2 bulan ini dia mengganti asisten sampai 4 kali karena ternyata semua asistennya hanyalah fangirl yang menyamar untuk dekat dengannya. Sampai akhirnya Yang Hyun Suk membawakan asisten baru untuk seorang G-Dragon. Baga...